Start write from 2020 and revisi never end
"apa kau terlalu takut?".
"Ku mohon kembalilah".
"Aku tak bisa tanpamu".
"Menangis lah, tidak apa apa".
"ada sesuatu yang menyebabkan dirinya sendiri untuk tidak bangun , tidak ada masalah dengan organ vital , peluru juga tidak mengenai jantung , kepala karena benturan tidak terjadi pembekuan darah . Dia sendiri yang tidak ingin bangun".
Dokter itu menjelaskan pada Hee Ae dan ki Joon sebagai wali . Hee Ae terus menangis dalam pelukan Ki Joon, sementara suaminya menatap dalam gambar Rontgen Jimin . Penjelasan dari ahli itu hanya berlalu begitu saja . dia sangat terpukul tentang apa yang terjadi pada anaknya.
Di luar ruangan lain , di depan kaca yang memperlihatkan keadaan anaknya dengan beberapa alat Medis terpasang di sana . Ji ah menangis dalam diam , tangan lentiknya bergetar menyentuh kaca besar itu seolah membelai wajah Jimin dari luar .
Soo Hyun saat itu merangkul tubuh bergetar ibunya , memastikan eommanya tidak jatuh sebab terlihat jelas sang Eomma menahan tubuhnya . Mata Soo Hyun juga sudah membengkak karena menangis tiada henti.
"Jimin tidak sayang eomma ? Bangunlah". suara ji ah bergetar , entah dia sudah menangis berapa kali . Berulang kali suara seraknya di keluarkan memanggil nama anaknya yang enggan membuka mata di dalam sana .
Jungkook berada di belakang ji ah menempelkan punggungnya pada dinding , dia menatap Jimin dari celah yang masih tersedia . Hatinya sangat sakit , jika bisa dia menukar tempatnya dengan kekasihnya saat ini.
"Kau terlalu takut untuk bangun sayang ? Ku mohon kembalilah Jimin .Aku tak akan bisa tanpamu".
Batin Jungkook meraung . Namun air matanya sudah kering . Kekasihnya di sana tak juga membuka mata setelah sekian jam berlalu dan operasi berjalan lancar untuk mengeluarkan peluru di bahu jimin. Jungkook terdiam tanpa sedikitpun ekspresi , dia hanya bisa terdiam seperti patung bagai manusia tanpa nyawa .
Hoseok menghampiri Jungkook dan membawa maknae ke dalam pelukannya , tangan kurusnya membelai rambut kelam Jungkook. Yang lebih muda menenggelamkan wajahnya pada bahu Hoseok .
"Menangislah , tidak apa apa Jungkook".
"Hiks. Hiks".
Tubuh jungkook bergetar, dia sudah membasahi kemeja hoseok dengan air matanya . Yang lebih tua berusaha menenangkan serta mengelus punggung besar itu .
"Gwenchana. Menangislah. Semua akan baik baik saja".
Di sisi lain rumah sakit suatu hari kala hari sedih masih terlewati. Beberapa pria sedang berada di kantin . Adalah seokjin , Namjoon Taehyung dan yoongi di kantin rumah sakit . Mereka sudah tidak memperdulikan lagi orang orang yang berlalu lalang dan memperhatikan saat itu.
Para fans itu juga hendak menghampiri namun aura kesedihan yang ada pada raut wajah mereka membuat para fans itu mengurungkan niat mereka .
"Yoongi a. Jimin pasti bangun". Seokjin mengelus punggung tangan pucat Yoongi . Namun sahabatnya itu tak merespon .
"Sudah enam hari Hyung , dokter pun tidak tau penyebabnya. Dia seolah memang tidak ingin bangun . Seolah takut untuk kembali membuka matanya". Yoongi menanggapi setelah hampir satu jam mereka duduk termenung di sana Yoongi akhirnya mau berbicara lagi .
Taehyung bersama mereka ? itu sudah terjadi sejak saat menyelamatkan jimin . Kim Taehyung jadi lebih sering datang , selain itu dia ingin mengetahui kabar mantan kekasih yang masih sangat dia sayangi .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Asisten✅(Jikook)
FanfictionBagaimana rasanya menangis tanpa suara? Jimin mampu bertahan sampai akhir bersama luka hati yang masih terpendam . Dia tidak berniat menyembuhkan luka itu , sampai pada akhirnya Jimin yang menyembuhkan luka hati orang lain . Jimin yang lembut dan p...