Episode 5. Dosed

69 18 98
                                    

Beberapa anggota tim 118 sedang libur. Mereka membantu Jenny mempersiapkan rumah barunya. Ada Buck, Chimney, Ryan, juga Ariana.

Chimney baru turun dari tangga setelah memasang kamera CCTV di sudut ruangan. "Baiklah, keamanan di rumahmu sudah sangat canggih."

Jenny yang berada di lantai dua segera turun.

"Menurutmu ini berlebihan?" tanya Jenny. Tentu saja itu pertanyaan yang normal. Karena tidak banyak rumah pribadi dengan kamera CCTV di setiap sudutnya.

"Dengan 3 pendeteksi gerak di ruang keluarga?" Chimney membantunya berpikir. "Tidak jika ingin mencegah Tom Cruise, untuk mendapatkan daftar NOC." Ia sadar, Jenny tidak paham yang ia bicarakan. "Mission Impossible," jelasnya, menyebutkan sebuah judul film. "Kau tidak tahu?"

"Maaf, belum nonton," kata Jenny, yang memang tidak terlalu suka nonton film.

"Lucu sekali," kata Chimney. Padahal itu film terkenal.

Buck, Ryan, dan Ariana berada di luar.

"Mungkin coba dengan bongkar pintunya?" tanya Buck. "Atau perlu pakai alat hidrolik?"

"Tidak perlu!" sergah Jenny. Ia tahu, Buck mau melindunginya, tapi tidak berlebihan juga. "Pasti muat. Aku ukur sampai dua kali. Apa tidak bisa diputar saja?"

"Kalau begitu pizza-nya tumpah," kata Buck.

"Kalian letakkan pizza di sofa baruku?" tanya Jenny.

"Sofanya masih dibungkus plastik," kata Buck, yang merasa itu bukan masalah besar.

Lalu Jenny mengambil pizza dan membawanya masuk. "Maaf, tadi kau sedang menunjukkan cara kerja aplikasi keamanan."

Chimney mengerti. Lalu ia melanjutkan. "Kau bisa memeriksa semua dari sini." Ia menunjukkan tampilan di ipad. Tampak kamera CCTV di pintu merekam Buck dan Ryan yang saling bantu mengangkat sofa ke dalam rumah. "Lakukan dengan benar!" serunya. Ia kembali melanjutkan untuk Jenny. "Kau juga bisa lihat dari ponsel jika sedang tidak di rumah."

"Hebat!" Jenny jadi kagum dengan cara kerja sistem keamanan ini. "Jika aku dengar ada suara aneh tengah malam aku tidak harus bangun melihat ternyata itu hanya hal konyol." Lantas ia melihat kedua pemuda itu sudah membawa sofa masuk ke dalam rumah. "Terima kasih sudah menolongku di hari libur kalian."

"Tenang saja, Jen, mereka ini sangat bisa diandalkan," kata Ariana.

"Benar, tidak perlu sungkan," tambah Ryan. "Di mana piringnya?" Ia berniat akan bantu menyajikan pizza.

"Biar aku saja, Sayang," kata Ariana, lantas mengambil alih pizza dari tangan Jenny.

"Piringnya di atas meja dapur," jawab Jenny.

Ariana segera membawa pizza itu ke dapur. Rupanya Ryan mengikutinya.

"Bir?" tanya Chimney.

"Kulkas, di dapur juga," jawab Jenny.

"Cerdas!" kata Chimney.

Buck melihat itu.

Tidak disangka, Jenny melontarkan pujian. "Dia sangat manis."

"Memang," ucap Buck, mengira pujian itu ditujukan pada Ariana. "Banyak yang bilang seperti itu."

"Apa? Chimney sudah punya anak?" Jenny terkejut.

Benar saja, memang ada kesalahpahaman. Jenny sedang memuji Chimney.

"Tidak," kata Buck segera meluruskan. "Aku pikir..." Jenny meninggalkannya. "Chimney?" Ia heran. Sejak kapan mereka berdua saling memuji?

118: The Help Is ComingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang