Chapter 10

696 103 8
                                    

"Lo-Louis?" Gumamku

***

"Y/n apa yang kau lakukan disini?" Tanya Louis dengan heran

aku mengumpatkan Telapak Tanganku yang berdarah.

"ah tadi aku ke Toilet"

"Tapi aku dengar kamu seperti bertengkar sama seseorang?"

"Ah Mungkin dari luar kali. Tuan Louis salah denger kali"

"hmm sokka. Ayo, Kita pulang. Albert nii-san dan William nii-San sudah menunggu di Kereta Kuda" Ucap Louis

"ba-baiklah" ucapku sambil tersenyum

akhirnya kami pun pulang menuju Kediaman Moriarty.

/time skip

sepanjang jalan, kami hanya terdiam. Aku yang menahan rasa perih karena Goresan pisau yang Arthur lakukan.

"Y/n? kau kenapa?" Tanya Tuan William yang melihatku sedikit meringis kesakitan

"ah tidak apa-apa kok" ucapku menutupi rasa sakit

"sepertinya dari Raut wajahmu. kamu menahan sesuatu? apa yang terjadi?" Tanya Albert dengan serius.

"A-aku tidak apa apa kok. kok pada pengen tahu sih"

"Kau pasti menahan sakit karena Luka kan?" Ucap William to the point

mataku terbelalak. dia mengetahui kalau aku menahan sakit

"Tanganmu selalu kebelakang. dan ya, pasti gaunmu kena darah sekarang. dan kursi yang kamu duduki juga Meninggalkan darah disitu"

aku pun mengeluarkan Tanganku. dan ya, telapak tanganku sudah berlumuran darah karena Goresan pisau tadi.

"Sudah kuduga" ucap William dengan santai

"Y/n? ada apa ini? kok telapak tanganmu berdarah"

"apakah aku harus jujur?" Gumamku

"kamu pasti melawan sama seseorang kan? Kalo kegores seperti ini?" tanya William

"Sebenarnya, Aku melawan Seseorang. Dia menyerangku duluan. hingga Gaun ini sobek sedikit" Ucapku sambil menunjukkan Gaun ku yang sobek dibagian Pundak

tiba tiba Tuan Albert melepaskan Jas nya dan memakaikan di Badanku.

"Tutupi dengan jas ku. ini sobeknya lumayan Besar. besok Louis akan membawakan gaun ini ketukang jahit untuk diperbaiki" Ucap Tuan Albert.

"Terima kasih" ucapku

"oiya, memangnya siapa yang melawanmu tadi di koridor?" tanya Louis

"Arthur, namanya Arthur. Tangan Kanan Tuan Michaelis Edelweiss. Aku sudah mengingat semuanya. Tuan Michaelis memakai cincin Dua kepala Ular yang berlawanan. dan aku mengingat Pelaku yang membunuh ibuku adalah pelaku yang memakai cincin dua kepala ular yang berlawanan" jelasku

"sokka. mungkin kita harus bertindak besok"

"tapi itu terlalu Terburu-buru Tuan William. Aku ingin Dia bermain Dengan permainan kita dulu" Ucapku

"Benar sih. lagipula Kita belum mendapatkan Bukti yang kuat juga untuk melawannya" ucap Tuan William sambil menatapku

/Time skip

"Louis, kamu jemput Robert di Panti ya. soalnya Y/n tadi menitipkan disana" ucap william sambil turun dari kereta kuda.

Disusul aku dan tuan Albert

Love Of The Maid For My Own Lord✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang