For still waiting the story
Happy reading ❤***
Resyakilla duduk malas di salah satu kubikel perpustakaan fakultasnya. Sedang disisi berseberangan yang berbatasan dengan sekat kaca, Lukas dan seorang adik tingkat sedang duduk seolah sibuk mendiskusikan sesuatu. Cih! Jadi ini maksud Lukas tadi. Ia ada janjian untuk bertemu dengan adik tingkat yang katanya hendak membahas proker BEM yang akan mereka tangani bersama.Bisa ia temukan wajah bahagia Lukas dilihat dari cengiran lebarnya. Ia juga terlihat handal saat menjelaskan tentang segala sesuatu hal itu. Sesekali mereka akan berbagi senyum dan pandangan. Ah... Romansa perkuliahan ini membuat Resyakilla jengah! Buku pengantar skripsi dihadapannya mendadak terasa sama menjemukannya untuk Resyakilla. Ia menutup buku itu dengan kasar lalu mengembalikannya ke rak mengabaikan beberapa pasang mata yang tiba-tiba menatapnya aneh.
Ia berjalan melenggang keluar perpustakaan mengabaikan tatapan bertanya-tanya Lukas yang mengikuti langkahnya.
Belum sampai jauh melangkah keluar dari perpus, sebuah pesan masuk ke whatsapp nya.
Lukas Rashad : Jangan pergi jauh-jauh. Tungguin, paling setengah jam selesai.
Resyakilla geram. Sudah hampir empat puluh menit ia habiskan bosannya di perpustakaan, tapi Lukas bilang harus menunggu tiga puluh menit lagi?
Resyakilla segera mengetikkan balasan.
Resyakilla Kirana : 15 menit atau gue cabut duluan.
Resyakilla memasukkan ponselnya ke saku tas. Ia berjalan keluar gedung perpustakaan. Sinar matahari sore langsung menyoroti wajahnya. Ia berjalan menuju parkiran. Banyak mahasiswa yang melangkah bersamaan dengannya. Parkiran terlihat ramai tapi tidak sampai sesak. Memang seharusnya kuliah sore sudah berakhir sepuluh menit yang lalu.
Resyakilla mengedarkan pandangannya, mencari tempat duduk kosong yang ada disana. Banyak diantara tempat duduk itu tengah diduduki mahasiswa lain yang melakukan aktivitas mereka, baik mengerjakan tugas, bersenda gurau, ngerumpik, dan lainnya. Benar-benar menyenangkan mengamati pandangan yang seperti ini.
Resyakilla melangkah lagi, mencari tempat duduk lain yang mungkin masih tersisa. Saat berjalan belum terlalu jauh, matanya menangkap sebuah sosok yang terlihat familiar dimatanya. Sosok itu tengah berdiri bersandar disamping pintu mobilnya dengan tangan terlipat didada, menggunakan kemeja yang masih sama seperti yang dipakainya tadi pagi. Bedanya, laki-laki itu menggunakan kacamata hitam untuk melindungi wajahnya. Bahkan saat mata itu tertutup kacamata hitam Resyakilla masih bisa mengenalinya.
Resyakilla berjalan mendekati manusia itu. Ia menyernyit, karena adanya kumpulan mahasiswi yang ada di sekitar sana. Resyakilla juga melihat banyak yang mengeluarkan ponsel mereka dan diam-diam mengambil gambar manusia itu. Bak model saja!
Kurang beberapa langkah, Resyakilla melihat mahasiswa senior yang ia tau jurusan administrasi dengan rok span datas lutut serta kemeja v neck menghampiri manusia itu. Resyakilla bisa langsung tau dari penampilannya saja kalau itu adalah Bianca, seniornya yang terkenal sebagai ratu kecantikan yang memiliki sifat bak penyihir. Genit, manja, penggoda, dan selalu memanipulasi keadaan. Dulu saat maba, Resyakilla pernah bermasalah dengannya, jadi sampai saat ini Resyakilla tidak melupakannya. Ah, dia dulu juga pernah mendekati Lukas. Untung saja Lukas sudah ia minumi obat penawar hingga tak terkena racunnya.
Resyakilla mengamati dari kejauhan interaksi keduanya. Ia bisa melihat sepertinya Jonathan tidak begitu tertarik dengan Bianca itu. Tanpa ia sadari senyuman terbit di bibirnya yang mungil. Resyakilla berjalan mendekati mereka, langkahnya terasa begitu ringan seolah ia sedang berjalan di atas awan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionaire Marriage Partner
ChickLitResyakilla tau kalau suaminya itu pendiam, emotionless, kaku, moody, galak, tidak bisa disentuh. Segala aspek yang dimiliki suaminya berkebalikan dengan laki-laki idamannya. Tapi disisi lain, suaminya juga merupakan manusia yang disiplin, bertanggun...