8. Seperti Duri

13 1 0
                                    


.....

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

....

"Assalamualaikum" ujar Tamara memasuki pintu rumah. Lalu terdengar suara balasan salam dari arah dapur, ia tahu itu pasti suara Bik Tina. Ia sudah sangat hapal dengan pemilik suara itu.

"Masuk yuk" ajak Tamara. Sementara Sabil masih tetap berada di genggaman tangan cewek itu. Sabil sama sekali tak pernah melepaskan tangannya.

Sabil menatap seluruh ruangan rumah itu yang bernuansa putih dan terang bercahaya. Rasanya tak ada satu tempatpun yang tak bercahaya di rumah itu. Satu hal yang bisa ia rasakan. Rumah itu begitu damai dan nyaman.

"Ini rumah kak Ara?" tanyanya.

"Iya, ini rumah kak Ara" bukan Tamara tapi Angel yang menjawab.

"Rumah kak Ara besar banget kayak Istana"

"Bisa aja kamu Sabil"

Mereka berjalan lurus menuju sofa untuk mengenalkannya ke keluarganya. Ia sangat tidak sabar, ia yakin mereka semua pasti senang dengan kedatangan Sabil. Sekaligus ia ingin mematahkan dugaan kakaknya mengenai Sabil yang sebenarnya seorang anak kecil imut.

Kebetulan sekali Pandu yang sedang duduk berdua dengan Fathur tak sengaja melihat Tamara dan Angel yang mendekat. Tentunya bersama Sabil juga.

"Ra, kamu dari mana aja? Kok baru pulang? Udah kita tungguin dari tadi?" tanya Pandu mengintrogasi.

"Kita habis ngeganjel perut tadi terus kebetulan lewat mall kita mampir dulu kak." jelas Tamara.

"Ya Ampun Ra klo laper kenapa nggak langsung pulang aja?"

"Nggak keburu kak. kita udah laper" sambung Angel.

"Itu kamu bawa siapa Ra?" Tanya Pandu.

"Ouh iya kenalin kak, ayah. Ini Sabil yang aku ceritain. Dia anaknya baik banget" ujar Tamara. Sejak tadi Sabil cuma diam dan tersenyum.

Pandu membulatkan mata "jadi Sabil yang kamu maksud anak kecil?"

Tamara mengangguk "iya kak jangan salah duga"

"Ouh jadi ini Sabil? Sini nak duduk di samping om"  Ajak Fathur seraya menepuk-meluk sofa disampingnya.

Sabil yang di panggil patuh mendekati Fathur.

"Kamu main sama kak Pandu aja yah? Tenang deh nanti kakak beliin eskrim. Kamu suka makan eskrim kan?" ujar Pandu.

"Iya kak. Makasih tapi Sabil nggak mau ngerepotin kakak"

"Nggak ngerepotin kok sayang. Kakak justru senang ada kamu. Kakak ada temen cowok nya" balas Pandu mengusap kepala Sabil.

"Yaudah kalo gitu kak Ara sama kak Angel ke kamar dulu. Kamu di sini aja ya bareng kak Pandu. Nanti kak Ara buatin susu " Sabil mengangguk.

....

"Assalamualaikum" suara itu berhasil mengalihkan pandangan semua orang. Termasuk Tamara.

Bismillah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang