Episode 25: Seize The Day

4 1 0
                                    

"Sulit dipercaya aku terbujuk Ibu untuk melakukan ini," gerutu seorang gadis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sulit dipercaya aku terbujuk Ibu untuk melakukan ini," gerutu seorang gadis.

"Aku ibumu," kata wanita paruh baya di sampingnya. "Aku bukan membujukmu, tapi menyuruhmu." Mereka hendak melakukan terjun payung. "Karena Ibu menjalani persalinan selama 18 jam, kau harus patuh."

Setelah memakai semua perlengkapan pengaman, mereka keluar dari ruang ganti menuju landasan awal.

"Itu tidak berarti aku harus terjun bersama Ibu dari pesawat dengan ketinggian 30.000 kaki," protes si gadis.

"Yang benar saja." Ibunya mengoreksi. "Maksimum hanya 15.000 kaki." Mereka sudah hampir tiba di landasan. "Kita sudah sepakat untuk habiskan lebih banyak waktu bersama."

"Terjun dari pesawat bukan aktivitas ibu dan anak, tapi bertaruh melawan gravitasi," seloroh sang anak mengandung protes.

"Lizzy, ini penting bagi ibu," ujar ibu bernama Florentina itu. "Hidup itu singkat. Kita harus bersikap berani dalam menghadapi hal yang sulit."

"Kondisi ayah yang sekarat membuat Ibu jadi aneh," kata Lizzy.

"Ibu tidak punya cucu untuk bisa menyibukkan diri," sindir Florentine pada putrinya yang masih melajang. "Ibu penasaran apakah instruktur itu lajang." Ia menunjuk instruktur terjun payung di depan mereka.

Obrolan itu berakhir ketika mereka berdua harus naik ke pesawat jenis Twin Otter, yaitu pesawat bermesin ganda yang sangat populer dan umum digunakan untuk operasi terjun payung.

"Kita hampir mencapai ketinggiannya!" seru instruktur terjun payung bernama Stefan. "Kalian siap?"

Dengan semangat, Florentine menyahut, "Siap! Saatnya meraih hari ini!"

Palka belakang pesawat mulai terbuka. Memperlihatkan pemandangan angkasa yang terdiri dari birunya langit siang dan samudera awan.

"Baiklah, Nona-nona!" komando Stefan. "Aku akan menghitung mundur."

Tiba-tiba, pesawat mengalami turbulensi yang menimbulkan guncangan. Kepala Stefan terbentur langit-langit pesawat dan ia jatuh pingsan tepat di bibir palka.

Lizzy memekik karena terkejut. Ia dan ibunya melihat tubuh Stefan hampir merosot turun. Mereka berusaha meraihnya. Namun, tubuh Stefan akhirnya terseret angin, keluar dari pesawat. Namun tidak langsung jatuh, karena parasutnya tersangkut pada kisi-kisi bangku di dalam pesawat.

 Namun tidak langsung jatuh, karena parasutnya tersangkut pada kisi-kisi bangku di dalam pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
118: The Help Is ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang