Pemuda dengan tatapan dingin masih duduk termenung di depan sebuah ruang yang hanya dilapisi gorden. Namjoon dan Manajer Sejin sedang menunggu Wali Korban sejak dua puluh menit yang lalu diluar.
Tiba-tiba terdengar Suara rintihan merdu dari dalam, Mungkin pemuda itu sedikit terusik.
"Eomma".
Suara itu terdengar lirih. Jungkook berjalan mendekat menyibak sedikit gorden. Mata bulatnya mengerjap, Jantungnya berdetak kencang.
"Bukankah dia si Pemuda Cantik itu?".
Batin Jungkook berbicara seolah melihat harta karun Matanya berbinar, tetapi keterkagumannya hilang berganti Kesadaran. Suara Parau dari Pemuda yang masih menutup matanya seolah mengejutkan Jungkook.
"eomma". Mata indah itu masih terpejam, keringat mengucur deras, Bibir Indahnya yang pucat terus bergumam. "Appa".
Jungkook berjalan mendekat membetulkan letak selimut si mungil , Perlahan tangan besarnya menyentuh kening Pria Manis itu.
"Kau mimpi buruk? tenanglah" . Dibelainya rambut hitam nan lembut itu, dengan sangat hati-hati seolah si empunya sangat mudah rapuh, Ajaibnya apa yang dilakukan Jungkook mampu menenangkannya.
Jungkook tersenyum, sebuah Senyuman manis yang bahkan Para sahabatnya tak pernah melihat itu. Setelah si kecil tertidur pulas tangan Jungkook menyentuh Pipi halus yang masih basah bekas tangisan entah apa yang Jungkook rasakan. Kesedihan yang dirasakan si cantik seolah menjadi kesedihannya juga. dan dadanya bergetar tak nyaman. Sedetik kemudian dia melangkah keluar, lalu menutup kembali gorden.
Diluar ruangan Sejin dan anaknya berdiri menunggu seseorang. matanya terpana melihat sosok Sahabatnya yang berlari bersama Istrinya, "Ki Joon?".
"Sejin ah". Ki Joon dan Hee Ae berjalan mendekat, "Apa yang kau lakukan disini?".
"Kau?" Sejin malah balik bertanya.
"Jimin disini, Seseorang tadi menghubungi Hee Ae melalui handphonenya".
"Benarkah?". Tanya Sejin lagi.
"Ayah sebenarnya yang di dalam itu Jimin". Namjoon berkata Pelan, mengejutkan semua orangtua itu. "Bibi yang ku telpon kan? dia ada di dalam".
Tidak mau mendengar penjelasan Hee Ae berjalan masuk meninggalkan suaminya. Saat Sang istri masuk ke dalam Ki Joon memandangi Sahabatnya seolah menuntut Penjelasan. Sejin menarik lengan sahabatnya untuk duduk. Sementara Namjoon masih berdiri memandangi ayahnya yang juga melihatnya.
"Tadi saat aku ke apartement Hoseok, kami mendengar suara Jimin dari apartment sebelah, dia menangis Minta tolong, dan". Namjoon menghentikan ucapannya.
Ki Joon mengusap wajahnya kasar, "Apa yang dia lakukan disana? Jimin tidak pernah berteman dengan Sembarang orang Sejin ah".
"Aku tau". Sejin menenangkan kembali Sahabatnya yang mulai gusar.
"Ada lima orang, dan Jimin sudah ketakutan Lalu pingsan saat kami menolongnya". Kata Namjoon Lagi.
Masih betah terdiam Ki Joon mencoba tenang walau hatinya marah pada orang yang melakukan itu terhadap anak polosnya. dia bangkit berdiri menepuk pundak Namjoon .
"Terimakasih nak. Kau sangat baik". dia melangkah kan kakinya masuk kedalam ruangan di ikuti Namjoon dan Ayahnya. Sesampainya di dalam Hee Ae Sudah membuka gorden sedikit lebar lalu duduk di samping putranya.
Wanita itu membelai rambut hitam Jimin dengan penuh kasih. Namjoon menjelaskan bahwa Jimin hanya Shock dan tidak ada luka serius, berikutnya hanya tinggal menunggu dia terbangun. Sejin menepuk pundak sahabatnya yang berdiri disamping sang istri .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Asisten✅(Jikook)
FanficBagaimana rasanya menangis tanpa suara? Jimin mampu bertahan sampai akhir bersama luka hati yang masih terpendam . Dia tidak berniat menyembuhkan luka itu , sampai pada akhirnya Jimin yang menyembuhkan luka hati orang lain . Jimin yang lembut dan p...