O14

2.6K 373 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Lah Taro udah mau pulang?"

Taro terpenjat kaget kala melihat Javier tiba tiba berdiri dibelakangnya. Ia menepuk nepuk dadanya.

"Iya, Jav, itu Nana lagi tidur di sofa, mau gua angkat ke kamar tapi gak kuat, jangan diganggu ya"

Javier mengangguk lalu menepuk nepuk bahu Taro. "makasih ya, hati hati lu balik"

Taro mengangguk sembari tersenyum singkat, lalu berjalan keluar dari perkarangan rumah keluarga Nanggara.

Javier membuka pintu rumahnya dan melangkah masuk, matanya menoleh kearah sang adik yang tengah tertidur di sofa. Ia tersenyum tipis dan melangkah mendekat.

Adiknya seperti seorang bayi yang tengah tertidur.

"Na, bangun na pindah kamar ayo"

Javier menukikkan alisnya kala tidak mendapat respon dari Nana. Ia melangkah kedepan sofa, agak membungkuk dan menggoncang kan tubuh sang adik.

"Na, na bangun na!"

"NA WOI BANGUN, ACARA KAKAK UDAH MAU MULAI"

Goncangan Javier semakin brutal, bahkan sofanya sampai sedikit ikut bergoyang.

"Hmmm"

Nana bergumam dan mengganti posisi tidurnya. Melihat itu Javier terdiam, ia menatap Nana datar.

Oh iya dia lupa, Nana kalo tidur emang kayak orang mati.

Susah dibangunin.

Javier menghela napas, ia membungkuk hingga wajahnya dekat dengan telinga Nana.

"Merchandise Ryan-nya Nana yang limited edition gak sengaja abang bakar"

"HAH!?"

Mata Nana sontak terbuka, ia tampak begitu panik. Melihat itu tentu saja Javier tertawa.

"Panik dah tuh panik!"

Nana menoleh kearah Javier, tatapannya terlihat begitu jengkel. Ia mengambil bantal sofa dan melemparnya dengan kencang mengenai kepala Javier.

Nanggara triplets || Na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang