"
.
.🌻Happy reading🌻
.
.Hujan turun makin lebat terdengar dari luar, rintiknya kian gigih menerjang atap yang terbuat dari seng pipih yang disusun dengan sedemikian rupa. Di sanalah keluarga Qyara saat ini berkumpul. Ayah Qyara sudah di bawa pulang selepas Asar dan kini sudah bisa bercengkerama dengan mereka meskipun dalam keadaan yang belum bisa dikatakan sempurna.
Malam ini pertama kalinya Azka mengikuti jamuan malam di rumah Qyara. ini bukan merupakan kebetulan tapi takdir yang sudah tersurat. Dikarenakan mereka terlalu gegabah untuk pulang. Padahal hanya Umi Qyara yang sudah berlebihan dalam masalah apa pun.
Azka masih beradaptasi di rumah Qyara, mereka disambut dengan hangat olah orang rumah Qyara. Umi Qyara yang melihat mereka basah kuyup langsung menyuruhnya untuk berganti pakaian. Masalahnya Azka tidak membawa baju ganti. Akhirnya, Azka dipinjami Umi baju Ayah Qyara, ukuran badan mereka tidak jauh berbeda. Jadi, Azka bisa dengan nyaman mengenakan baju Ayah Qyara.
Umi tengah sibuk di dapur menyiapkan makanan mereka untuk malam ini, begitu juga dengan Qyara. Sedangkan Azka menemani Ayah Qyara yang duduk di ruang tamu. Mereka menikmati tontonan yang ada di depan mereka sekarang tak ketinggalan dengan beberapa obrolan ringan di antara keduanya.
"Ayah waktunya makan sekalian ajak Azka." Panggil Umi Qyara.
"Ayo nak, kita makan. Kamu pasti sudah lapar dari tadi."
Azka hanya menganggukkan kepalanya. Azka membawa kursi roda yang ayah Qyara tempati ke meja makan. Qyara melihat suatu pemandangan langka malam ini rasanya ini seperti di dalam mimpi.
"Silakan duduk, nak. Qyara, ayo ambilkan nasi untuk Azka."
"Baik, Umi."
Qyara mengambilkan beberapa sendok nasi ke dalam piring Azka. Azka tanpa henti melihat Qyarayang mengambilkan nasi untuknya, baru kali ini ia makan di rumah teman perempuan apalagi langsung di rumah Qyara. begitu Qyara selesai mengambilkan nasi untuk Azka, ia langsung membuang pandangan ke sembarang lauk yang ada di depannya.
"Wah, ada ikan lele goreng pasti ini enak." Mengambil sepotong untuk di lepas landas ke piringnya.
"Kamu suka ikan lele, Az?" tanya Umi Qyara.
"Makanan favorit saya, Bu." Menikmati lele.
"Jangan canggung gitu, panggil aja Umi."
"Baik, Umi."
Qyara yang mendengar Azka menyebut Umi kepada ibunya langsung menyemburkan air yang baru saja diminumnya.
"Kanapa, Qya?"
"Nggak papa, kok, Umi."
Qyara langsung membersihkan mulutnya dengan tisu yang ada di atas meja. Azka hanya tersenyum melihat respon Qyara.
"Mungkin dia lagi kaget dengar saya manggil Umi. Ya, kan, Qya?"
"Nggak ada, jangan ngaur kamu, Az."
"Nggak papa kan, latihan manggil mertua."
Qyara dan Azka menyemburkan isi mulut mereka. Dan berebut tisu yang ada di atas meja jamuan.
"Lah kenapa pada muncrat, masakan Umi nggak enak?"
"Enak, kok, Umi," jawab Azka yang diselingi dengan minum.
"Siapa tahu kalian jodoh, kan Umi," tambah Ayah Qyara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Archery Leader [[ TAMAT✓ ]]
RomanceSaat latihan simulasi perang Farasha berniat ingin menembak Qyara dengan anak panah yang tidak diberi pelindung. Di saat yang sudah diperhitungkan Farasha dengan tepat, ia mulai membidik Qyara yang membelakanginya dari balik pohon cemara. Ia ingin m...