.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Diem dulu!"
Javier mengoleskan pomadenya ke rambut Javien. Menata rambut itu sedemikian mungkin agar mirip dengan gaya rambutnya.
Sedangkan Javien meringis risih, ia paling gak suka kalo ada yang megang rambutnya sembarangan. Apalagi dipakein pomade begini.
"Harus diginiin?"
"Ya kalo gak gini nanti keliatannya lu tetep Javien, bukan Javier"
"Gua emang Javien"
Javier agak menjambak rambut Javien, hingga si sulung meringis sakit.
"Ntar lu harus bener bener jadi duplikatnya gua"
Javien menukikkan alisnya heran. "Emang kembar??"
"Sifat lu yang gak mencerminkan gua"
Javien menaikkan salah satu alisnya dan melirik Javier sekilas. "Ngapain juga mencerminkan sifat lu?"
Javier pengen getok Javien sumpah, ini sisir ditangannya udah siap nih. Tapi disatu sisi dia takut, Javien tuh kalo marah kayak maung.
Kayak Javien tuh megalodon dia cuma ikan cupang.
"Nah selesai, cakep!"
Javien meneliti penampilannya pada pantulan cermin. Javier kayak ada 2.
Dia baru sadar kalo dia semirip itu sama kembarannya ini.
Rambutnya gak banyak berubah, cuma agak dimodelin biar dahinya lebih keliatan.
Dari begini,
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanggara triplets || Na jaemin
De Todo"Kalian ini kayak satu orang, 3 kepribadian yah" Kira kira itu kalimat yang seringkali didengar oleh ke 3 anak laki laki kembar keluarga Nanggara. Tentu saja kalimat itu membuat mereka kesal, namun tidak dapat memungkiri kalau... ...memang benar me...