Happy reading __________
Sejak kejadian itu, aku menjadi banyak teman dan populer dikampus. Tapi tatapan dan senyum mereka adalah kepalsuan. Mereka dekat denganku hanya ingin merebut bayu. Tak kusangka bahwa manusia lebih mengerikan dari pada hewan buas yang ada di hutan.
Perempuan yang dulu melabrakku kini berpihak padaku. Mereka berpura pura baik hanya karena menginginkan sesuatu. Tersenyum seperti badut namun, menyembunyikan wajah asli mereka didalam sebuah topeng.
■◇■
Perasaanku yang masih tidak pasti membuatku ragu dan ingin menarik kembali kata kata yang pernah kuucapkan padanya. Tapi yang hanya bisa kulakukan untuk sekarang adalah tidak memperdulikannya terlebih dalu dan fokus pada tujuanku kuliah ini.
Satu setengah tahun, berhasil kulewati dan ini hari kelulusanku. Berdiri dengan tegap, dan tersenyum kini menjadi kebiasaanku. Semua mata memandangku bersama dengan tepuk tangan saat melangkah menuju panggung untuk menerima perhargaan sebagai mahasiswa yang sangat jenius. Kelulusanku dijurusan kedokteran kini menjadi awal bagiku untuk menuju titik yang ada dipuncak.
Upacara kelulusan pun selesai dan kami diberi petunjuk untuk meninggalkan tempat. Semua anak mendatangi orang tua mereka yang sudah menunggu di luar, sedangkan aku kembali sendirian. Itulah pemikiranku, dan ternyata salah. Bayu dengan membawa dua tangkai bunga matahari pergi menghampiriku, walau bisa dilihat banyak mahasiswi yang menunggunya untuk berfoto bersama mereka, namun, bayu menolaknya dan malah menghampiriku.
"Congratulation....herin"
Dengan senyumnya kembali membuat jantungku berdebar, namun aku selalu berpura pura bersikap keras padanya.
"Eyang katanya mau dateng, ditunggu gak nih?"
"Kau pikir aku orang yang kurang ajar, tak bisa menghargai jasa orang padaku?"
"Hemm..." Dengan menarik bibir bawahnya, dan menekuk sedikit leher kekiri.
Kami terus menunggu, namun aku sudah tak tahan dengan sepatu heels jika harus berdiri dengan waktu yang lama.
/menepak sepatu
"Kau baik baik saja?"
"Gak papa... aku hanya tidak terbiasa dengan heels"
"Mau istirahat?"
"Gak usah aku masih kuat"
"Oke...."
Berdiri disampingnya dan menunggu bersama membuatku sedikit canggung. Aku yang mencoba meliriknya tapi dia selalu menyadarinya. 30 menit menunggu akhirnya nyonya itu datang dengan terburu buru.
"Maaf nak, eyang telat" Dengan memegang kedua tanganku.
"Enggak papa, nyonya"
"Mulai sekarang, panggil aja eyang gak usah sungkan"
"I-iya e-eyang. Terimakasih"
"Enggak papa nak, kamu udah berjuang keras, selamat ya nak"
"Iya" Entah mengapa mataku menjadi sedikit berair, didepannya dan bayu. Bayu yang melihat itu terkejut,
"Oo..ternyata seorang queen ice bisa meleleh juga, sebuah fenomena alam yang sangat langka nih eyang" Eyang yang mendengar itu langsung menyenggol perut bayu dengan sikunya.
"Huss....gak boleh gitu"
"Aaghh.. iya ampun"
Akhirnya tawaku muncul diantara mereka dan membuat mereka terkejut dan ikut tertawa. Tawa yang hangat seperti dulu bersama ibu panti dan siren. Bayu yang melihatku tertawa, tak sekalipun mengalihkan pandangannya dariku.
Setelah beberapa menit bertemu, eyang menyuruhku untuk merayakan kelulusanku dan bayu dirumahnya.
■◇■
Bayu adalah anak yang terlahir kembar yang lahir dari rahim seorang ibu yang bekerja sebagai hakim dan ayahnya yang bekerja sebagai CEO game. Namun ibunya berhenti bekerja dan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Ayahnya yang bekerja sebagai CEO game sangat jarang pulang kerumah dan memilih untuk lembur di kantor.
Hingga diumurnya yang ke 3 tahun bayu dan kembarannya harus berpisah karena ibunya yang ketahuan berselingkuh dengan tangan kanan ayahnya. Orang tua bayu akhirnya bercerai yang dimana bayu harus ikut dengan ayahnya dan kembarannya harus ikut ibunya.
Tak lama kemudian ayahnya menikah lagi dengan sekertaris ditempat kerjanya. Setelah lama menikah akhirnya anak perempuan lahir, itu dia adik tiri bayu, alisia. Selama munculnya anak itu bayu merasa tidak diperdulikan lagi oleh ayah dan ibu tirinya. Hingga bayu memutuskan untuk menyiram air panas pada tubuh adiknya yang masih bayi saat tertidur. Namun, berhasil dihalangi oleh ibu tirinya. Perut ibunya yang melepuh menjerit kesakitan dan mulai menelfon dokter.
Bayu yang tak ingin disalahkan hanya berpura pura menangis. Namun, tetap saja ayahnya membela istrinya dan mulai menampar bayu dengan tangannya yang kasar hingga tercebur kekolam renang. Keesokan harinya eyang datang kerumah karena merasa ada yang tidak beres.
Saat eyang menanyakan bayu, ayahnya berbohong dan mengatakan bahwa bayu sedang menginap dirumah temannya. Eyang yang tak mempercayai omongan anaknya akhirnya berpura pura tenang dan mulai mencari bayu kesetiap ruangan.
Bayu yang dikurung disebuah gudang gelap dan lembap meminta tolong dengan kaki yang dipasung dengan besi yang sangat berat. Namun, teriakannya tak sampai keluar. Eyangnya yang terus mencari dan mendengar suara dinding yang terus berbunyi layaknya dipukul berulang kali.
■◇■
Setelah berjam jam mencari, akhirnya eyang menemukannya tepat saat fajar tiba. Bayu yang menangis dan mengatakan bahwa dia tak bersalah membuat eyangnya sangat marah, hingga memutuskan untuk mengambil hak asuh bayu dari anaknya. Ayahnya yang tidak terima malah memaksa bayu untuk tidak pergi dari rumah itu. Eyang yang bersihkerah meminta untuk mengurus bayu, hingga akhirnya meminta dengan paksa.
Dengan menyodorkan pisau ke lehernya,
"Lepaskan anakmu, dan biarkan mama yang mengurusnya. Jika tidak mama akan mulai melukai diri dan ini semua adalah salahmu!"
Darah yang mulai sedikit keluar dari dalam kulit membuat ayah bayu menyerah dan memberikan bayu padanya. Pagi itu bayu membereskan semua barangnya dan pergi dari rumah itu meninggalkan ayah dan ibu tirinya.
Bayu tumbuh dengan didikan eyangnya dan mulai melupakan tentang orang tuanya. Sekarang bayu sudah berkuliah dan bertemu herin untuk pertama kalinya.
..........♡...........
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything- jika kau tau itu [END]
Romansa"Apa yang membuat dia bisa jatuh cinta padaku?" Anak yang terlahir dari sebuah desa yang tidak dikenal. Dibesarkan dengan kekerasan oleh ayahnya dan memutuskan untuk meninggalkan rumah di umurnya ke-13 tahun. Berkelana ke kota tanpa mengetahui tujua...