O6

4.4K 540 18
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Javien memijat pelipisnya, menghela napas pelan lalu kembali menatap ke 2 adiknya jengah.

1 jam berlalu, tetapi ke 2 adiknya itu tampaknya masih enggan untuk berbaikkan. Tadi mereka memang sempat berdebat, Javien tidak ikut campur tangan memilih membiarkan 2 laki laki itu untuk menyelesaikan perdebatan sendiri. Toh ia yakin tidak akan sampai adu fisik.

Namun melihat mereka enggan saling bertatap, membuat Javien geram juga. Ia memang kesal mendengar ocehan Javier, tetapi tidak memungkiri kalau tanpa ocehan Javier dan aura perselisihan di antara ke 2 adiknya membuat suasana rumah terasa mencengkam.

Bahkan raut wajah Nana selalu merengut kesal dan terlihat menyeramkan, ya kalau begini wajah imut Nana tidak terasa.

"Mau sampe kapan?" Akhirnya ia memilih untuk bersuara, hingga menarik atensi ke 2 adiknya.

Javien tidak memperbolehkan mereka masuk ke kamar masing masing, sampai ke 2nya berbaikkan.

"Sampe abang sadar kalo dia salah"

Javien sontak melayangkan tatapan tegasnya pada Nalan, membuat adiknya itu mengalihkan tatapannya.

"Maaf"

Javien lagi lagi menghela napas. "Jangan minta maaf ke kakak, minta maaf ke abang"

Javien menoleh kearah Javier yang juga tengah mengalihkan tatapannya. "Vier juga minta maaf ke Nana"

Javier menukikkan alisnya tidak terima. "Loh kok Vier!? Nana lah! Dia yang deketin Ace duluan!"

"Nana cuma mau mendekatkan diri sama kakak ipar yah! Bukan abang yang selalu buat kak Ace nangis!"

"Abang bilang jangan pake panggilan it-

"Halo, Halmeoni"

Mendengar suara Javien yang memanggil nenek mereka melalui panggilan handphone, membuat ke 2 mata mereka membulat.

Oh apa saja tapi jangan adukan ini semua pada nenek mereka yang satu itu.

"Ini Nana sama Vier-

"Iya iya, Abang minta maaf, abang salah udah buat Ace sedih terus"

"Nana juga minta maaf udah buat abang cemburu, maafin Nana udah melewati batas"

Javien menurunkan Handphonenya, matanya menatap ke 2 adiknya dengan senyuman tipis di wajahnya.

"Kalian lupa handphone Halmeoni, jatoh ke got kemarin?" Ujar Javien sembari menahan tawanya.

Javier dan Nalan tampak melongo kaget, ah bagaimana bisa mereka melupakan hal itu!?

Nanggara triplets || Na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang