REPLAYING || 19

3 0 0
                                    

"wah parah sih ini, bisa jadi bukan Sheira."

"Kenapa Lo yakin?"

"Lihat nih, eh tapi kan Jihan juga luka."

"Bisa jadi... Ini persaingan olimpiade gak sih?"

Rumor tersebar begitu pesat, dua hari berlalu Jihan baru masuk sekolah. Tersisa plaster tipis di dahinya, semua mata tertuju padanya ketika ia berjalan.

Mungkin mereka kasihan lihat gue . Terserahlah, asal Sheira udah gue buat kapok. Dia udah dipastikan untuk gak deket lagi sama Mario sama papa juga. Batik Jihan senang.

"Han, ini maksudnya apa?" Mario di belakang Jihan, dengan suaranya yang dingin mampu membalikkan tubuh Jihan menghadap dirinya. Sebuah benda tipis berwarna hitam itu menyala dan layarnya tak jauh dari wajah Jihan.

Sebuah obrolan yang menyebutkan namanya. Jika dilihat dengan seksama itu sepertinya...

"Kok hp Ciara ada sama Lo?"

"Gue gak nanya itu, Han!" Suara Mario sedikit membentak.

Terkejut, sangat terkejut Jihan melihat Mario saat ini. Apalagi sudah lama berteman dengan cowok itu, sama sekali dia tidak pernah dibentak. Sebab temannya itu tahu, Jihan selalu ditekan oleh papanya.

"Bener kata Setya ini karena persaingan olimpiade?"

"GAK!!"

"Terus? Kenapa peserta seleksi gak ada yang tahu kalau Lo buat kejutan? Setya juga bilang nilai Lo sama Ciara beda tipis doang?" Mario kemudian menatap ponsel Ciara, menggerakkan jarinya untuk menggulir di atas layar, sepertinya ada sesuatu yang ia akan tunjukkan.

Ia kemudian mengangkat kembali tangannya menunjukkan sesuatu lewat ponsel Ciara di hadapan Jihan.

"Ini, tadi pagi buta petugas kebersihan dapat hp ini. Kemudian dia foto keadaan rooftop sebelum dia bersihin. Selama kejadian, baru hari ini rooftop ada kunjungan, itupun karena petugas kebersihan. Karena dia dapat laporan kalau Lo udah dekorasi di atas, sesuai pernyataan Ciara kemarin dulu."

"Juga akses rooftop di tutup dan di kunci setelah kejadian Lo sama Ciara." Ucapnya panjang lebar, kini Jihan panas dingin. Bahkan menggerakkan kakinya melangkah mundur saja tidak bisa.

Ellia kemudian muncul dengan antek-antek yang selalu mengikuti kemana dia pergi. "Apa jangan-jangan Lo jebak Sheira karena Lo benci dia dekat Mario, secara Lo berdua kan habis tengkar tuh dan Sheira bilang Lo suka sama Mario. Juga Sheira kan anak pembunuh dari nyokap Lo." Suara Ellia turut memanasi keadaan.

Lama-kelamaan suara bisik asumsi dari para siswa-siswi yang berkumpul terasa sangat bising. Jihan kebingungan, rasanya seperti diputari oleh mereka. Tangannya bergerak menutup kedua telinganya sambil menggeleng, merespon hujatan mereka padanya. Mario lalu memegang salah satu tangan Jihan,

"Han, jawab gue." Suara Mario terdengar samar, hingga membuat pengelihatannya kabur, lalu ambruk tak sadarkan diri.

***

"Pa, udah berapa hari Sheira gak balik. Sheira hilang pa!"

"Kenapa papa harus pusing? Lagipula dia bukan anak papa. Udah untung selama ini papa jamin hidupnya!"

"Papa!" Teriak istri Wibowo.

Wibowo langsung melipat korannya acak. "Sewaktu Sheira bayi papa udah tes DNA dan itu bukan anak papa! Dia anak Tio. Ini, buku ini menjelaskan semuanya!" Buku cokelat yang saban hari direbut dari Mario ternyata menyimpan rahasia besar mengenai kelahiran Sheira. Beberapa rahasia hidup mama Sheira pun ada di sana beserta penjelasan kenapa Sheira di benci mamanya sendiri, kenapa Nimas membunuh saudara sepantinya yaitu mama Jihan.

REPLAYINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang