Korea Selatan saat ini sedang dilanda hujan berhari-hari tanpa henti, si kembar tidak lagi berangkat ke sekolah. Mereka terpaksa harus belajar di rumah selama hampir seminggu ini. Taeyong juga selalu berada di rumah untuk temani anak-anaknya, kalaupun berbelanja dia hanya akan memesan lewat aplikasi dan tinggal menunggu paket datang.
Jaehyun tetap harus ke kantor untuk melakukan meeting dan temu kolega. Kemarin pria itu tidak pulang setelah mengabari hujan terlalu lebat, berbahaya untuk pulang malam-malam.
Tapi pagi ini Jaehyun kembali dengan keadaan basah kuyup dan wajah yang pucat. Taeyong datang tergesa ke arah si pria tinggi yang berdiri di depan pintu.
"Jaehyun-ssi!" Taeyong membantu melepas jas Jaehyun yang sudah basah dan berat, menggantinya dengan handuk putih besar. "Aku akan siapkan air hangat, tunggu sebentar." Dia kemudian berlari menuju lantai atas untuk siapkan air hangat di kamar mandi milik Jaehyun.
Taeyong membuka pintu kamar Jaehyun dengan susah payah, diikuti dengan duo krucil di belakangnya dia masuk membawa nampan berisi bubur dan air putih serta beberapa obat. Diletakkannya nampan hitam itu pada meja samping ranjang Jaehyun, "Jaehyun-ssi, buka matamu sebentar."
Jaehyun membuka mata sipitnya, menoleh menatap Taeyong yang sedang menatapnya dengan tatap khawatir. Jaehyun tersenyum lebar, "ya, sudah."
Mark dan Jeno menaiki ranjang Jaehyun perlahan, anak-anak itu tatap ayahnya dengan pandangan sedih. Mereka baru saja selesai sarapan dan ayahnya pulang dengan keadaan hampir pingsan jelas membuat mereka khawatir.
"Makan dulu lalu minum obatmu." Taeyong menyodorkan bubur yang telah dibuatnya di depan Jaehyun, ada meja kecil omong-omong. "Aku akan mengambil kompres."
"Tunggu." Jaehyun mencekal pergelangan tangan Taeyong. Pria itu menatap dengan mata merahnya, "aku tidak bisa makan sendiri."
Taeyong melirik tangannya, melepas cekalan tangan si ayah dua anak perlahan. "Tapi kau bisa menahan tanganku-"
"Aw! Tanganku nyeri, mungkin kelelahan bekerja..."
Mark menatap ayahnya heran, aneh sekali.
────────────
Taeyong menaruh mangkuk bekas bubur pada wastafel, mencucinya pelan-pelan seraya kembali mengingat kelakuan Jaehyun. Pria itu akhir-akhir ini terlihat aneh dan jauh lebih banyak ekspresi daripada dulu-dulu.
Meminta disuapi ketika dengan mudahnya Jaehyun mencekal tangan Taeyong, bahkan dia merasakan sendiri pegangan itu sungguh kuat dan terasa panas karena Jaehyun sedang demam.
Dia menggeleng tidak tahu, mungkin saja Jaehyun berubah jadi manja ketika sedang sakit. Taeyong anggap itu adalah wajar.
"Mommy..." Jeno menyusul membawa boneka anjingnya, bocah itu meminta digendong.
"Jeno sudah besar, hm? Sudah tambah berat." Taeyong tersenyum menatap si bungsu, mencium pipi gembul anak itu berkali-kali.
"Jeno mau main..." Ucap bocah itu pelan, dia terlihat sedih. "Bosan di dalam rumah."
Beberapa hari ini anak-anak memang tidak keluar dari rumah karena hujan terus turun, bahkan sampai siang ini pun masih hujan deras walau tidak sederas tadi pagi.
"Di luar 'kan sedang hujan, bagaimana kau mainnya setelah hujan reda?" Taeyong berusaha bujuk bungsunya.
Jeno menggeleng ribut seraya tenggelamkan wajahnya pada bahu sang ibu, "hujan tidak akan reda." Ucapnya.
