"Jangan lupa vote dan coment yah, jika ada typo ataupun penggunaan kata yang tidak sesuai menurut kalian jangan malu jangan sungkan tegur saja. Kerena kalian para pembaca lah yang dan menilai"
🥰🥰🥰🍒Happy reading🍒
Qyara memulai aktivitas untuk pertama kalinya setelah ia sakit. Hari ini ia akan pergi ke sekretarian panahan mengantarkan jaket ketua divisi kesehatan yang ia tidak tau siapa orangnya. Qyara langsung masuk dan mencari ruang UKS, untung saja sudah ada orang yang datang.
"Kak, ketua divisi kesehatan sudah datang belum?"
"Mau ngapain nyari Azka?"
Qyara langsung tergagap mendengar nama Azka yang barusan disebutkan oleh staf kesehatan.
"Jadi ini jaket Azka?" sambil menunjukkan kantong yang dibawanya.
"Iya, jaket itu punya Azka."
Tanpa mengulur waktu, Qyara langsung memberikan bawaannya kepada staf kesehatan lalu minta izin untuk pamit. Jantungnya tak karuan, mendapatkan fakta jaket yang dipakai adalah jaket Azka. Ia sangat penasaran bagaimana caranya ia bisa memakai jaket Azka. Padahal sebelumnya mereka belum pernah bertemu secara normal. Mereka hanya dipertemukan dengan serangkaian kejadian konyol yang membuat Qyara malu.
Qyara bergegas keluar sekretariat, karena ia harus pergi ke dapur mahasiswa hari ini. Ia mendapat jadwal untuk menyiapkan makanan untuk mahasiswa yang praktik di perkebunan. Ia tidak boleh terlambat karena ia adalah juru masaknya.
Tririririring tririririring
"Iya, halo. Lagi di jalan bentar lagi mau nyampai sudah di aula manajemen, nih."
Qyara pun menambah kecepatan langkahnya, semua orang sudah menunggunya. Bahan sudah tertata rapi dan sudah dipotong sedemikian rupa. Hanya tinggal menunggu komando akan dimasak apa bahan yang sudah diolah itu.
****
Tak lama Azka datang ke sekretariat. Ia sengaja untuk menyempatkan diri untuk mengambil obat yang dibuatnya untuk teman sekelasnya yang cedera sehabis main futsal. Azka dulunya memiliki paman yang berkerja sebagai apoteker. Selama ia tinggal bersama pamannya ia banyak belajar tentang meracik obat-obatan dan cara meriset kesehatan seseorang. Inilah alasan ia menyanggupi untuk memegang tanggung jawab sebagai ketua divisi kesehatan.
Pandangan Azka tertuju pada kantong biru yang berada di atas meja risetnya, lalu menanyakan kepada stafnya.
"Geb, ini kantong punya siapa?"
"Oh, itu katanya jaket ketua, tadi ada cewek yang datang membawanya kemari."
"Kapan?"
"Barusan."
Azka mendengar kata barusan langsung berlari keluar, barang kali ia bisa mendapatkan sosok Qyara. Namun usahanya kandas, ia tidak mendapati sosok Qyara. ia langsung kembali lagi ke dalam UKS dan duduk di mejanya. Azka mengeluarkan jaket dari kantong biru. Dan mencium jaketnya sendiri, tanpa sadar ia tersenyum dengan ringan.
Tak lama ponselnya berdering dan membuyarkan senyum Azka.
"Ada apa Cak Azzam?"
"Woi! kamu ke mana aja? Dosen udah masuk, nih. Mana tiba-tiba langsung ngasih ujian praktek."
"Nani! Pak Johan udah masuk? Aku masih di sekretariat, nih cak."
"Buruan ke kelas!"
Azka bergegas lari keluar sekretariat mengambil jalan belakang. Bahkan ia lupa menutup kembali pintu UKS, untung saja stafnya masih sedang bertugas di sana. Ia berlari melewati taman kampus dan memotong jalan menuju lorong akuntansi. Azka terlalu semangat berlari hingga ia menabrak seseorang yang membawa banyak laporan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Archery Leader [[ TAMAT✓ ]]
RomanceSaat latihan simulasi perang Farasha berniat ingin menembak Qyara dengan anak panah yang tidak diberi pelindung. Di saat yang sudah diperhitungkan Farasha dengan tepat, ia mulai membidik Qyara yang membelakanginya dari balik pohon cemara. Ia ingin m...