Epilog

32 23 0
                                    

Happy reading________

Kedua mata yang saling bertatapan, membuat jantungku berdetak kencang. Sama seperti saat bersama bayu. Matanya yang tajam dengan rahangnya yang indah. Aku tak bisa menyangka dengan apa yang kulihat ini. Walau dia bukanlah bayu, namun hatiku terus berkata bahwa dia adalah bayu.

Angin yang sejuk mulai mendatangiku, melewati wajahku hingga membuat rambutku terkibas. Dia tersenyum sama seperti bayu yang kukenal.

"Permisi dok, waktu istirahat selesai"

Aku terkejut saat melihat asistenku memanggilku.

"Ah..oke aku akan kembali"

"Bisakah kita bertemu lagi" suara teriakan aria yang membuatku terkejut.

"Em...semoga" aku membalikkan wajahku dan berjalan menuju ruanganku.

Selama beberapa hari aku sedikit melupakannya karena terlalu fokus pada pasien. Hingga kepala rumah sakit memanggilku.

"Dokter herin, bisakah kau keruanganku?"

"Baik, saya segera keatas"

Aku bergegas menaiki lift untuk bertemu dengan kepala rumah sakit. Mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk. Aku melihatnya bersama dengan kepala rumah sakit duduk bersampingan.

"Dokter herin, jika aku boleh bertanya. Apakah kau bisa menyembuhkan penyakit mental?"

"Yah, tentu saja"

"Ah...kalau begitu, bisakah kau membantu temanku untuk sembuh?"

"Baik, saya periksa diruangan dulu"

"Tidak perlu, kau bisa memeriksanya disini. Karena aku ingin melihat seperti apa pekerjaanmu"

"Baik pak"

Aku mulai mendekatinya. Wajah kami yang sedikit dekat, dengan tanganku yang tiba tiba bergetar saat menyentuk kulitnya.

Aku mulai memeriksa mata dan denyut nadinya. Akhirnya aku menemukan penyakit yang dialaminya.

■◇■

"Hanya sebuah stres karena beban pekerjaan"

Dan saat kepala rumah sakit mendengarnya, jawabannya benar. Herin dipuji karena ketetapan dan ketelitiannya. Hingga Aria memutuskan untuk meminjam herin sebagai dokter pribadinya.

Herin yang terkejut, tak bisa berkata apa apa dan menurutinya saja.

"Saya akan membayar berapapun untuk dokter herin"

Kepala rumah sakit setuju dan memawa lembaran yang harus disetujui aria untuk bisa menjadikan herin dokter pribadimya. Sebuah kontrak akhirnya dibuat. Aria dan herin keluar dari ruangan dan pergi ke kamar aria.

Herin yang hanya diam saja tak bisa mengatakan apapun lagi.

"Hey....ada apa? Tak perlu terlalu kaku padaku"

Herin yang terkejut mendengar itu langsung melihat kearahnya.

"Ah...maaf tuan"

"Panggil aku aria aja" aria yang tergeletak ditempat tidur melihat herin yang terus menunduk.

Kecanggungan diantara mereka, membuat ruangan menjadi sunyi.

"Dokter herin, bisakah kau menyarankan tempat untuk menghilangkan stresku"

"Em....bagaimana dengan pantai? Suara ombak kecil dapat menenangkan pikiran, dan udara yang hangat dapat menghilangkan rasa lelah"

"Oh....baik aku akan ke pantai"

"Baik"

"....denganmu"

"Ha?" Herin yang berteriak terkejut membuat aria juga ikut terkejut.

Herin langsung menutup mulutnya dan aria tertawa melihat wajah herin yang terkejut.

"ahahaha....ada apa denganmu? Ah kau membuatku menangis"

Tawa yang sangat jarang dikeluarkan aria selama ini, kini keluar begitu saja saat bersama herin. Tawa yang sangat besar menandakan bahwa dia tak baik baik saja.

■◇■

Herin dan aria memutuskan untuk pergi ke pantai dan menginap dikamar yang berbeda. Berjalan didekat pantai membuat herin terbawa suasana bahagia.

Malam harinya dengan diterangi sinar bulan dan lampu, herin berlari ke air dan bermain main seperti anak kecil.

"Aria....kau tak ikut?" Berteriak dikejauahan dengan menikmati air laut yang dingin. Melompat lombat diair dangkal membuat herin sangat senang.

Aria yang melihat itu langsung tersenyum dan mulai menghampirinya. Dengan memasang cincin itu dijari kanannya dan memegang tangan herin.

Herin terkejut dan berhenti bermain main. Udara malam yang dingin dengan mata yang saling memandang.

"Bolehkah aku menjadi bagian dari ceritamu selanjutnya?"

Tangan hangat aria mengingatkannya tentang bayu. Herin yang terdiam saat mendengar itu mulai menangis, dan menganggukkan kepala.

"Em...selamat datang"

Aria mulai memeluk herin dengan erat dan semua orang bertepuk tangan melihat mereka berdua. Kebahagiaan dimalam ini adalah awal baru bagi perjalanan mereka, hingga kedua cincin dijari mereka akan menjadi tali penghubung takdir mereka suatu saat nanti.

..........♡..........
"Semua orang beruntung ,bagi mereka yang menyadarinya"

My Everything- jika kau tau itu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang