بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم"Didunia ini ada banyak hal yang harus kita syukuri, salah satunya adalah saat orang-orang yang kita sayangi masih ada bersama kita"
.....
Tamara menghentikan motornya di tempat parkir rumah sakit. Sebelum benar-benar melepaskan helmnya. Cewek itu terdiam sejenak lalu menarik napas berat. Kejadian beberapa saat lalu benar-benar membuatnya terkejut.
Tamara masih tak habis pikir bagaimana mungkin ia bisa bertemu dengan pria itu. Dengan susah payah ia berusaha untuk tidak memikirkannya selama bertahun-tahun, tapi mengapa ia harus kembali di pertemukan.
Ah, Astagfirullah. Memutuskan hubungan yang haram itu dengannya bukan berarti memutuskan tali saudara seiman bukan.
Namun tetap saja. Perasaannya pada Angkasa masih sama seperti apa yang ia rasakan dulu. Ia tidak bisa berbohong.
Tes
Tamara membulatkan mata saat mengetahui hujan mulai turun. Astagfirullah bisa-bisanya ia sampai tak sadar bahwa akan turun hujan. Tamara dengan cepat melepaskan helm yang melekat di kepalanya lalu buru-buru berlari ke salah satu trotoar.
"Astagfirullah, untung nggak terlalu basah." namun beberapa saat kemudian cewek itu ternganga lebar saat mengingat bahwa helmnya ia taru di motor.
"Ouh iyah helmnya kan aku taru di motor. Jadi basahkan" Tamara menepuk jidatnya merutuki kebodohannya.
"Astagfirullah"
Tamara hanya bisa melihat motor beserta helmnya yang diguyur hujan.
Karena merasa tak bisa berbuat apa-apa lagi Tamara memutuskan untuk segera ke ruangan ayahnya. Ia ingin melihat bagaimana kondisinya saat ini. Sebenarnya Ayah Tamara-Fathur mengalami kelumpuhan karena kejadian beberapa tahun lalu dan sudah bisa dibawa pulang. Namun Ayahnya yang beberapa minggu lalu terdengar penyakit jantungan yang mengharuskannya untuk di rawat di rumah sakit beberapa waktu.
"Assalamualaikum ayah" Ujarnya membuka pintu ruangan itu.
"Waalaikumsalam" balas Ayah Tamara. Tak lupa dengan Amira yang ikut membalas salam Tamara.
"Loh Amira kok kamu di sini. Kamu kesini sama siapa? Kok nggak bilang sama kakak, kan bisa barengan. Biar kakak bawa mobil aja sekalian" Ujar Tamara yang heran dengan keberadaan Amira.
Amira hanya tersenyum mendengar kalimat Tamara yang begitu perduli dengannya. Tamara yang dulu sangat membencinya kini begitu perduli dengannya.
"Nggak papa kok kak. Tadi Mira ke sini bareng teman aku sama kakaknya" Tamara hanya mengangguk. "Terus teman kamu mana?"
"Baru aja pulang" Lagi-lagi Tamara hanya mengangguk seraya bergerak kearah kursi di sebelah ranjang ayahnya.
Tanpa pikir panjang Tamara menyuguhkan senyuman pada sosok cinta pertamanya itu. Sosok yang selalu menyayanginya meski ia telah begitu banyak melakukan kesalahan.
"Gimana kondisi ayah hari ini? Udah makan siang belum?" tanyanya.
"Alhamdulillah udah kok, tadi di bawain Amira" Tamara mengangguk bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah Cinta
General FictionSEBUAH CERITA FIKSI!!! Sebuah kisah perjalanan hidup Tamara mengarungi takdir Ini tentang Tamara, anak kedua dari keluarga Pratama yang memputnyia paras cantik. Bukan cuma itu, ia juga di kenal dengan kepintarannya yang berhasil memenangkan banyak l...