✨Tabir Kepalsuan✨

35 8 5
                                    

🥰🥰🥰

"Jangan lupa vote dan coment yah, jika ada typo atau pun penggunaan  kata yang tidak sesuai menurut kalian jangan malu jangan sungkan tegur saja. Kerena kalian para pembaca lah yang dan menilai"

🥰✨🥰🥰

🌻Happy reading🌻
.
.
.
.

           Farasha  menatap Qyara dengan sinis saat turun di halte bus tempat tujuan. Ia tidak terima atas perlakuan Qyara terhadapnya.  Padahal Qyara tidak pernah mencelakainya yang ada hanya dia yang membuat keributan sendiri. Ditambah lagi dengan Azka yang tidak hirau dengan kedatanganya semalam dan hari ini juga ia belum mempunyai kesempatan untuk mendekati Azka.

"Halo, Iz. Saatnya kamu beraksi."

Farasha langsung meninggalkan Azka dan Qyara di halte. Ia sedang merencanakan permainan dengan Qyara.

"Ngapain juga, tuh anak nyusul kayak nggak ada kerja aja," cela Azka.

"Mau ngapain lagi kalau nggak nyari kamu."

"Buat apa nyari aku? orang nggak ilang, kok." Mulai beranjak dari tempat mereka semua.

"Azka," Qyara memangil Azka dengan suara pelan.

"Iya, Qya?"

"Kamu sadar nggak, sih Farasha menyukaimu dari awal kalian ketemu." Hanya merunduk.

Azka terhenti mendengar perkataan Qyara.

"Aku tahu. Tapi menyukai seseorang dan tentunya bukan Farasha," ucap Azka dingin dan melanjutkan perjalananya.

           Qyara yang mendengar jawaban mantap dari Azka menjadikan ia beku. Seketika jantungnya berhenti berdetak dengan diikuti hantaman jarum menyusup di setiap sudut jantungnya.

"Ternyata Azka sudah punya orang yang disukai. Bodohnya aku masih mengejar cinta yang tak jelas ini. Bodohnya aku sudah menghabiskan waktu yang sia-sia hanya untuk memikirkanya tiap malam ...," air mata Qyara mulai mengalir dari pelupuk matanya dengan cepat meluncuri pipinya.

           Dengan langkah yang berat ia berjalan menuju asrama. Azkasudah duluan karena ia harus pergi ke sekretariat untuk meninjau ulang hasil rapat yang tidak ia ikuti tadi. Qyara masih berjalan dan sesekali menyeka air matanya. Izakail melihat Qyara berjalan dengan gotai dan langsung menghampirinya.

"Qya, kamu dari mana aku cari di dapur kemarin main ilang aja. Ikan goreng banyak yang ilang di bawa sama kucing."

"Aku  pulang kampung, Iz." Cepat menyeka air matanya.

"Kamu habis nangis?"

"Nggak, nggak ada, kok cuma kelilipan."

"Pinter banget soal ngeles. Gimana kalau kita ke dapur mahasiswa, kamu pasti lapar habis perjalanan jauh."

"Aku nggak lapar."

           Tak lama perutnya pun berbunyi. Izakail yang mendengar bunyi demo kota tengah langsung menarik Qyara ke dapur mahasiswa. Qyara hanya membiarkan badannya ditarik Izakail.

"Nah, sekarang kamu makan ini aku udah siapin makanannya."

           Qyara melahap makanan yang di berikan oleh Izakail. Izakail melihat Qyara makan dan reflek mengusap kepala Qyara.

"Apaan, sih. Aku bukan kucing tahu, pas makan di elus-elus." Menyingkirkan tangan Izakail.

"Ya, maaf, Qya." Menarik tangannya.

My Archery Leader [[ TAMAT✓ ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang