3. Maybe I Miss You

6 2 0
                                    

.....

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Tamara menatap makanannya dengan tatapan kosong. Pikirannya telah jauh berkelana mengingat kejadian beberaap jam yang lalu.

Tentang Sabil.

Anak kecil yang berhasil menampar dirinya

Flashback on:

Setelah memastikan keadaan Sabil baik-baik saja Tamara kembali keruangan Ayahnya. Namun setelah itu tak lama kemudian karena merasa tak tenang meninggalkan Sabil sendirian Tamara memutuskan untuk kembali keruangan Sabil.

Namun belum sempat ia melangkah masuk, langkahnya tiba-tiba terhenti setelah mendengar suara Sabil. Tamara tertegun mendengar suara merdu sabil yang melantunkan ayat-ayat suci al-quran disamping ibunya yang masih belum tersadar.

"Ibu cepat sembuh yah, Sabil selalu nungguin ibu bangun. Sabil baru aja selesai merayu Allah. Supaya Allah bisa bangunin ibu. Klo aku nggak bisa bangunin ibu Allah pasti bisa. Aku kangen banget sama ibu" ujar Sabil mencium kening ibunya.

Entah sejak kapan Tamara mengeluarkan air mata. Hatinya ikut sakit melihat Sabil yang begitu merindukan ibunya. Ah Tamara juga jadi teringat sosok ibunya yang sudah tiada.

Jujur ia sangat bangga melihat Sabil yang begitu berbakti pada orang tuanya.

Tak sampai disitu saja Tamara bisa melihat bagaimana Sabil yang mulai membersihkan tangan ibunya dengan tisu. Meski kesusahan karena tubuhnya yang kecil Sabil terlihat tak lelah sedikitpun.

Tamara membungkam mulutnya berusaha menahan isak tangisnya. Ia tak ingin Sabil melihatnya menangis.

"Ibu tenang aja, Sabil akan selalu merawat dan jagain ibu" Tamara benar-benar tertampar mendengar ucapan Sabil. Semasa Bundanya masih hidup ia hanya bisa membuat masalah, masalah dan masalah hingga bundanya tiada barulah ia sadar.

Tamara berusaha menenangkan dirinya. Cewek itu menghapus air matanya dan mengubah mimik wajahnya sebisa mungkin agar terlihat tak terjadi apa-apa

Tok

Tok

Tok

"Assalamualaikum"

Sontak Sabil berbalik. "waalaikumsalam Kak Ara!!" Seru anak itu seraya berlari memeluknya.

Tamara tersenyum membalas pelukan anak itu sambil mengusap kepalanya.

"Sabil udah makan?" Tanyanya. Sabil hanya bisa menggeleng karena ia memang lapar.

"Makan yuk sama kak Ara. Kakak traktir kok. Apa pun yang Sabil mau" ujar Tamara yang tersenyum melihat wajah bahagia Sabil.

"Makasih ya kak!!" seru Sabil. Sabil kembali menghampiri ibunya.

"Sabil mau pergi dulu ya bu. Mau di traktir sama kakak cantik. Nanti Sabil bawain. Sabil nggak akan lama kok" ucap anak itu lalu mencium kening ibunya. Tak lupa mencium pundak tangan ibunya.

Bismillah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang