BM || TWENTY ONE

71K 2.9K 85
                                    

Leon mengusap rambut panjang yang tergerai milik wanitanya, ia masih setia mengelus punggung dan kepala Alexa. Leon berusaha untuk fokus mendengarkan clien yang sedang menjelaskan disini.

Mungkin kebanyakan orang akan menilai Leon tidak profesional dalam dunia bisnis tapi mereka bisa apa, jika mereka protes pun bisa-bisa pulang hanya tinggal nama.

Leon enggan meninggalkan Alexa diruang kerjanya atau lebih tepatnya dikamar yang berada disana, jika Leon meninggalkan Alexa bisa dipastikan Alexa tidak akan bisa tertidur nyenyak.

Sedari tadi Alexa masih nyaman berada dipelukan sang Daddy, Leon berusaha menepuk pipi Alexa agar terbangun tapi wanitanya masih asik terlelap dialam mimpinya.

"Baiklah itu adalah penjelasan saya, bagaimana Mr. Charleston apa kita bisa bekerja sama?"

"Engh— Daddy."

"Sttt... baby girl. Bisa tolong kecilkan suara anda Tuan Bagas terhormat?"

Pria setengah baru baya itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal tapi tidak urung ia pun menganggukkan kepalanya.

Leon melirik Wiliam, ia enggan sekali membalas pembicaraan si tua Bangka itu sekarang.

"Baik Tuan Bagas, disini saya mewakilkan Mr. Charleston jika kerja sama antar perusahaan diterima." ucap Wiliam tegas.

"Terimakasih Mr. Charleston, kami semua permisi."

Semua orang disana berdiri sambil menunduk hormat lalu mereka bersalaman dan pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Semua orang disana berdiri sambil menunduk hormat lalu mereka bersalaman dan pergi meninggalkan ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alexa menggeliat dipangkuan sang Daddy, ia mengerjabkan kedua matanya "Daddy?" Panggilnya dengan suara serak.

"Kenapa hm? Mau minum?"

Alexa menggeleng, ia membawa tangan sang Daddy ke dadanya "Sakit hiks..."

Leon teringat sudah beberapa hari belakang ini, ia tidak menyusu padanya pantas saja kini payudara Alexa membengkak dan terlihat mengendur.

"Daddy, nenen sekarang?"

"I—ya daddy."

"Oke sayang, kita ke kamar dulu."

"Baby gerah hm? Keringatnya lumayan banyak, berarti sirup itu bekerja dengan baik." Leon berbicara sendiri sambil terus mengelap keringat yang terus keluar dari dahi wanitanya.

Sesampainya dikamar ruangannya, Leon membuka baju Alexa dan celana panjangnya. "Mau dibuka celana dalamnya?"

"Nanti dingin Daddy."

"Pakai selimut sayang."

Alexa mengangguk pelan, Leon merebahkan tubuh Alexa telanjang dengan pelan. Ia juga ikut membuka jas dan kaosnya yang tersisa hanya celana panjang hitam saja.

Leon langsung mengemut puting yang sudah bercucuran air berwarna putih itu, tangannya pun ikut mengelus vagina yang tidak tertutup apa-apa.

Pelan-pelan ia memasukkan satu jarinya membuat Alexa mengeluh.

BEFORE MARRIAGE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang