十四 Janji

30 27 0
                                    

Happy reading________

Rasa malu yang sama-sama kami rasakan, membuat kami canggung tak berani menatap satu sama lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa malu yang sama-sama kami rasakan, membuat kami canggung tak berani menatap satu sama lain. Aku yang berjalan dengan menutupi wajahku dengan bunga tak bisa mengontrol perasaanku. Begitupun dengan bayu, ia hanya menatap ke langit dengan menggosokkan telapak tangannya dileher dengan jari kelingking kami saling memegang erat.

Layaknya anak kecil yang mengikat kelingking mereka sebagai suatu janji yang harus mereka simpan. Janji untuk tetap selalu berada disisinya dalam waktu yang cukup lama.

■◇■

Saat kami berada didekat mobil, tangan bayu mulai mengulurkan kedepan pintu dan membukakannya untukku.

"Silahkan masuk"

Aku yang berhasil melihat kearahnya dan tersenyum membuatnya ikut tersenyum. Aku mulai masuk dan melepaskan jari kelingkingku darinya. Melihatnya dari depan kaca mobil untuk sesaat, dan dia mulai memasuki mobil. Menghela nafas dan mulai mengendarainya. Selama perjalanan kami masih sedikit merasa canggung, namun dengan adanya musik membuat suasana sedikit berbeda.

"Mau makan?"

"Hmm..."

"Makan dimana?"

"Di tempat makan udon itu"

"Kau yakin?"

"Hmm..."

Kami mulai pergi kesana, walau perjalanan sedikit lama. Saat dimobil aku tertidur untuk sesaat. Bayu yang melihatku tertidur, berhenti dilampu merah dan mulai mendorong kursiku sedikit kebelakang. Tanpa sadar aku membuka mataku dan melihat matanya dengan sangat dekat.

/tin..

suara klakson mobil yang ada  dibelakang kami. Bayu yang tak menyadari bahwa lampu sudah berubah menjadi hijau. Dengan bergegas bayu melaju ke depan dan mulai menggosokkan tangannya ke leher kembali.

"Maaf, membangunkanmu"

Aku yang tersenyum memegang tangannya selama perjalanan. Melihat itu bayu juga sedikit senang, dia tersenyum dengan sedikit malu.

Tak lama setelah itu kami sampai pada tempatnya. Kami terpaksa turun dari mobil karena tak muat melewati gang untuk masuk. Saat perjalanan masuk aku dan bayu sedikit berbicara tentang seperti apa bentuk makanannya, hingga seorang ibu-ibu tua menghalangi jalan dengan membawa gerobak sampah. Bayu berlari kearah ibu itu dan mulai mendorong gerobak sampah itu.

"Mari bu, saya bantu"

Aku yang melihat itu, mulai mendatangi mereka dan membantu mendorongnya.

My Everything- jika kau tau itu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang