-Come Late-

69 26 23
                                    

"Jangan lupa vote dan coment yah🥰🥰, jika ada typo ataupun penggunaan kata yang tidak sesuai menurut kalian jangan malu jangan sungkan tegur saja. Kerena kalian para pembacalah yang dan menilai"

🥰Happy reading🥰


Lapangan hijau sudah dipenuhi dengan orang sejak lima menit yang lalu. Semua orang memakai baju training olahraga yang membedakannya hanya bawahannya. Untuk cowok memakai celana dan cewek memakai rok.

"Qya, buruan ih. Jalannya lemot amat."

"Sabar, sobat Lapangan nggak lari kok."

"Acaranya bentar lagi mulai ni, tuh liat dari kejauhan anak-anak udah ngumpul di lapangan."

"Ya tinggal lari aja, Sya. Nggak usah nungguin aku."

Farasha langsung menarik lengan Qyara agar mempercepat langkahnya. Ini adalah agenda mereka yang pertama yaitu latihan dasar fisik. Setelah sekian lama tidak bisa melakukan kegiatan dikarenakan adanya pembatasan, dan hari ini menjadi agenda pertama yang mereka diikuti.

Tak lama seseorang dengan lantang menyuarakan untuk membuat barisan. Dengan sigap semua orang mangambil posisi masing-masing. Hanya memerlukan waktu singkat untuk membentuk barisan. Anggota inti juga sudah ada di depan mereka dengan barisan ber shaf.

Sesi pertama, perkenalan anggota inti mulai dari ketua hingga anggotanya. Yang berteriak dengan lantang tadi adalah ketua, namanya Bramasta Cougter disapa akrab dengan sebutan Coky. Coky memberikan arahan dan pembukaan untuk calon anggota, dan diselingi dengan sekretaris jenderalnya, Rifa'at.

"Qya, itu pencuri kemarin kembaran kamu hehe." Menunjukkan dengan lirikan mata."

"Nggak usah diingatkan, mimpi buruk banget tahu."

"Idih, gitu aja sewot, bun. Btw Qya, babang kemarin kok ngak ada ya?"

"Siapa?" menjawab dengan pertanyaan.

"Ih pura-pura amnesia dini, itu babang yang ngambil anak panah nyasar. Kok dia nggak ada ya"?

"Mana aku tahu, kan bukan ibunya." Sok cuek, padahal menahan degup jantung yang lagi konser.

"Santai aja Qya, ngomong gitu aja kayak mau ngajak tawuran."

"Tangan kosong kalau berani." Qyara mengancam dengan kepalan tinjunya.

Jantung Qyara berdetak dengan kencang setelah ia mengingat cowok yang kemarin. Pantas terasa sangat sepi baginya, ternyata sang pemacu bom hati tidak hadir hari ini. Qyara meramal mungkin babang kemarin memang tidak ikut atau ia terlambat karena terhalang macet di jalan.

Sesi pertama usai. Anak-anak di arahkan untuk ke lapangan hijau yang berada di depan tempat mereka berbaris tadi. Mereka diperintahkan untuk membuat barisan dengan jarak 1x1 meter. Akan diadakan pemanasan fisik. Pemanasancukup banyak mulai dari gerakan koordinasi, push up, dan blank.

"Perhatian untuk semuanya hadap kanan gerak!"

Begitulah aba-aba yang pertama keluar dari mulut Coky. Ia akan memimpin jalannya pemanasan hari didampingi dengan salah satu staf yang cewek untuk memimpin di barisan cewek. Sebut saja dia Ulfa, anak Jurusan Akuntansi. Sisa anggota lainnya bertebaran untuk mengawasi dan ada juga yang ikut bergabung pemanasan. Qyara dan yang lainnya hanya mengikuti arahan yang ada. Qyara dan Farasha saling berdekatan, mereka tidak mau jauh antar sesamanya.

"Wah kita ikut senam kebugaran nih." Ucap anak di samping kanan Qyara

"Biar makin kurus. Biar kayak Inul Daratista." Teman di belakangnya menimpali

"kalau kamu, Inul Daratistong. Kan badan kayak gentong hahaha."

Mendengar lelucon itu Qyara hanya tersenyum tipis. Sedangkan mereka tertawa dengan tertahan. Semakin ditahan semakin tidak berhenti tertawa. Pemanasan pun berlangsung, tidak ada lagi suara selain hitungan satu sampai delapan yang tidak hentinya.

Pemanasan diawal masih terasa ringan karena hanya gerak-gerak biasa, mulai dari pergerakan kepala hingga kaki. Menuju pemanasan selanjutnya sudah ada yang merasakan lelah dikarenakan sebagian besar dari mereka tidak sarapan pagi sebelum memulai aktivitas hari ini.

"Bagi kalian yang merasa tidak kuat silakan keluar dari barisan, dan memisahkan diri di dekat pohon sana. " Coky memerikan himbauan.

Baru saja selesai Coky selesai berbicara sudah tiga orang keluar dari barisan, semuanya cewek.

"Apakah kalian masih sanggup?"

"Masih."

Kemudian pemanasan sebenarnya di mulai, mereka akan melaksanakan 30 kali push up, 10 kali blank dengan hitungan 30 detik untuk lima kali blank pertama dan satu menit untuk sisa blank selanjutnya.

"Tina, aku ngak bisa blank huhu." Rengek si anak yang mendapat gelar Idul Dara Tistong tadi

"Makanya jangan banyak makan, nanti badanmu mengembang sebesar gaban."

"Enak ya jadi kamu, bisa makan banyak tapi badan tetap bagus, jad iri. Tapi sayangnya pas ada angin kuat, bisa melayang sama angin." Rengeknya menjadi.

Akhirnya Zipa hanya bisa meletakkan badannya di atas tanah, ia tak mampu mengangkat badannya. Qyara yang menyimak pembicaraan mereka pun tertawa dan akhirnya badan Qyara terjatuh menimpa tanah, tak mampu lagi menahan tawa. Farasha juga sudah dari tadi menjatuhkan badannya ke tanah sedari hitungan kedua dari 30 detik. Tak lama kemudian Coky menyuruh anak-anak yang sedang bertiarap untuk berdiri. Mereka disuruh beristirahat sejenak sambil meluruskan kaki, jika tidak kaki akan keram.

Mereka baru saja menyelesaikan pemanasan, sebentar lagi akan memasuki kegiatan inti, yaitu latihan menembak dengan panah, kegiatan ini berlangsung hingga jam 10.00 pagi, mengingat masih dalam keadaan yang masih kurang aman untuk melakukan kegiatan terlalu lama karena ada pembatasan. Tak terasa kegiatan sudah di ujung waktu. Semua orang dikumpulkan di lapangan dan di perintahkan untuk berbaris.

"Minggu depan kita agenda have fun di dekat fakultas Administrasi Bisnis..." Coky memberi pengumuman.

Qyara hanya mendengar kalimat pertama sebelum Farasya mulai mengajak berbicara topik lain. mereka hanya menyimak beberapa patah kalimat saja, sisanya masuk ke telinga kanan keluar telinga kanan pula, alias mantul. Sembari mendengarkan ocehan Farasha, mata Qyara mengawasi setiap titik lapangan hingga, matanya berhenti dan tertuju kepada seseorang yang cukup menggelitik hati Qyara, siapa lagi kalau bukan Azka.

Ternyata  Azka datang mengkuti agenda. Ia mengawasi di barisan laki-laki, jadi ia tidak terlihat dari awal dan baru saja menampakkan diri saat itu. Jika ada kesempatan Qyara akan meliriknya sekali lagi, debar di jantungnya semakin menjadi seperti bunga yang bermekaran memenuhi dalam rongga dadanya. Qyara tidak ingin melewatkan momen yang satu ini.

Alhasil Qyara menumpuk kan titik pandangnya kepada sosok yang hanya menunduk dari tadi. Secara tak sengaja pandangan mereka bertemu, Qyara pun langsung menunduk dan menutup wajah seperti orang yang sedang berlindung dari sinar matahari. Padahal saat itu Qyara menahan malu bukan sinar matahari. Sosok itu masih melihat Qyara dengan kebingungan.

Tak lama kegiatan pun selesai. Di perjalanan pulang Qyara masih menyempatkan diri untuk memandang untuk yang terakhir kali. Nasib Qyara beruntung dia pun membalas pandangan Qyara. Qyara yang salah tingkah langsung mempercepat langkah dan menarik paksa Farasya yang tengah berkenalan dengan Fuad. Padahal mereka baru saling tanya nama, tapi Qyara mengacaukan semuanya.

"Terkadang tanda kita menyukai seseorang adalah ketika kita mendengar nama nya saja hati sudah bergetar. Dan salah tingkah di hadapan orang tersebut. Biar kata ia adalah seorang yang pandai berbicara tetapi kalau sudah menemui seseorang yang memikat hatinya, tiba-tiba mulutnya jadi kelu untuk berbicara."


My Archery Leader [[ TAMAT✓ ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang