四 Luka

49 33 15
                                    

Happy reading __________

Tak semua anak terlahir dari keluarga yang beruntung bisa mendapatkan kebahagiaan.

Luka yang ada ditubuh akan bisa menghilang, namun tidak untuk luka pada mental seseorang.

Kini dari keadaanku, aku tumbuh menjadi seorang yang berfikir dewasa walau umurku masih dibilang sangat muda. Sekarang aku lebih terbuka pada ibu panti dan mulai menceritakan tentang masa laluku, seberapa gelapnya kehidupanku sebelum datang ke panti ini. Dan bercerita tentang uang itu, bagaimana aku bisa mendapatkannya. Ibu panti yang terkejut mendengarnya dan mencoba untuk tetap tenang. Mencoba untuk menutupi kejadian yang aku lakukan pada masa lalu.

■◇■

Namun, tanpa kusadari seorang laki-laki yang merupakan anak panti yang lebih tua dariku mendengarkan pembicaraanku. Dan mulai mencari dimana ibu panti menyimpan uangku.

Usiaku sekarang adalah 18 tahun. Dan aku bekerja di sebuah apotekker dengan kemampuan dan mengalamanku yang diwarisi dari ibuku. Aku menjadi anak yang mandiri, dan mulai memiliki uang sendiri. Saat aku pulang ke panti siren selalu menungguku bersama ibu panti. Tepat pada malam ini aku bermaksud merayakan ulang tahunku ke-19 bersama semuanya. Aku membeli makanan-makanan enak dan bergegas pulang. Namun kenyataan mengerikan menghampiriku dari kejauhan.

Suara orang-orang yang meminta bantuan membawakan air, dan aku mencium bau mayat yang terbakar. Dan kusadari bahwa itu berasal dari panti asuhan. Dengan segera aku berlari dan menjatuhkan semua makananku. Yang aku pikirkan hanyalah 2 orang yang sangat kusayangi, Siren dan ibu panti. Aku yang berusaha masuk namun dihalangi oleh petugas pemadam kebakaran. Dan mereka menarikku untuk menjauhi api itu.

"AAAGGHHH...... LEPASKAN KELUARGAKU ADA DIDALAM"

Teriakku dengan seluruh tenagaku, untuk meminta mereka membiarkan aku masuk. Namun mereka tak melepaskanku. Aku terus berkata bahwa,

"Ibu dan saudaraku ada disana!, apa kalian tidak melihatnya?? Mereka menjerit kesakitan. Kulit mereka terbakar"

Rintihku dari luar yang melihat ibuku terbaring melindungi siren yang terbakar bersama. Mataku yang bisa melihat itu merasa tak sanggup untuk melakukan apapun selain menangis dan berteriak.

Amarahku memuncak, namun aku mencium bau yang tidak asing milik seseorang. Berbau bensin dan api pada tubuhnya. Aku melihatnya dari arah jam 2 menuju ke hutan. Tanpa berfikir aku berlari mengejarnya dan sampai ditengah hutan namun tak melihat jejaknya lagi. Aku yang terus berkonsentrasi untuk menemukan baunya tapi gagal, karena dia tau kekuatanku dan mengecohku dengan mengelapkan bensin pada pohon pohon disekitarku. Akupun berteriak dan mengancamnya didalam hutan.

"KELUAR SEKARANG JUGA, SIAPAPUN KAU. JIKA KAU TAK KELUAR DALAM WAKTU 3 DETIK , AKU BERSUMPAH AKAN MENEMUKANMU DAN MENEBAS LEHERMU DITEMPATMU BERDIRI."

Tak ada jawaban sama sekali, namun aku yakin bahwa dia mendengar ancamanku. Berteriak kesal membuatku hanya terpuruk dalam kegelapan. Kini rumah itu sudah hangus seluruhnya, beserta dengan anak anak panti.

■◇■

Aku tak tau ingin tinggal dimana. Berjalan semalaman mencari tempat tinggal. Tangisku yang tak berhenti hingga fajar tiba. Aku terduduk disebuah batu dengan mata bengkak tanpa tau akan melakukan apa. Hingga aku mendengar suara laki-laki dari rumah besar disebrangku. Dengan pakaian rapi, menggunakan mobilnya keluar dari rumah. Wanginya yang harum membuatku terus melihatnya.

Hingga 12 jam aku berkeliling dan selalu kembali ketempat yang sama. Dia dengan matanya yang tajam tanpa adanya senyum. Satu satunya yang ada dihatiku hanyalah

"Apa dia tidak bahagia?"

"Memiliki rumah yang besar, dan kekayaan yang melimpah bukankah itu sempurna?."

Akhirnya aku memutuskan untuk melupakannya dan mencari tempat untuk tinggal. Hingga aku menemukan tempat tinggal yang sangat murah diatas atap. Sebuah ruangan yang hanya cukup untuk diriku sendiri, namun tak memiliki apapun didalamnya. Aku hanya tidur dengan beralaskan koran, dan menangis setiap malamnya.

Suatu hari aku menemukan pekerjaan yang sedikit berat bagiku, karena aku tak memiliki pendidikan mulai aku kecil. Aku bisa membaca dan menulis hanya karena siren yang mengajariku.

Aku bekerja sebagai pencuci piring disebuah tempat makan dan mereka menggajiku yang sangat rendah hanya bisa untuk membayar setengah kontrakanku dan makan. Hingga aku bertemu dengan nyonya pemilik apotik yang tak jauh dari kontrakanku. Ia mempercobakanku membuat suatu obat baru untuk menghilangkan alerginya. Nyonya itu memberikan aku waktu 1 bulan untuk meracik obat itu tanpa bantuan orang lain.

Aku terus mencoba meracik dengan teliti hingga setengah bulan berlalu. Nyonya itu kembali dengan menanyakan sudah seberapa jauh aku meraciknya. Dan dia terkejut bahwa...

..........♡..........

My Everything- jika kau tau itu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang