十二 Kebetulan

28 26 1
                                    

Happy reading________

Baju compang camping, wajah yang lusuh, baunya yang tidak sedap. Anak yang kutemui dulu, orang yang membunuh ayahku. Anak ini...., anak ini....., anak ini telah merebut ayahku dariku. Aku melihat tasnya yang sobek mengeluarkan banyak uang yang bisa kugunakan untuk kesenanganku. Setelah satu bulan berlalu sejak herin tinggal dipanti,

"N-namaku herin"

Nama yang sama seperti yang orang tua itu panggil. Anak ini membuatku muak hanya dengan melihatnya saja. Bertahun tahun aku mencari tas itu namun tak kutemukan.

"Ibu, apa kau tau tas besar itu sekarang dimana?"

"Apa apaan kau ini, siapapun tidak ada yang menanyakan hal semacam itu. Pergilah bantu adik adikmu yang kesulitan."

Aku yang tak menjawab dan hanya membalikkan tubuh dan berjalan keluar. Aku bertemu dengan siren dan herin sedang bercerita sesuatu, hingga akhirnya aku memutuskan untuk mengupingnya.

"Tas itu.....berada tak jauh dari lantai kamar ibu...."

"Tas apa yang kau maksud?"

"Tas yang dulu ku bawa kesini. Itu adalah hasil dari menjual organ ayahku...hahaha..."

"Apakah itu menyenangkan?"

"Yahh, sedikit....karena dia tak bisa melawan jadi sedikit membosankan"

Aku yang mendengarkan percakapan mereka merasa merinding.

"Mereka bukan anak biasa"

"Kakak ayo main...."

■◇■

Aku yang terkejut saat adikku memanggil, dan mengajakku bermain bersama mereka. Tapi tak menyadari siren dan herin sudah tak ada ditempat itu. Hingga membuatku sedikit takut dan mulai mencari uang itu dan pergi dari tempat ini secepat mungkin.

Bertahun tahun aku akhirnya bisa masuk kekamar ibu tanpa sepengetahuannya. Ibu yang sedang keluar bersama siren menjadikan ini kesempatan yang sangat langka. Setelah mulai mendobrak setiap lantai aku menemukan bau yang sangat busuk.

Bola mata yang menggelinding kearahku dengan belatung yang menutupi bentuk mata itu. Rasa mualku sampai tak tertahankan, hingga aku terburu buru membawa tas itu dan turun. Namun saat dipintu keluar aku bertemu dengan ibu panti dan siren. Mereka melihatku dengan tas ini dan mencoba merebut kembali tas ini. Siren yang berusaha menjaga anak kecil tetap didalam ruangan supaya mereka tak melihat sifat yang buruk. Namun tanpa sadar mereka sudah dikelilingi oleh bensin yang sudah kusiapkan untuk membunuh mereka semua bersama.

Api mulai ku nyalakan dan membakar rumah itu. Ibu yang masih diluar langsung masuk kerumah itu untuk menyelamatkan anak anak itu. Namun sayangnya setiap anak yang sudah keluar , aku terus melemparnya masuk hingga semua terjebak. Tanpa kusadari aku melupakan satu orang lagi, herin.....

Aku bersembunyi dibalik rumah, dan mendengar teriakan herin. Saat aku melarikan diri, tak kusangka selain penciumannyan yang tajam, herin juga memiliki mata yang tajam bisa melihat orang dalam jangkauan yang sangat jauh. Herin terus mengejarku namun aku mengecohnya dengan bensin sisa itu. Aku mendengar suara kebenciannya seperti menusuk dalam rusukku.

■◇■

Akhirnya aku bebas dari hutan. Mencari kontrakan dan memfoya foya uang yang kudapat.

"Kembalikan...kembalikan"

Suara bisikan yang menggema ditelingaku tak berhenti selama berminggu minggu, Hingga membuatku gila. Aku mulai membeli narkoba dari uang itu dan suara itu tak berhenti, namun katanya menjadi

My Everything- jika kau tau itu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang