PART DUA

654 95 10
                                    

Typo ada di mana mana 🔥
Kalo aku ada typo jangan lupa komen ya nanti aku perbaiki.
Jangan lupa follow+comen and share ya.

Happy Reading








Di pagi hari tepatnya pada jam setengah sembilan pagi Rania beserta vivian berjalan di bandara serta banyaknya orang yang berlalu-lalang, tangan kanannya membawa koper, Pergi dengan sendiri pulang juga dengan sendiri, Rania tidak mempunyai orang tua dia adalah anak dari panti asuhan yang terletak di Indonesia tepatnya di kota Jakarta.

"Ran Lo hati hati ya di sana, jaga diri baik-baik, jangan sampai Lo ketemu sama  si brengsek itu lagi!" Ucap Vivi dengan nada kesal. Rania memang sudah menceritakan semua masalah hubungannya dengan Afgan!.

"Iya Vi makasih juga ya buat semuanya, kalau enggak ada Lo enggak tau deh selama ini gue tinggal di mana" Rania berkata sambil tersenyum kepada vivi.

"Aelah! santai aja kali, Lo kan sahabat gue Ran" Vivi berkata sambil memeluk Rania dengan sangat erat.

'Pemberitahuan kepada penumpang Pesawat CA agar menaiki pesawat karena pesawat akan take off kurang dari 10 menit lagi.'

"Lo juga hati hati ya, gue berangkat Vi" Ucap Rania melambaikan tangannya sambil membawa koper untuk naik ke dalam pesawat.

Vivian tersenyum sambil membalas melambaikan tangannya.

Setelah menempuh waktu selama duapuluh jam lamanya Rania sampai dengan selamat di bandara Soekarno-Hatta, keluar dari pesawat dengan menyeret kopernya sambil memperhatikan alamat apartemen yang akan dia tempati. Rania tidak sadar bahwa dia menjadi pusat perhatian, karena kecantikan alami yang dimiliki.

Rania keluar dari bandara dan menyetop taksi untuk membawanya ke apartemen yang akan dia tempati.

"Ini pak alamatnya" Ucap Rania sambil menyerahkan alamat yang berada di kertas kecil.

Sopir taksi itu mengambil secarik kertas yang di Serahkan Rania dengan tangan sedikit bergetar. Tidak lama kemudian supir taksi itu memberhentikan mobilnya dan menoleh kearah kursi penumpang belakang.

"U-udah sampai neng" Ucap sang supir dengan sedikit gugup.

"Ini pak uangnya, maksih ya pak" Sambil menyerahkan uang merah Rania keluar dari taksi. Sambil menatap supir taksi itu sedikit aneh. Tidak mau memikirkan hal itu Rania menepis pikirannya jauh-jauh.

Rania menyeret kopernya dan masuk ke apartemen yang akan di tempatinya. Tidak terlalu besar tidak juga terlalu kecil bahasa manusia nya sederhana.

--------

"Mau bermain-main hmm?" Ucapnya dengan nada suara yang sangat mengerikan.

Kali ini ia sangat menyiksa korbannya dengan sangat membabi-buta. Sang korban dengan wajah yang sedikit tampan itu sudah terlihat acak-acakan dengan luka di sekujur tubuhnya, bahkan lukanya terlihat sangat-sangat mengerikan. Sehingga sang korban sudah berusaha menarik nafas walaupun sangat tahu kalau waktunya bernafas tinggal beberapa menit lagi.

Pria itu menyiksa korbannya dengan sangat beringas dan sadis, gerakan terkahir terkahir ia menusuk tepat di jantung sangat korban.

"Dasar bajingan! berani sekali kau mendekati gadisku hehh!, Ck" Ucap sang pria dengan senyum miring ia adalah Afgan Mahendradatta. Orang yang sedang ia bunuh adalah orang yang mencoba mendekati gadisnya.

"Mati kau bajingan, MATI!" Afgan masih terus menusuk sang korban walaupun tahu bahwa sang korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

"Bereskan semuanya" Ucap Afgan sambil keluar dari tempat terkutuk itu. Melepaskan kaos tangan yang selalu ia pakai saat menyiksa para korban-korbannya.

Dreet dret dreet

Langkah kaki Afgan terhenti saat mendengar bunyi handphonenya yang terletak di saku jas mahalnya.

"Katakan!" ucap Afgan dengan nada kesal bercampur amarah.

Di seberang sana tepatnya sang penelepon bergetar hebat dan langsung berkata "Nona Rania sudah sampai di Indonesia tuan."

Afgan melanjutkan langkahnya "bagus! tetap kirimkan foto gadisku dan jangan lupa tetap awasi dia dan beritahu aku jika terjadi apa-apa kepadanya!" ucapnya.

Sang penelepon menjawab dengan wajah pucat di seberang sana "Baik tuan."

Afgan langsung mematikan sambungan telponnya dengan wajah tersenyum miring lalu berkata "Aku sangat merindukanmu sayang cepat lah masuk-"

"perangkap ku" lanjutnya menyeringai sambil lanjut berjalan dengan masih mempertahankan senyumnya.

Afgan memang mempersiapkan rencana untuk Rania entahlah apa rencananya hanya dia dan Tuhan yang tahu.

----------

Di dalam apartemen yang sederhana Rania sedang membereskan pakaiannya untuk di masukkan ke dalam lemari.

"Njirr, capek banget!" Bergerak mencium badannya.

"Mandi dulu deh" Ucapnya lagi lalu bergegas membersihkan dirinya. Setelah beberapa menit di kamar mandi, Rania keluar dari sana dengan wajah yang kelihatan sangat segar.

"Seger banget" Ucapnya sambil berjalan menuju lemari untuk memakai pakaiannya.

Selesai semuanya Rania merebahkan dirinya lalu bersiap menuju ke alam mimpi, sambil membayangkan hal-hal baik apa yang sedang menunggunya, karena sangat kelelahan seharian ini ia menutup mata dengan sempurna menuju alam mimpi.


Masih kek membosankan gak sihh? aku juga ngerasa kek gitu kok🥺, di jamin part part selanjutnya lebih seru!!

Jangan lupa follow+comen vote
Aku butuh banget dukungan dari kalian guyss😭
Bantu vote ya dengan menekan tombol bintang di pojok kiri bawah 🙏.
Terimakasih semuanya 🧡

See you 🖐️

TBC

Selasa, 03 Agustus 2021

AFGAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang