Episode 24. Christmas Spirit

5 0 0
                                    


Banyak sekali mobil berhiaskan karangan bunga Natal di depan kapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Banyak sekali mobil berhiaskan karangan bunga Natal di depan kapnya.

Kemudian pengemudi mobil berwarna merah melongokkan sedikit kepalanya keluar jendela. "Permisi, aku..." Tempat parkirnya direbut orang lain setelah ia menunggu cukup lama. Tetapi orang-orang tidak peduli. Ia sedang berada di parkiran sebuah supermarket.

Bahkan ketika memasuki supermarket, wanita berambut merah ikal itu dibuat kesal dengan sikap orang-orang yang tidak mau gantian. Mereka saling menabrak dan mendului di pintu.

Bukan cuma itu. Pegawai supermarketnya juga agak menyebalkan.

"Permisi, aku mencari semacam bebek yang bisa menari..." Belum usai wanita itu mendeskripsikan barang yang dicari.

Pegawai itu langsung menunjuk ke satu arah. "Barang promo nomor 7."

"Nomor 7." Wanita itu menoleh ke arah yang ditunjuk. "Baiklah." Saat berbalik, ingin tanya lagi, pegawai itu sudah pergi. Ia terpaksa mencari sendiri.

Memang, barang yang dicari itu sedang promo besar-besaran. Ketika menemukan rak yang dimaksud, sudah banyak orang berlarian, berebut ingin segera sampai duluan. 

Wanita bernama Rachel itu menangkap satu barang terakhir. Namun tiba-tiba seorang pria merebutnya.

"Aku dapat yang terakhir!" seru pria berkacamata itu.

"Apa?" Rachel kesal. Sudah habis kesabarannya hari ini. Ia mengambil sesuatu dari dalam tasnya, lalu memanggil pria itu dengan berteriak marah. "Hei!"

Saat pria itu berbalik, Rachel langsung menyemprotnya dengan semprotan merica. Pria itu kesakitan dan roboh. Mainan yang didapatnya barusan hampir direbut seorang wanita berkulit gelap. Rachel menyemprotnya juga.

Seorang pria lain hendak melerai. "Itu cukup!" 

Tetapi Rachel terlanjur kesal, pria ini kena semprotan juga. Bahkan semua orang yang ada di sekitar sana. Pria, wanita, tua, muda. "Menjauh dariku!" teriak Rachel sambil menyemprot mata mereka. "Ada apa dengan kalian semua? Natal tidak seharusnya seperti ini! Kalian binatang!"

Tiba-tiba datang seorang pria dengan suara berat. "Diam di sana! Angkat tanganmu di tempat yang terlihat."

Rachel langsung menurut dan tidak bergerak.

"Aku mau kau menyerahkan semprotan lada itu," kata pria tersebut.

Rachel berbalik dan melihat seorang berpakaian Sinterklas. "Dengar, Sinterklas..." Ia berusaha menjelaskan. "Aku cuma mau Dancing Dapper Duck untuk anakku. Hanya itu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
118: The Help Is ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang