PART SEMBILANBELAS

240 34 6
                                    

Langsung aja yukk!!

happy Reading










Semua penghuni Mension menegang termasuk keluarga Mahendrata sendiri, Afgan berdiri dengan kaku di sana sebelum Rania kembali melanjutkan ucapannya menghentikan ketegangan yang terjadi sesaat.

"Aku tidak mau menolaknya" lanjutnya kearah Afgan dan tersenyum manis tanpa memperhatikan ketegangan yang sempat terjadi.

Afgan yang mendengar itu tersenyum lalu mengeluarkan cincin yang berada di saku jas mahalnya.

Cincin yang berwarna silver terlihat sangat sederhana tapi siapa yang mengetahui bahwa cincin itu mempunyai harga 12 miliyar?, apa yang membuat nya mahal? yaitu berlian diamond yang terdapat di cincin itu yang di produksi hanya 1 di dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cincin yang berwarna silver terlihat sangat sederhana tapi siapa yang mengetahui bahwa cincin itu mempunyai harga 12 miliyar?, apa yang membuat nya mahal? yaitu berlian diamond yang terdapat di cincin itu yang di produksi hanya 1 di dunia.

Afgan memasang kan cincin di jari manis gadisnya lalu bergantian Rania yang memasangkannya, Afgan lanjut mencium kening gadis nya, suara riuh tepuk tangan langsung menggema di mension itu.

Rania langsung tersadar sejak kapan banyak sekali tamu di sini?.

"Gan kamu ngundang orang?" tanyanya malu. lalu mengedarkan pandangannya matanya langsung menangkap ribuan orang di sana, ia kan jadi malu, mana bajunya pake baju kantor lagi!.

"Iya dong sayang, kamu yang gak sadar karena sibuk merhatiin aku" ucapnya pede.

"Ayo kita ke mama sama papah" lanjutnya menggandeng tangan gadis nya.

Lalu Rania bergerak untuk berjalan tapi-.

"Awshhh" Rania meringis pelan.

"Sayang kenapa?" ucap Afgan lalu melihat darah mengering dan terlihat ada darah baru di lutut gadisnya.

"Sayang lutut kamu, ayo aku obatin dulu!" lalu mengangkat Rania ala bridal style di depan ribuan orang.

Rania yang merasa semua orang memperhatikan nya merasa sangat malu, lalu lanjut menutup wajahnya.

Afgan berjalan menuju sofa lalu mendudukkan Rania di sana sedang ribuan tamu itu melanjutkan pekerjaan masing-masing seperti bergosip,makan dan minum.

"Hati-hati sayang" ucap Afgan meletakkan Rania di sofa lalu menyuruh maid untuk mengambil kotak p3k.

Carisa dan ales berjalan mendekati Rania yang sedang meringis lalu berkata.

"Kok bisa kayak gini sih sayang?" ucap carisa dengan nada khawatir.

"Tadi pas mau kesini aku sempat jatuh, karena aku kira Afgan kenapa-napa tadi" ucapnya polos.

Carisa yang mendengar itu merasa bersalah "maafin mamah ya?,salahkan Afgan yang udah buat rencana ini" ucap carisa menunjuk Afgan.

"Enggak apa-apa kok ma" ucap Rania lembut lalu memegang tangan carisa.

Tak lam setelah itu maid datang membawakan kotak p3k Afgan mengobati Rania dengan teletan.

"Awshh!gan jangan di tekan" ucap Rania cemberut setengah meringis.

"makanya jangan banyak goyang, lagi di obatin juga" ucap Afgan sambil mencolek hidup gadis nya dengan gemas.

"Karena kamu ngobatinnya enggak pake hati!" ucap Rania kesal.

"Kan hati aku udah ada di kamu sayang" rayunya dengan senyum manis.

"Enggak usah ngegombal!, Obatin yang bener" tegas Rania.

Carisa dan ales mendengar perdebatan kecil anaknya dan calon menantu nya itu tersenyum haruh.

