DUAPULUH ENAM

168 17 6
                                    

Ramein kolom komen nya, vote juga itu makin bagus
Tengkeyuuu 🧡

Langsung aja!!

Happy Reading






Afgan berjalan menuju kearah Kenzio yang yang sedang berdiri dengan wajah sedikit menunduk saat Afgan datang,  matanya menangkap Kenzio serta satu orang pria yang wajahnya sedikit ke bule-bulean jika dilihat dari bagian tubuh atau tatanan rambutnya, kalau di lihat dari wajahnya umurnya tidak beda jauh dari umur Afgan, mata Afgan langsung membulat saat melihat wajah orang itu, sepertinya Afgan merasa sedikit familiar?.

Afgan berdehem setelah duduk di kursi ruang tamu "ini yang bodyguard yang kau maksud?"

Kenzio melihat kearah orang itu lalu  kembali menunduk "iya tuan."

Afgan melihat dari bawah sampai atas, orang itu yang merasa di tatap mendongakkan kepalanya sedikit "kalau seperti itu percepat saja, Andi akan mengurus semuanya" katanya final setelah bergelut sedikit dengan pikirannya.

Andi yang merasa namanya disebut mendongak sedikit kearah Afgan "Baik tuan."

"Biodatanya letakkan di meja kerjaku nanti!, Aku akan memberitahumu kelanjutannya setelah aku membacanya, setalah kau mengurus masalh ini berangkat lah secepatnya!" Setelah mengucapkan itu Afgan melirik sedikit kearah orang yang belum diketahui namanya sekaligus yang akan menjadi bodyguard pribadi untuk tunangannya, lalu berjalan kearah ruang kerjanya,  hari ini Afgan memang terlalu lelah, tapi apa boleh buat ini adalah pekerjaannya, Karena memang jam masih menunjukkan pukul delapan malam. Afgan tidak makan malam gara-gara pekerjaannya yang terlalu menumpuk, beruntungnya karena tadi siang sebelum pulang dari kantor mereka singgah di restoran untuk mengisi perut.

Apa Andi tidak merasa kelelahan?, Diberikan pekerjaan sebanyak itu?, Tapi ia tidak boleh mengeluh karena itu adalah pekerjaannya, Andi sangat mengerti bagaimana sifat tuannya itu.

"Baik tuan" Ucap mereka dengan serempak.

"Ternyata semudah ini?"  Seseorang berucap dengan senyum andalannya setelah melihat kepergian Afgan.

----------

Di ruang Kerja Afgan tidak henti-hentinya membolak-balik kerja yang  tidak sesuai dengan keinginan.

"kenapa bisa hasil akhirnya seperti ini?"

Lalu mengambil berkas keuangan matanya langsung mencari pengeluaran yang dilakukan di perusahaan TC grup.

" Pengeluarannya Empat miliar?" Lalu mengambil berkas yang satunya untuk di cocokkan.

"Disini tertulis hanya dua miliar!, Ahh! Siapa yang akan bermain-main dengan ku kali ini?" Lanjutnya dengan senyum bak iblis.

Dreeett dreet

Ponsel yang berada di atas meja kerjanya berdering lalu tertera nama 'istri' tidak lupa dengan emoticon love. Afgan berdehem lalu mengangkat nya.

"Halo sa-"

"Kok kamu baru ngangkat telpon aku sih?" Semburat orang di seberang sana, dengan tutur kata yang sedikit kesal.

"Sayang, aku enggak lihat hp tadi, maaf ya?"

"Udah berkali-kali aku nelpon kamu tadi tapi cuma berdering enggak kamu angkat!, Aku khawatir tau enggak!"

"Hp aku silent tadi, maaf ya?" Afgan langsung membulatkan matanya setelah melihat banyaknya panggilan tidak terjawab dari gadisnya.

"Aku tuh khawatir sama kamu!, Pas di mobil juga kamu kayak banyak pikiran banget, aku cuma bisa mengingatkan walaupun seberat apapun pekerjaan kamu sesibuk apapun kamu, kamu enggak boleh lupa makan, kerja sih kerja tapi tubuh kamu juga perlu asupan serta istirahat!"  Rania berkata dengan panjang lebar.

"Perhatian banget sih, sayangnya aku" Afgan berkata dengan nada menggoda.

"Enggak usah ngegembel!"

"Itu ngegombal sayang!"

"Itu maksud aku, udah makan malam?, Jangan bilang belum."

Afgan yang mendengar itu menjadi ketar-ketir, apa ia harus berbohong demi keselamatan nyawanya?.

"Udah apa belum?" Rania kembali bersuara di seberang sana karena Afgan tidak mengeluarkan suara apapun.

"Udah sayang, aku makan banyak banget tadi."

"Kalau gitu aku tutup ya, udah jam sembilan mau tidur cepat."

"Selamat malam sayang."

"Dengan Ucapan yang sama" Rania berucap seperti itu lalu mematikan sambungan telepon, Afgan baru saja ingin protes tapi sambungannya sudah di matikan.

Afgan melihat layar handphone dengan sedikit senyum di sana.

Tok tok tok

"Masuk!"

"Ini tuan."

Andi meletakkan berkas atau bisa dikatakan biodata bodyguard pribadi untuk Rania.

"Kau boleh berangkat ke Amerika lebih dulu, aku mempercayaimu untuk mengurus masalah itu!"

"Baik tuan, saya akan berusaha!"

Setelah Andi keluar dari ruangannya, Afgan fokus untuk membaca biodata yang berada di depan matanya.

"Leo Dicaprio?" Gumamnya pelan, lalu matanya kembali membaca dengan teliti, sebenarnya Afgan sedikit tidak rela karena Leo seumuran dengannya bisa saja dengan hal ini pria itu akan mencari kesempatan untuk mendekati gadisnya, Afgan tidak akan menerima itu!, tidak akan!. Tapi apa boleh buat tidak ada lagi waktu untuk mencari bodyguard baru, Afgan harus mengesampingkan rasa egonya kali ini.



Yuhuuu Lia kembali, vote dan komen jangan lupa!.
Terimakasih 🧡

See you

TBC

Senin, 06 September 2021

AFGAN [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang