O9

3.5K 485 23
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Cklek

"Wah! Kak Javien udah pulang!!"

Javien tersenyum tipis kala melihat Nana tengah sibuk berkutat di dapur, menyambutnya dengan senyuman lebar. Ia melangkah masuk,  menaruh sepatunya di rak sepatu lalu mambanting dirinya keatas sofa sedangkan tasnya ia taruh dibawah sofa. 

Ah kelihatannya si sulung sangat begitu lelah. 

"Ini kak, lemon tea buatan Nana"

Javien menyambut lemon tea itu dengan senyuman simpulnya. Tangannya terulur untuk menerima Lemon Tea buatan sang adik. 

"Makasih"

Nana mendudukkan diri disebelah Javien, matanya memperhatikan Javien yang tengah meneguk minuman buatannya hingga kandas. Yup, Javien tampaknya benar benar begitu lelah. 

"Kakak, tadi dimintain tanda tangan gitu yah?"

Javien mengangguk lemah, melirik sang adik sejenak lalu kembali menatap lurus ke depan. 

"Pasti capek banget gara gara itu"

Javien menghela napas pelan. "Bukan sepenuhnya gara gara itu, Na"

Nalan menukikkan alisnya heran. "Terus?"

Javien menyandarkan kepalanya pada kepala sofa, Matanya menatap langit langit ruang tengah. 

"Jeli?"

Javien terdiam, enggan membalas tebakan benar sang adik. Namun melihat diamnya Javien, tentu saja Nana sudah tau jawabannya. 

Iya, pasti karena crush kakaknya itu. 

Javien itu kadang egois. 

Nana menghela napas pelan, lalu menatap kakaknya heran. "Kenapa sih kakak sama abang bisa samaan gitu galaunya??"

Javien menukikkan alisnya heran. Ah ternyata kembarannya itu juga tengah merasa galau. 

"Kenapa dia?"

Nana berdecak, menunjukkan raut jengkelnya. "Biasa gara gara Grace, lagipula salah dia!"

Cklek

Orang yang baru saja diperbincangkan pun keluar dari kamarnya. Wajahnya tampak begitu lesu, bahkan terlihat tidak niat untuk hidup, intinya keadaan Javier agak kacau saat ini. Dengan langkah gontainya ia berjalan menuju kulkas, sepertinya sekaleng beer tanpa alkohol dapat membuatnya merasa lebih baik. 

"Liatkan, kak, keliatan gak hidup banget!" Seru Nana yang sukses menarik atensi Javier. Dengan tatapan malas nan datarnya, Javier menoleh kearahnya. 

"Diem, Na, gak mood debat abang"

Nana mendengus, lalu menepuk nepuk tempat kosong disampingnya.

"Sini bang, galau bareng aja"

Javier melangkahkan kakinya gontai menuju sofa, lalu menempatkan diri disamping Nana dan menyandarkan kepalanya pada bahu Nana.

Javien pun juga ikut menyandarkan kepalanya di bahu sang adik. Sedangkan Nana bersandar pada kepala sofa.

"Kakak abang kepalanya misi dulu, Nana mau ambil sesuatu"

Duo Jav itu langsung mengangkat kepala mereka bersamaan, membiarkan Nalan beranjak dari sofa dan berjalan menuju dapur.

Javien menoleh kearah kembarannya. Ya aura Javier memang agak beda, terasa lebih lesu.

"Lu kenapa?"

Javien agak tersentak kala Javier menanyakan tentang keadaaannya. Ia berdeham pelan.

"Gengsi lagi?"

Javien terdiam, sedangkan Javier berdecak jengkel.

"Gak heran, kalo liat Jeli sama cowo lain aja emosi"

Javien melirik Javier jengkel, lalu ia kembali menyandarkan kepalanya pada kepala sofa.

"Lu sendiri sama Grace?"

Javier menghela napas, bahunya tampak turun. Tanda ia begitu lesu.

"Pulang sama Handra"

Javien mengangguk pelan, tadi ia juga melihat kekasih dari adiknya itu pulang dengan laki laki tupai itu sih.

"Gak lu susul?"

Javier menggeleng pelan, kepalanya agak tertunduk. "Percuma, bakal kalah sama abangnya"

Javien menatap adiknya dari samping, ia tau betapa frustasi adiknya jika terkait dengan abang dari pacarnya itu.

Ia menjulurkan tangannya, lalu menepuk pucuk kepala sang adik dan mengusaknya pelan. Hingga si pemilik kepala, menoleh kearahnya.

Javien tersenyum tipis, membuat Javier juga ikut tersenyum tipis.

"Tadaa-! Nana buat pudding mangga"

Sontak Javier dan Javien menoleh kearah Nana yang tengah membawa sepiring besar pudding, lalu meletakkannya diatas meja. Mereka menyambut pudding itu dengan senyuman manis mereka.

Ah Nana itu memang cocok mendapatkan penghargaan sebagai moodboster mereka.

"Ada potongan buah mangganya juga di dalamnya" Ujar Nana dengan penuh antusias.

Javier dan Javien menatap Nana lembut, disertai dengan senyuman hangat mereka.

"Makasih Nana" Ujar mereka bersamaan.

Nana mengangguk, lalu memberikkan 2 piring kecil beserta sendok kecil pada ke 2 kakak kembarnya.

"Silahkan dinikmati tuan tuan! Saya harap anda dapat menyukainya"

Duo Jav itu terkekeh gemas kala Nana bersikap layaknya seorang pelayan.

Nana mendudukkan dirinya ditengah tengah ke 2 kakaknya, tangannya meraih remot TV diatas meja lalu menyalakan TV itu.

"Mending kita lanjut nonton The Umbrella Academy"

Duo Jav itu mengangguk. Ya melupakan sejenak permasalahan cintanya tidak begitu buruk.

. . . . . . . . . .

Haii, masih ada yang nungguin book ini?

Mau nanya pendapat kalian dong tentang book ini, garing gak? Atau gimana gitu? Bisa kalian tulis di komen yah

Okayy, makasii buat vote, komen dan tetep stay di book ini. Maaf kalo ada typo, alurnya gaje dan kesalahan lainnya.

Babayy!! See yaa luvv!!

Nanggara triplets || Na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang