Jaehyun memantapkan hatinya, dia yakin bahwa perasaanya terhadap Lee Taeyong adalah cinta. 5 tahun bukan waktu sebentar, mereka tinggal bersama dan terbiasa, kemudian jadi cinta. Cinta yang mungkin hanya dirasakan oleh Jaehyun seorang. Karena dia tidak tahu apakah Taeyong merasakan hal yang sama dengannya, pria muda itu sangat sulit ditebak.
Afeksi yang Jaehyun berikan sepertinya tidak pernah sampai pada Taeyong, mungkin tahu tapi pura-pura tidak tahu.
Jarak diantara mereka semakin jauh, rasanya Taeyong berada di titik tertinggi sedangkan Jaehyun masih berada di tangga terbawah."Mark, kemari." Taeyong berseru memanggil si sulung yang masih duduk bersama ayahnya di halaman belakang. Dia sedang menyuapi si kembar omong-omong.
"Jeno! Jeno!" Si bungsu melompat agar sang ibu melihatnya. Taeyong tersenyum kecil dan menyuapkan sesendok nasi dan lauk kepada Jeno. Mark menyusul kemudian dan pergi lagi setelah menerima suapan dari ibunya.
"Setelah ini cuci tangan, cuci kaki dan gosok gigi kalian. Arra?" Jeno mengangguk masih dengan mengunyah makanannya.
Setelah memastikan si kembar tidur siang Taeyong memulai kesibukannya dengan tanaman-tanaman di halaman belakang. Mencukur daun-daun yang mulai kering dan menambahkan pupuk.
"Aku bantu." Jaehyun mengangkat sekarung pupuk membawanya ke dalam rumah kaca penuh bunga-bunga. Itu adalah milik Hana yang kemudian dirawat adiknya.
Taeyong beralih mengurus bunga-bunga yang berada di dalam rumah kaca, menutup atapnya karena hari sudah mulai siang. Dia menoleh ke belakang dimana Jaehyun masih berdiri tegak disana, kiranya pria itu sudah pergi sedari tadi.
"Rumah kaca ini dulu milik Hana." Jaehyun memulai ceritanya. Taeyong memang sibuk tapi dia masih mendengarkan. "Dia sangat suka tanaman dan bunga-bunga, rumah kaca ini dipesan saat ulangtahun pernikahan kami yang kedua."
Ayah dua anak itu menatap sekelilingnya, "terimakasih sudah merawatnya." Jaehyun tersenyum walaupun sosok pria lain disana tidak melihatnya. "Kalau tidak ada Lee Taeyong mungkin semua bunga milik Hana sudah lama mati."
Taeyong tersenyum kecil, tidak berniat membalas semua ucapan Jung Jaehyun walaupun dia bisa. Hanya, tidak ingin berbicara.
────────────
"Malam ini tidak perlu masak." Suara Jaehyun membuat Taeyong menghentikan kegiatannya dalam mengeluarkan bahan-bahan masakan.
"Kita makan di luar bersama-sama."Taeyong mengangguk patuh, kembali menata bahan masakan yang telah dikeluarkannya ke dalam lemari pendingin.
"Aku akan mempersiapkan anak-anak." Ucapnya kemudian tinggalkan Jaehyun sendiri di depan pantry.
Malam ini Jaehyun membawa anak-anak berserta Taeyong ke restoran Italia, bahkan memilih tempat VIP agar tidak terganggu dengan pengunjung lain.
Taeyong terlihat bingung menatap menu yang semuanya tidak dia ketahui. Jujur saja ini first time Taeyong makan di restoran Italia.
"Pilih makanan kalian, boys."
Mark menatap ayahnya, "I can't pronounce it."
Jeno menoleh, "Me too! Me too!"
Taeyong tertawa kecil menatap tingkah lucu si kembar, "tunjuk saja, hyung ini akan menulisnya untuk kalian." Dia menunjukan kertas kecil berwarna hitam yang dibawa oleh waiters.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy ✅
Fanfiction[END] Taeyong hanyalah sosok ibu pengganti untuk si kembar. [⚠] BxB, Mpreg, Missgendering, Lil bit angst. © kelonin, 2021.