Start write from 2020 and never ending revisi
kembali di masa di mana dua pemuda yang berdiri di ujung padang bunga , hari itu tidak terlalu banyak pengunjung , dan lihatlah . jimin dan jungkook masih setia dengan kegiatan panas mereka.
oh jungkook lupa bahwa ini tempat terbuka dimana orang lain bisa saja mengenalinya. ciuman panas sepanas matahari siang , keringat bercampur saliva yang turun di sudut bibir jimin , mata indah pemuda mungil menyayu. jimin menepuk dada jungkook , mengisyaratkan mereka membutuhkan oksigen untuk bernafas.
jungkook melepas ciuman , menjauhkan wajah jimin dengan kedua tangannya. dilihatnya mata indah park jimin serta wajah yang sudah total memerah di sekitar pipi, bibir yang membengkak dan mengkilat , saliva yang turun dari sudut bibir tebal entah milik siapa, pemandangan di hadapannya lebih indah dari pemandangan yang ada saat ini .
hal itu membangkitkan hormon si pria lebih tinggi, jika jungkook tidak ingat mereka berada di mana bisa saja dia melakukan hal yang lebih pada Jimin. tangan besarnya beralih meraih telapak tangan jimin , menarik pemuda yang terlihat masih blank itu .
Dan Jimin hanya menurut saja , mereka kini tiba di sebuah bangku kayu, Jimin di persilahkan duduk layaknya putri. jungkook bahkan membersihkan lebih dulu bangku itu dari debu dengan tangan besarnya, lalu mendudukkan jimin pada bangku yang sudah dia bersihkan sebelumnya.
"Kau lapar? kita berteduh disini dulu sebentar lalu pergi makan". Jungkook ikut beralih pada sisi bangku lain lalu duduk disana, hal tak terduga yang terjadi berikutnya adalah dia merebahkan badan bongsor nya lalu menjadikan paha jimin sebagai bantalan dengan santainya, dia bahkan tersenyum menutup mata menyembulkan gigi kelincinya. menghiraukan jimin yang terheran dengan sikapnya.
"Ah. nyamannya". desah si bongsor pelan menutup matanya.
"H.hyungh". Jimin gugup, dia menelan salivanya , matanya mengerjap beberapa kali.
namun hendak kembali berbicara jungkook sepertinya sudah benar benar tertidur, nafas pemuda tampan itu mulai teratur sekian detik berikutnya dia benar benar tertidur dengan sangat pulas.
jimin mengarahkan tangannya pada dadanya, merasakan detak jantung yang tidak normal ketika melihat wajah tampan itu tertidur dengan begitu damai. tangan mungil jimin menyentuh sisi pipi jungkook, membelainya dengan begitu pelan, tak terasa seuntai senyum manis di kembangkan .
jimin sadar perasaan ini mulai tumbuh perlahan, namun untuk menjadi berkembang jimin tidak pernah tau.
dari awal mengenal dan jungkook yang selalu diam diam mendekatinya jimin sadar diri , dia dan jungkook terlampau jauh, jungkook begitu sempurna, dia adalah pewaris tunggal sebuah perusahaan besar, dia adalah idola yang di kenal semua orang , tidak mungkin dia bersanding dengan jungkook yang mungkin lebih pantas bersama seorang wanita.
jimin menyadarkan dirinya terlebih dahulu , tidak akan mengembangkan perasaannya secara berlebihan, tidak untuk jungkook , tidak juga untuk semua orang yang memang tidak pantas untuknya.
hari libur yang membosankan , yoongi menunggu pesannya di balas oleh jimin namun mungkin pemuda mungil itu sedang sibuk saat ini. isi kepala yoongi saat ini hanya jimin , jimin dan jimin.
akhirnya dia memutuskan untuk pulang kerumah, benar benar pulang kerumah.
siang itu dengan langkah berat membawa sebuah ransel. dia di sambut oleh maid yang tersenyum ramah padanya. kalau di tanya mengapa dia pulang , alasannya karena pastilah appa dan eomma tirinya sedang di rumah sakit , jadi tidak masalahkan pulang tanpa harus merasa canggung?.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Asisten✅(Jikook)
Hayran KurguBagaimana rasanya menangis tanpa suara? Jimin mampu bertahan sampai akhir bersama luka hati yang masih terpendam . Dia tidak berniat menyembuhkan luka itu , sampai pada akhirnya Jimin yang menyembuhkan luka hati orang lain . Jimin yang lembut dan p...