Episode 7. Buck, Actually

101 29 164
                                    

Malam itu, Buck mengobrol dengan kakaknya, Jean. Mereka sama-sama baru pulang kerja. Buck menceritakan soal Ariana. Berharap sang kakak punya solusi yang bisa Buck lakukan untuk sahabatnya itu.

"Itu menyakitkan, Buck," kata Jenny. "Aku wanita. Aku memposisikan diri sebagai Ari, dan aku bisa membayangkan betapa terlukanya dia. Bagaimana ya menghiburnya? Kurasa ini akan sulit. Apalagi mereka akan selalu bertemu setiap hari. Sudah hebat, dia tidak sampai melarikan diri dari masalah. Dia menghadapi Ryan dengan wajah tegar, seperti yang kau bilang. Itu tidak mudah."

Buck terdiam. Ia ingat bagaimana tangis Ariana pecah siang itu. Dia melihat Ryan dan Tina berciuman di depan sekolah. Padahal tadinya, Ryan ingin menegaskan soal hubungan mereka di depan wanita itu. Tetapi keesokan harinya, Ariana datang ke markas dengan wajah ceria, tersenyum, tapi terkesan menjauhi Ryan. Tidak perlu menjelaskan pun, semua orang jadi tahu kalau ada masalah di antara mereka berdua. Ternyata, Chimney juga sudah tahu. Buck miris melihat situasi ini.

"Buck, kau melamun?" Jenny memanggil sang adik.

Buck tidak terkejut saat ditegur. Ia mengungkapkan apa yang dirasakan. "Kau tahu, aku jadi kesal setiap melihat Ryan. Tetapi aku menahan diri. Kadang aku berandai, kalau aku yang punya kekasih seperti Ariana, sedikit pun tidak akan kusia-siakan apalagi sampai menangis. Kau tahu, dia gadis yang sangat baik, lucu, cantik, dan hebat. Sebagai sahabatnya, aku kagum. Kenapa dia harus merasakan sakit luar biasa seperti itu? Selama ini dia begitu bahagia dan ceria. Hatinya begitu luas menerima kekasih yang sudah punya anak. Dia pasti hancur, saat tahu posisinya hanya sebagai selingkuhan."

"Kenapa jadi kau yang emosi? Ayo, mengaku! Kau suka Ariana?" Pertanyaan Jenny seperti tembakan maut yang tidak bermata. Langsung tepat sasaran di lubuk hati Buck.

"Sejak awal, aku suka dia." Buck berterus terang. "Agak menyedihkan saat tahu mereka berpacaran. Tetapi kutahan. Aku hanya ingin melihat dia bahagia. Ternyata..." Ia tidak sanggup meneruskan kata-katanya sendiri.

"Kau harus mengungkapkan padanya," ucap Jenny. "Siapa tahu, kehadiranmu bisa mengobati luka hatinya. Memang, salah satu obat patah hati adalah dengan punya pacar baru. Kau akan berjasa besar dalam hal ini."

Buck terdiam. Berpikir. Apakah tidak apa-apa?

🚒🚒🚒🚒🚒🚒🚒

Berita pagi menayangkan sebuah drama yang terjadi di jalan bebas hambatan, yang seharusnya melancarkan arus lalu lintas di sana. Drama tersebut menyebabkan lalu lintas jadi sangat macet.

"Jika Anda baru bergabung, lalu lintas pagi padat di Five pagi ini," sambut seorang pembawa acara pria pada berita di televisi, tepatnya saluran News 8.

Kemudian, rekannya yang wanita berkata, "Kita sudah terhubung dengan Taylor Kelly reporter saluran News 8, yang sudah ada di lokasi. Taylor?"

Taylor Kelly sudah berada di lokasi, di bawah jembatan layang jalan TOL. "Lalu lintas di pintu keluar ini, sudah terhenti sejak 10 menit lalu. Tapi CHP mengatakan antreannya mencapai 1 mil. Apa penyebabnya?" Lalu ia menunjuk seorang wanita yang berdiri di pijakan palang jalan berwarna hijau. "Wanita ini. Kami belum tahu namanya, tapi kami tahu dia berusaha mencari perhatian seseorang bernama Norman. Unit reaksi cepat baru tiba di TKP."

Wanita itu memasang spanduk bertuliskan 'Lihat aku, Norman!'. Ia tampak tidak tenang dengan mondar-mandir di pijakan palang jalan yang cukup tebal dan kuat itu.

118: The Help Is ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang