Happy reading!
Sorry for typos 🤪***
Seperti seseorang yang sedang dipermainkan—setidaknya mirip orang kena prank, Resyakilla mendengarkan dengan saksama penjelasan tidak penting yang dikatakan Jonathan padanya. Ia tau jelas kalau Jonathan sengaja melakukannya untuk membuatnya kesal. Ia sudah tau tentang pekerjaan Jonathan—kurang lebih. ia juga sudah kenal dengan rekan satu timnya—sekretaris : Retha, dan Asisten Pribadi : Adam. Satu lagi, asisten sekretaris : Wanda.
Selagi mendengarkan penjelasan tidak penting Jonathan tentang perkenalan dan apalah itu, Resyakilla bisa melihat wajah terkejut sekaligus menahan geli dari Retha maupun Wanda. Sedangkan Adam masih dengan wajah pokernya hanya menatapnya datar.
Perkenalan singkat yang nyatanya menjadi lama itu berakhir ketika mendekati jam makan siang. Resyakilla benar-benar ingin melarikan diri dari situasi awkward ini, tapi ia sebagai pemagang tidak bisa melakukan apa-apa selain menuruti ‘perintah atasan’.
“Sepertinya sudah waktunya jam makan siang, perkenalan cukup sampai disini. Untuk tugas kamu bisa tanyakan pada Adam.”
“Baik Pak. Terimakasih, kalau begitu saya pamit dulu.”
Resyakilla bangkit dari kursinya, berniat untuk undur diri, tapi tiba-tiba tangannya ditahan oleh Jonathan. Resyakilla menatapnya kesal, “Mohon maaf, Pak?”
“Kamu makan siang sama siapa? Kalau belum punya teman, makan siang saja sama-sama.”
Resyakilla tersenyum penuh kemenangan. Untung saja ia tadi sudah janjian dengan Vina! Kalau tidak, bisa berlanjut penyiksaan perlahan ini.
“Maaf Pak, tapi saya sudah punya janji bersama teman saya. Jadi mungkin lain kali jika bapak berniat untuk mentraktir saya.” Ucap Resyakilla diimbuhi dengan senyuman paksa.
Jonathan mengerut, “kamu sudah punya teman? Siapa? Perempuan? Laki-laki?”
Resyakilla tidak menjawab. Ia langsung keluar dari ruangan sesaat setelah Jonathan melepaskan tangannya.
Resyakilla berjalan menuju tempat duduknya yang dekat dengan Adam. Resyakilla mengeluarkan ponselnya, sebuah pesan masuk dari Vina. Sepertinya Vina sudah menunggunya, Resyakilla segera mengetikkan balasan.
“Makan siang sama siapa?” tanya Adam.
Resyakilla menoleh, ia tersenyum “Oh kebetulan saya sudah ada janji makan siang bersama teman saya, Pak?” Resyakilla agak ragu untuk mengimbuhkan embel-embel 'Pak' di depan nama Adam.
Adam menyernyit saat mendengar itu. “Apa itu tadi?”
“Aturan hiererarki jabatan harus dijunjung. Saya diajarkan seperti itu oleh Pak Jonathan.” Jelas Resyakilla.
Resyakilla bisa melihat Adam menahan tawa, “Tidak perlu seformal itu sama saya. Biasa saja.”
Resyakilla mengangguk setuju. “Ya, tapi kalau kita sedang berdua. Kalau ada orang lain bisa bahaya.”
“Makan siang bareng Ca?” tanya Retha yang sudah muncul dihadapan mereka.
Resyakilla memasang wajah sungkan, meminta maaf, “Maaf aku tadi udah janjian makan sama temenku di divisi sebelumnya. Nggak enak kalau dibatalin, besok kali ya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire Marriage Partner
Literatura FemininaResyakilla tau kalau suaminya itu pendiam, emotionless, kaku, moody, galak, tidak bisa disentuh. Segala aspek yang dimiliki suaminya berkebalikan dengan laki-laki idamannya. Tapi disisi lain, suaminya juga merupakan manusia yang disiplin, bertanggun...