Episode 2-1. 7.1

119 43 183
                                    

Rombongan satu keluarga telah tiba di sebuah gedung hotel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rombongan satu keluarga telah tiba di sebuah gedung hotel. Mereka berencana liburan di LA. Mereka sibuk menurunkan diri dan barang-barang mereka. Terdiri dari seorang ayah dan ibu, seorang anak lelaki dan adik perempuannya. 

"Ini jauh lebih bagus dari tempat kita menginap semalam," seru si anak laki-laki dengan gembiranya.

Lalu ayahnya menimpali, "Dan di tengah semua yang ingin kita lihat di sini."

"Disneyland?" Si anak perempuan tidak sabar ingin segera berekreasi.

"Itu agak jauh," kata sang ayah. "Tapi Harry Potter ada di balik bukit itu." Sambil menunjuk bukit-bukit yang tidak jauh dari hotel bintang lima tersebut.

"Yey!" seru si anak perempuan. "Aku mau tongkat sihir!"

Kedua anak itu berlari masuk ke dalam lobi hotel. Mereka antusias dengan liburan ini.

"Apa kita bisa membayar ini?" tanya sang ibu.

"Aku memakai poin yang kita simpan sejak sebelum Kat lahir," jawab suaminya. "Tenang."

Mereka berdua pun segera menyusul kedua anak.

*

Di dalam lobi, telah ada banyak sekali orang. Salah satunya adalah Katrina dan seekor anjing terrier kelabu. Di hotel ini ada peraturan dilarang membawa hewan peliharaan. "Dia anjing yang menyokong perasaanku." Wanita itu sedang membujuk petugas yang menahannya. "Dengan melarangku masuk, artinya kau sudah melanggar hukum federal dan membuatku terancam kena serangan panik."

Anjing betinanya yang memakai pita merah di kepalanya itu menyalak.

*

Ada juga sekelompok tim pemain basket SMA yang hendak bertandang dalam turnamen melawan salah satu klub Los Angeles.

Pelatihnya mengatakan, hadiah untuk pemenang sangat besar. "Hadiah turnamennya adalah wisata Kejuaraan Regional di Reno. Hadiah kalah di babak pertama adalah makan panekuk sebanyak yang kalian bisa." Tentu saja yang terakhir adalah candaan. Sehingga mereka semua tertawa. "Silakan turun ke restoran, aku akan check-out untuk kita."

Salah satu dari mereka adalah pemain hebat.

"Pickens, ikut denganku." Phil, sang pelatih memanggilnya. Mereka berpisah dari yang lain dan membicarakan sesuatu. "Perekrut dari Duke akan menemuimu saat kita kembali."

"North Carolina?" Pickens seolah sudah mendengar kabar ini. "Entahlah. Setelah melihat kampus di UCLA..."

"Maksudmu yang penuh dengan gadis California?" goda sang pelatih. "Tidak ada ruginya mendengar apa kata Duke, Stanford, dan sekolah top lainnya yang ingin merekrutmu."

"Terserah padamu, Pak," kata Pickens.

"Anak pintar," puji Phil. "Apa moto kita?"

Dengan lancar, Pickens berkata, "Hati sang juara."

118: The Help Is ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang