🥰🥰🥰"Jangan lupa vote dan coment yah, jika ada typo atau pun penggunaan kata yang tidak sesuai menurut kalian jangan malu jangan sungkan tegur saja. Kerena kalian para pembaca lah yang dan menilai"
✨✨✨
Happy reading
.
.
.
.
.
Qyara membuka matanya perlahan, semua yang dilihatnya masih terasa buram. Ini sudah yang kedua kalinya ia terbangun setelah wajahnya dihantam pukulan dari Izakail. Ia memandangi sekitar dan sesekali menggeliat membenarkan posisi duduknya. Ia merasakan nyeri yang teramat dalam di sekujur tubuhnya yang tengah terikat.
"Sial! Aku harus segera keluar dari sini sebelum Izakail menyadarinya."
Di samping kiri Qyara ada bekas pecahan botol kemungkinan itu bekas mereka. Qyara mencoba mendekati tempat sekumpulan beling itu. Ia menggeser sedikit demi sedikit kursi yang terikat dengannya. Perlu waktu yang lama untuk mendekati tempat beling itu.
Tak lama langkah seseorang terdengar menembus heningnya malam. Qyaradengan cepat kembali ke posisi ia tadi dan memejamkan mata. Jemmy masuk ke gudang untuk memastikan bahwa Qyara masih ada di tempatnya. ia mendekati Qyara dan melirik ke arah kanan Qyara terdapat banyak pecahan beling. Jemmy langsung mengetahui niat Qyara dan membersihkan semua beling itu.
"Nyaris saja aku kecolongan hewan buruan. Ternyata kau kancil yang cerdik juga, ya."
Setelah itu ia pun meninggalkan Qyara. Jemmy sengaja tidak mengunci pintu karena dirasa semua sudah aman dan tidak ada peluang untuk Qyara melarikan diri apalagi di luar masih hujan.
"Sialan, terlambat detik saja aku pasti tidak akan keluar dari sini," gumam Qyara.
Ia mengeluarkan beling yang sempat ia ambil sebelum kedatangan Jemmy. Dan menggoreskan sedikit demi sedikit ke gumpalan tali yang membelenggu dirinya.
"Akh!"
Tak sengaja ia mengenai tangannya sendiri. Ia meringis kesakitan menahan luka yang dihasilkannya sendiri. Darah mulai keluar dan memenuhi tali itu. Sekarang tali sudah berubah menjadi warna merah. Qyara mempercepat gerakannya untuk melepaskan diri, tinggal beberapa serat lagi yang harus ia gesek dengan beling itu.
Akhirnya, usaha Qyara melepas diri berhasil. Ia memegang pergelangngan tangannya yang sudah mati rasa dan membuka penutup mulut yang sempat membungkam mulutnya beberapa saat.
"Tunggu saja pembalasan ku, Iz. Sebelum itu aku harus keluar dari tempat pengap ini."
Qyara mulai menjalankan rencananya untuk kabur. Ia harus memastikan keadaan sudah aman. Ia melirik dari celah pintu depan. Terlihat Izakail yang tertidur dan Jemmy yang duduk sambil menikmati rokoknya. Qyara memutuskan untuk kabur dari pintu belakang.
"Kamu pasti akan terkejut besok pagi melihat hewan buruan mu sudah tidak ada lagi."
Qyara melangkah menuju pintu belakang. Sayangnya ia melihat pintu yang disegel oleh gembok membuatnya menyerah. Mau tidak mau ia harus merusak gembok itu. Ia meraba daun pintu yang ada ia tersenyum dengan bangganya.
"Ternyata kamu sudah rapuh. Mudah bagiku untuk merusak mu."
Tanpa menguras waktu lagi, ia langsung menendang pintu, seketika pintu roboh dengan mudahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Archery Leader [[ TAMAT✓ ]]
RomanceSaat latihan simulasi perang Farasha berniat ingin menembak Qyara dengan anak panah yang tidak diberi pelindung. Di saat yang sudah diperhitungkan Farasha dengan tepat, ia mulai membidik Qyara yang membelakanginya dari balik pohon cemara. Ia ingin m...