بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
.....
"Angkasa!!" teriak Tamara berjalan mendekati Angkasa yang berbalik karena namanya dipanggil. Tidak lupa dengan senyum tipisnya.
"Udah lama nunggunya?" tanya Tamara. Angkasa menggeleng menandakan ia belum lama tiba di taman ini. Yah saat ini mereka sedang ada di taman kota dengan langit malam yang begitu bersahabat.
"Malam ini indah banget ya, bintang nya banyak" ujar Tamara berusaha menampakkan senyumannya. Ia tau setelah ini ada hati yang akan kecewa karena dirinya. Entahlah rasanya juga menyakitkan. Karena disini ia akan seperti penjahat yang berhasil mencuri hati seseorang lalu menghancurkannya.
"Ada apa?" tanya Angkasa.
"Hmm? Maksud kamu? Emang nggak boleh ngajak kamu ketemuan?" tanya Tamara.
"kenapa ngajak ketemuan? Tumben. Mau ngomong apa?"
Tamara memalingkan wajahnya lalu tersenyum kecut. Rasanya ia tidak akan tega melakukan ini. Angkasa dia adalah orang yang baik. Yah, meskipun sikapnya yang terbilang cuek. Tapi lihatlah bahkan sebelum ia bicara saja cowok itu sudah tahu ada yang ingin Tamara bicarakan.
"Angka!" panggil Tamara masih belum berani berhadapan dengan cowok itu. Disini mereka tak cuma berdua, ada banyak orang yang berlalu-lalang.
Cowok itu hanya terdiam menatap Tamara lekat tanpa berpaling sedikitpun.
"Kamu itu pintar, kamu itu baik, kamu itu perhatian, kamu itu penyayang, tapi kamu cuek Makanya aku suka. Karena itu aku cinta sama kamu" ujar Tamara. Ia mendongak menatap kearah malam. Ia tak ingin air matanya benar-benar jatuh. Cewek itu memeluk dirinya sendiri yang entah kenapa udara di sekitarnya terasa semakin dingin.
"Makasih" Ujarnya. Lalu terdiam beberapa saat. Bahkan Angkasa juga ikut terdiam.
"Makasih udah jaga hati aku selama ini. Makasih karena sudah mau menjadi laki-laki yang tulus sama aku disaat semua orang benci sama aku." ujar Tamara berbalik menatap Angkasa dan saat itu lah air matanya juga ikut terjatuh. Air matanya sudah tidak bisa terbendung lagi. Rasanya begitu menyakitkan.
"Makasih udah mau jadi takdir perjalanan aku" ujarnya Tamara yang terus menangis. Sementara Angkasa masih tetap diam. Ia tak ingin memotong perkataan Tamara.
"Tapi maaf, aku nggak bisa ngelanjutin hubungan kita"
"Putus?" tanya Angkasa langsung pada intinya. Meskipun begitu sebenarnya ia tahu apa maksud Tamara. Tapi ia ingin memastikannya sendiri.
"Kita putus." ujar Tamara. menunduk kali ini ia tak bisa membendung air matanya lagi.
Angkasa cuma terdiam masih berusaha mencerna perkataan Tamara. Beraberapa saat kemudian ia mengangguk. Saat ini hubungannya sudah benar-benar tidak adak lagi di antara mereka.
"Tapi kamu harus tau angkasa aku masih sayang sama kamu. aku tetap cinta sama kamu."
"Kenapa?" ucap Angkasa pelan
KAMU SEDANG MEMBACA
Bismillah Cinta
General FictionSEBUAH CERITA FIKSI!!! Sebuah kisah perjalanan hidup Tamara mengarungi takdir Ini tentang Tamara, anak kedua dari keluarga Pratama yang memputnyia paras cantik. Bukan cuma itu, ia juga di kenal dengan kepintarannya yang berhasil memenangkan banyak l...