"Jeno... Hujan itu datangnya dari Tuhan, kita tidak bisa memaksa hujan untuk berhenti." Taeyong mengarahkan kepala bungsunya untuk ditatap. "Jeno berdoa saja ya agar Tuhan cepat berhentikan hujan?"
Sebisa mungkin Taeyong memberikan pengertian untuk si bungsu yang memang lebih sulit dibandingkan dengan sulungnya.
"Iya..." Jeno kembali tenggelamkan wajahnya. "Ngantuk..."
Taeyong tersenyum seraya mengusap punggung kecil Jeno, dia sudah menduga bahwa bungsunya ini sedang mengantuk sejak datang ke hadapannya.
"Ayo tidur di kamarmu."
"Tidak, mau tidur dengan Mommy."
"Baiklah, kita tidur di kamar Mommy."
Jeno mendongak, "No, no Jeno mau tidur di kamar Daddy bersama Mark hyung dan Mommy."
Taeyong menghela napas, "baiklah, jagoan."
Taeyong kembali ke kamar Jaehyun dengan Jeno dalam gendongannya, boneka anak itu bahkan sudah dibawanya karena tadi terjatuh di tangga.
Jaehyun mengangkat kepalanya guna tatap si pria muda, "Jeno tidur?" Dia bertanya pelan yang dibalas anggukan oleh Taeyong.
"Dia mau tidur disini." Ucap Taeyong kemudian, dia merebahkan tubuh Jeno di samping Mark yang sudah hampir memejam.
"Mommy..." Jeno kembali buka matanya menatap sang ibu, kode minta dipeluk.
Taeyong menoleh ke arah Jaehyun, "aku hanya akan menidurkan Jeno sebentar, bolehkah?"
Jaehyun jelas tidak masalah dengan itu, wajahnya terlihat berseri walaupun dengan demam. Taeyong merebahkan dirinya di samping Jeno, beruntung ranjang ini berukuran super besar sehingga mampu menampung 4 orang dewasa sekalipun.
Taeyong tetap fokus untuk menepuk pantat Jeno walaupun dia merasa sangat-sangat tidak nyaman ditatap oleh Jaehyun dari seberang, padahal ada Mark dan Jeno menengahi, tapi bisa-bisanya pria itu tiduran menyamping sambil menyangga kepala.
Jeno tidak kunjung tidur, bocah itu malah dengan santainya bermain dengan kancing kemeja Taeyong. "Jeno, tidur sayang." Ibunya beralih mengusap kepala kecilnya.
Mark sudah jauh berlayar di alam mimpi sambil memeluk guling milik ayahnya. Anak itu jelas akan sulit bangun walau mendengar suara guntur.
Yang dilakukan si pria muda hanya pasrah menunggu Jeno tidur dalam keadaan tidak nyaman. Sampai akhirnya setengah jam terlewat dengan si bungsu yang juga sudah tidur. Dia berdiri perlahan dan menyelimuti kedua anaknya.
Taeyong hendak keluar tapi Jaehyun sekali lagi mencegahnya. Dia menatap pria ayah dua anak sekali lagi. Jujur masih merasa sangat aneh, malah risih juga ditatap seintens ini oleh pria yang bukan siapa-siapa. Maksudnya bukan kekasih atau sahabatnya.
"Aku juga tidak bisa tidur." Jaehyun menatap Taeyong dengan senyum kecil, mencurigakan.
"Kau sudah minum obat Jaehyun-ssi, harusnya setelah ini itu bereaksi." Balas Taeyong yang mulai kesal dengan posisi ini.
"Tapi aku tidak merasa ngantuk."
Taeyong mengangguk mengalah, "lalu apa yang harus aku lakukan untukmu?"
Jaehyun bersorak dalam hati, tidak sulit untuk membuat Taeyong menuruti ucapannya.
"Bisa kau menidurkan aku seperti kau menidurkan Jeno?"
TBC
ARGJSJSBSKSKSBSJ ANEH BANGET RASANYA NGETIK PART INI
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy ✅
Fanfiction[END] Taeyong hanyalah sosok ibu pengganti untuk si kembar. [⚠] BxB, Mpreg, Missgendering, Lil bit angst. © kelonin, 2021.