O31

2.2K 253 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"

Jav, lu barista ya, kita mau adain bazzar kopi aja"

Javier menukikkan alisnya setelah mendengar ucapan ketua kelasnya, Hani.

"Lah, gua doang? Apran join gak?"

Merasa namanya dipanggil, Havran yang duduk disebelah Javier menukikkan alisnya dan menggeleng.

"Gak gak dah, gak paham kopi anjir, mau lu kopinya gua pakein luwak whit*coff**?"

"Saddrac ikut, Jav"

Javier tampak menimbang nimbang sejenak, kalo jaga bazar nanti dia gak bisa liat pujaan hatinya tampil dong, ditambah nanti dia juga harus siap siap perform.

"Tambahin 1 lagi, gua harus perform sama liat Ace tampil"

"Bucin banget sat," Celetuk Hagar, Javier menanggapi ucapan Hagar dengan lirikan malasnya.

"Sirik aje lu kang ghosting"

"Bacot! Yaudah dah, gua join"

Javier mengancungkan ibu jarinya pada Hagar, sembari tersenyum lebar, "Nah gitu! Itu baru temen gua, gak kayak Apran"

"Cukup tau aja, Yer, utang gua gak gua bayar"

Javier menukikkan alisnya heran, "lah kan kita saling utang mengutang, kalo lu gak bayar, ya gua juga kagak"

"Anjing, bener juga, mana banyakan utang lu"

Javier tersenyum bangga sembari menaik-turunkan alisnya pada Apran. Yang malah membuat beberapa siswi di kelasnya meleyot.

Muka flirty Javier emang gak ada yang bisa nolak.

"Bapaknya sultan, anaknya demen ngutang, blasteran miskin lu." Hagar kembali berceletuk.

"Lu gatau aja Javier kan remaja jompo, apa juga dia lupa, termasuk bawa dompet pas nongkrong"

"Berisik pran, jangan bongkar aib, gua bongkar aib lu yang pernah godain bi Siti"

Nanggara triplets || Na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang