Taeyong membuka matanya perlahan, mematikan alarm dari ponselnya. Masih pukul 6 pagi, artinya dia masih punya banyak waktu untuk memasak sarapan.
Dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian menuju dapurnya. Pagi ini menunya adalah pancake karena kemarin putra kembarnya yang meminta.
Taeyong tersenyum kecil menatap pancake buatannya, menaruh biskuit diatasnya agar terlihat lebih menarik.
Kemudian melepas apron hitamnya dan berjalan menuju lantai atas dimana ada kamar si kembar. Kamar dengan cat biru langit dan beberapa hiasan khas anak-anak di setiap sudutnya.
"Mark, bangun sayang." Taeyong mengusap pipi si kecil.
"Mommy~" anak itu mengulurkan tangannya minta gendong, ibunya tersenyum dan menggendong Mark.
"Bagaimana tidurmu, jagoan?"
"Mark mimpi menjadi semangka." ucapnya sambil menyembunyikan wajahnya di leher sang ibunda.
Taeyong tertawa pelan sambil mengangguk, "sekarang bangunkan dongsaeng, Mommy siapkan air hangat dulu, ya."
Mark diturunkan pada ranjang Jeno yang masih tidur memeluk guling hijaunya.
"Jeno, bangun~"
"Jeno..."
"Jeno!"
Si dongsaeng tidak kunjung bangun membuat Mark sebal, Jeno itu sangat sulit dibangunkan.
Berakhir dengan Mark yang mengguncang tubuh adiknya, membuat anak yang lahir lebih lambat 20 menit itu menangis keras.
"Hey, kenapa jagoan?" Taeyong datang tergopoh-gopoh, langsung menggendong bungsunya.
"Mark hyung!" Jeno mengadu sesekali mengusap matanya yang memerah.
"Jangan diusap terus, nanti mata Jeno sakit."
Jeno selalu menangis ketika dibangunkan siapa saja kecuali Mommy nya. Katanya jika orang lain yang bangunkan Jeno merasa sebal.
"Ayo mandi."
────────────
"Makan pelan-pelan, Jeno." Taeyong mengingatkan putra bungsunya, pokoknya kalau sudah bertemu dengan makanan kesukaannya Jeno jadi lupa diri.
"Hehe~" anak itu tertawa menunjukkan giginya yang rapih.
Mark makan dalam diamnya, anak itu lebih tenang seperti Daddy nya.
Sedang satu-satunya pria paling dewasa disana hanya menatap dalam diam kedua anaknya sesekali menyantap pancake yang dihiasi buah peach.
"Hati-hati, belajar yang rajin ya jagoan. Ingat, jangan nakal."
Mark dan Jeno mengangguk, berusaha meraih ibunya meminta peluk perpisahan. Taeyong mencium kedua anaknya sebelum mereka masuk ke mobil hitam milik Jaehyun.
Taeyong hanya menatap kepergian mobil hitam yang membawa anaknya sambil tersenyum, kemudian masuk untuk kembali menyelesaikan pekerjaannya.
Membersihkan tiap ruangan, menata ruang bermain anaknya dan membeli beberapa bahan masakan untuk dimasak nanti malam.
Kegiatannya setiap hari hanyalah ini, kadang kala dia merasa kesepian ketika hanya ada dia di rumah. Tapi dia cepat-cepat mencari pekerjaan apapun untuk menghilangkan rasa bosan itu, sesekali membaca buku-buku tebal milik ayah si kembar.
────────────
Pukul 11 siang si kembar sampai di rumah dengan supir, anak-anak itu nampak riang memasuki rumah dengan teriakan yang menggelegar.
Taeyong datang dengan senyum lebar, "bagaimana di sekolah kalian hari ini?"
"Senang, Mark berkenalan dengan anak baru. Namanya Lucas, dia dari Hongkong."
"Jeno tidak punya cerita, tapi Mark hyung meninggalkan Jeno karena punya teman baru!"
Taeyong menatap Mark, "Hyung tidak boleh seperti itu ya, walaupun sudah punya teman baru tapi hyung tidak boleh lupa dengan teman lama, apalagi Jeno kan dongsaeng Mark hyung."
Si sulung menunjukan wajah menyesalnya, "maafkan hyung ya, dongsaeng." mereka berdua berpelukan.
"Kalau begitu saatnya ganti baju kalian lalu makan siang, arra?"
"Ya!"
Taeyong menatap kedua putranya yang berjalan menaiki tangga menuju kamar, mereka sudah semakin besar. Secara sadar dia menyaksikan tumbuh kembang si kembar Jung.
Anak-anakku.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy ✅
Fanfiction[END] Taeyong hanyalah sosok ibu pengganti untuk si kembar. [⚠] BxB, Mpreg, Missgendering, Lil bit angst. © kelonin, 2021.