"Kamu jug-" perkataan Afgan terpotong saat ales memotong ucapannya.

"Afgan! Kamu obatin dulu tunangan mu, Nanti bercanda nya" ucap ales, Afgan memang sangat berubah saat bersama keluarga dan kekasihnya eh ralat sudah menjadi tunangan.

Rania yang mendengar pembelaan dari ales mencibir kan lidah nya kearah Afgan.

"Wleee" ucap Rania dengan menjulurkan lidahnya.

"Kamu tunggu pembalasan aku nanti!" Rania yang mendengar perkataan Afgan itu langsung bungkam seketika.

Selesai mengobati lutut Rania Afgan langsung mengantarkan Rania menuju kamar karena belum mandi sepulang dari kantor.

"Ma, pa, aku ke kamar Afgan dulu ya, mau mandi bentar" ales hanya mengangguk mengiyakan sedang carisa langsung berkata "jangan berbuat yang iya iya, kalian masih belum sah!" dengan sedikit tegas carisan mengatakan itu.

"Iya ma, enggak kok" ucap Afgan setelah mengangkat Rania ala bridal style.

"Enggak mungkin enggak" lanjutnya dalam hati.

"Gan turunin di kasur aja" ucap Rania pelan, setelah sampai didalam kamar.

"Mau sekalian aku mandiin?, Supaya lutut kamu enggak kena air?" Afgan bertanya sambil meletakkan Rania di kasur empuknya.

Rania menabok pantat Afgan tadinya ingin menabok tangannya tapi salah sasaran.

"Ehh! maaf Gan enggak sengaja" ucap nya meminta maaf.

"Kamu ya!mau mancing apa gimana?" Afgan berjalan mendekat.

"Kalo kamu mendekat aku manggil mama sama papah nih!"ucap Rania dengan serius.

"Panggil aja paling di nikahin!" Afgan membalas ucapannya dengan senyum miring.

"Kalo gitu aku gak mau bicara sama kamu!" ucap Rania dengan muka yang semakin serius.

Afgan yang melihat muka Rania serius langsung menghentikan candaannya "iya sayang enggak!kalo gitu aku keluar ya,mau nyapa tamu dulu" ucap Afgan, apa nyapa tamu ngusir kali!, Mustahil sekali Afgan menyapa parah tamu, buang-buang waktu!.

"Iya jangan lupa tutup pintu" Rania pelan.

"Sayang kalo kamu mau aku bantu gosokin punggung belakang kamu, panggil aku ya!" ucap nya dengan sedikit candaan.

Sebelum singa mengamuk ia langsung berjalan menuju luar dengan cepat tapi masih terkesan sangat cool!.

"AFGAN!" teriak Rania menyisakan kesunyian karena Afgan sudah berjalan keluar.

Rania berdiri dengan sedikit tertatih lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Keluar dari kamar mandi dengan baju yang di dapat di dalam walk in closed, itu adalah baju saat Afgan masih SMA kelihatan sekali sangat kebesaran di tubuh Rania yang sangat kurus tapi masih sedikit tinggi dengan sedikit tambahan celana kebesaran Afgan.

"Masa aku keluar pake baju ini sih?" ucapnya gelisah.

"Bodoh banget sih kenapa gak nanya Afgan dulu coba!" lanjutnya menyesal.

Rania berjalan menuju pintu lalu membuka nya pelan, dan melihat ke arah bawah sudah kosong, kemana tamu itu pergi?.

Rania ingin berjalan kembali ke dalam kamar tapi suara seseorang mengejutkannya "nona?" ucap orang itu yang di yakini Rania adalah seorang pria.

Gimana?
Aku kek males gitu sihh, tips buat gak males.
Dasarnya orang malas ya, gak bakalan bisalah😭.
Makanya ramein kolom komen nya biar punya semangat buat nulis heheh🙏.
Jangan lupa vote dan komen ramein lapak nya ya🧡.
Aku Doble up loh masa votenya kurang😭.

See you 🖐️

TBC

Minggu.15.Agustus.2021.

AFGAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang