.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
👵📱"Anak kalian itu emang berandal, kalo pun ada kecelakaan begini biarin aja jadiin ini konsekuensi buat dia, gausah sampe kalian repot repot terbang ke indo"
Sandi menghela napas, tangannya kini mengusap wajahnya dengan kasar. Menghadapi sang ibu memang tidak mudah, sangat tidak mudah apalagi menyangkut masalah anak tengahnya.
Cucu yang sejak dulu tidak diinginkan oleh ibunya.
"Ma, tapi--
👵📱"apa? Masih mau ngelawan? Inget yang ngasuh kamu dari dulu tuh siapa? Perusahaan kamu juga masih bergantung sama eomma! Sampe kamu masih mentingin anak kamu yang gak berguna itu, eomma tarik semua saham eomma!"
"Ma, semua saham itu kan udah atas nama Sandi sendiri. Kenapa masih ungkit ungkit--
👵📱"Kamu nih yah, udah mulai ngelawan eomma! Sejak nikah sama Yuna itu sekarang kamu jadi gak bener! Coba kamu nikah sama pilihan eomma dulu!! Liat anak kamu 2 gak bener karena nikah sama dia! Untung masih ada Jaemin! Seharusnya dari awal kamu buang aja--
"Eomma!! Cukup!! Nana sama Javier juga cucu eomma!!"
Napas Sandi menggebu gebu, sejak dulu ia paling benci ketika sang ibu mulai menghina kedua anaknya yang lain. Yuna dulu bahkan sempat frustasi karena mendengar seluruh celaan sang ibu pada kedua anaknya.
👵📱"saya tidak akan pernah mengakui 2 anak laki laki tidak berguna itu untuk menjadi cucu saya, mereka hanya bisa membuat malu keluarga Nanggara"
"Ayah"
Sandi menoleh kearah Yuna, perempuan itu tampak melempar senyuman lembut padanya. Lalu tangan lentik itu mengelus bahunya dengan lembut, melunturkan sedikit emosinya.
"Gapapa, aku aja yang kesana. Kamu disini, nanti aku jelasin ke Javier. Dia pasti ngerti"
Sandi menggeleng tegas. Ia menjauhkan ponselnya dari telinga, mengabaikan ocehan sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanggara triplets || Na jaemin
Random"Kalian ini kayak satu orang, 3 kepribadian yah" Kira kira itu kalimat yang seringkali didengar oleh ke 3 anak laki laki kembar keluarga Nanggara. Tentu saja kalimat itu membuat mereka kesal, namun tidak dapat memungkiri kalau... ...memang benar me...