SELAMAT MEMBACA, YEOROBUN❤
*****
"
Mario!"
Cowok yang memiliki nama itu akhirnya berbalik. Cewek berambut panjang yang sudah 10 tahun ini berteman dengannya. Teman yang sudah tahu seluk-beluk dirinya ini. Ia melambai pada Jihan dan tersenyum.
"Besok libur, jogging bareng jadi kan?" ujar Jihan berjalan di samping Mario.
Ketika berjalan menuju kelas, ia berpapasan dengan Sheira. Mario mengerutkan alisnya ketika melihat wajah Sheira yang terluka itu. Gadis itu menatap kearahnya sebentar. Di pertengaha koridor ini mereka bertiga berhenti di tempat.
Tak mau terlalu lama, Sheira memutus pandangan dengan sikap cueknya yang sudah mendarah daging dalam dirinya.
Mario masih menatap di tempat Sheira berdiri tadi. Pikirannya kalang kabut dengan asumsi beragam.
Kok bisa dia luka-luka kayak gitu wajahnya? Apa dia habis kecelakaan ringan waktu kesekolah tadi? Batin Mario dengan kepala yang sedikit ia miringkan karena berusaha memahami apa yang terjadi dengan Sheira.
"Yo!" Jihan melambaikan tangan pada wajah Mario.
Kesadaran Mario kembali dari lamunannya mengenai Sheira. Ia menatap Jihan dengan tertawa salah tingkah dan mengedikkan kepalanya mengode pada Jihan untuk kembali melanjutkan jalan menuju kelas.
Kini giliran Jihan yang berdiri diam. Ia memandang Mario dan berbalik sebentar melihat Sheira yang semakin menjauh.
Ada apa dengan Sheira? Dia mau kemana? Mario sampai ngeliatin Sheira kayak gitu, apa ia Mario merasa sedikit khawatir dengan Sheira? Batin Jihan memandang punggung Mario. Ia menggelengkan kepala dan mengejar langkah Mario yang sudah jauh di depannya.
"Sheira, kok wajah kamu kayak gitu? Kamu baik-baik saja?" tanya guru Matematikanya. Sheira memegang lecet di tulang pipi kanannya.
"Gak apa-apa, bu. Gak sakit juga." ujar Sheira dengan wajah tanpa ekspresinya. Tanpa di persilakan duduk, ia langsung pergi ke bangkunya. Dalam perjalanannya menunu bangku, ia melirik Jihan tepat ketika ia sampai Jihan memandangnya namun Sheira malah menatap papan tulis yang kini penuh coretan hasil karya guru matematika mereka.
Jihan memandang Sheira cukup lama, Sheira kok ngeliatin gue kayak gitu? Ada apa? Batinnya tak tenang. Ia memutuskan untuk menemui Sheira ketika jam istirahat nanti.
"Cukup sampai sini dulu materi kita hari ini ya. Ah iya, Ciara kamu keruangan ibu sebentar untuk mendaftar seleksi olimpiadenya ya."
Sampailah di jam yang Jihan harapkan untuk menemui Sheira, namun mendengar perkataan guru matematikanya Jihan langsung memandang Ciara. Tangannya kemudian tergerak menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Matanya bergerak gelisah.
Nama siswi yang di sebut itu kini mengangguk dan tersenyum. Wajar saja jika Ciara di pilih mengikuti seleksi olimpiade, bagaimanapun ia menonjol pada mata pelajaran ini dia termasuk siswi unggul di kelas Jihan, saingan Jihan dalam memperebutkan gelar Juara. Siswi itu juga yang sering menjadi hal perbandingan oleh papanya. Tahun kemarin, Ciara mendapat peringkat 3 umum sementara Jihan mendapat peringkat ke-4. Pengunguman juara umum sekolah sampai 10 di sekolah mereka, selebaran mengenai itu di tempel pada mading sekolah.
Sheira berdiri dari duduknya ketika para temannya mulai berkeluaran menuju kantin. Tapi, cegatan dari Jihan dengan memanggil namanya membuatnya berhenti.
Sheira berhenti, ia berbalik dan menatap Jihan. Jihan kemudian menatap ia dengan gelisah. Sheira menyilangkan kedua tangannya, menunggu apa yang akan di ucapkan Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REPLAYING
Mystery / ThrillerON GOING • SELASA, RABU & JUM'AT Bagaimana rasanya hidup dengan masa lalu yang terus terputar ulang? **** Masa lalu saling berkesinambungan dengan masa depan. Seringkali masa lalu tersebut menjadi arahan seseorang bahkan pelajaran untuk kehidupan ke...