Jaehyun menatap foto si kembar yang baru saja lahir, tepat 5 tahun yang lalu. Kemudian mengalihkan pandangannya ke karpet tebal di depan TV.
Disana, Mark dan Jeno sedang bermain. Mereka tumbuh jauh lebih besar, tidak seperti di foto yang sedang dipandangnya.
Mereka tumbuh dengan baik, dokter mengatakan bahwa Mark adalah bayi yang sangat lemah dibanding Jeno, bayi itu punya potensi untuk mati di hari itu juga.
Tapi Tuhan begitu baik, dua malaikatnya masih disini bersamanya. Bahkan bayi yang hanya menangis kini telah pintar bicara.
"Daddy!" Jeno berlari menerjang ayahnya dengan pelukan. Membawa robot di tangan kirinya dan menyodorkan pada Jaehyun.
Dilihat dari manapun Jung Jeno adalah anak Jaehyun, mereka memiliki 90% kesamaan pada fisiknya.
"Ada apa, hm?" Ucap Jaehyun seraya membetulkan posisi bungsunya.
"Kenapa Mommy belum pulang? Jeno rindu." Bocah itu menjawab dengan lesu. Melepas mainannya dan terjatuh begitu saja di karpet.
Taeyong sedang pergi untuk membeli beberapa bahan makanan yang mulai habis. Tadinya dia akan mengajak si kembar, tapi berhubung ayah mereka di rumah jadilah dia pergi sendiri.
Lagipula itu kesempatan agar Jaehyun bisa lebih dekat dengan kedua putranya. Mengingat bagaimana sibuknya pria itu sampai tidak punya waktu untuk keluarganya.
"Sebentar lagi."
"Sebentar lagi itu berapa lama?" Mark datang berusaha menaiki sofa dengan kaki pendeknya.
"Sebentar lagi, Mark." Anak itu bersender pada lengan ayahnya sambil memainkan lego yang kemarin baru dibeli.
Mereka bertiga berdiam diri di ruang keluarga, televisi menyala menayangkan kartun ulat kuning dan merah yang ceroboh dan jorok.
Pintu besar berwarna coklat terbuka, Taeyong berdiri disana setelah menutup pintunya kembali.
"Oh, hai." Dia tersenyum menatap anak-anaknya.
"Mommy!" Jeno berusaha turun dari pangkuan ayahnya dan berlari pada ibunya.
"Hai jagoan, Mommy terlalu lama, ya?"
"Hum! Jeno lapaaaaar sekali. Mau pasta!" Ucapnya semangat sambil memperlihatkan perut bayinya.
Taeyong tertawa, "baik-baik, Mommy akan buatkan pasta spesial untuk Mark hyung dan Jeno."
Mark tersenyum sambil mengangguk, membantu ibunya membawa belanjaan yang lebih ringan menuju dapur.
Jaehyun disana menatap semua itu, dia tertinggal jauh dan rasanya hanya seperti pengganggu disini. Anak-anaknya lebih dekat dengan pamannya.
────────────
"Ekhem." Jaehyun berdehem seraya merapikan dasinya.
Taeyong sedang menata bekal untuk anak-anaknya hanya menoleh sekilas dan kembali sibuk.
"Ekhem!"
"Butuh sesuatu, Jaehyun-ssi?"
Taeyong adalah orang yang lumayan peka, Jaehyun gengsi memanggilnya."Kau lupa membuatkan aku kopi." Jawabnya dengan wajah datar seperti biasa.
"Oh! Maaf, akan segera aku buatkan." Taeyong menutup kedua bekal anak-anak kemudian beralih membuat kopi.
Mark dan Jeno datang dengan berlarian kecil kemudian diperingati Taeyong karena takut anaknya terjatuh dari tangga.
"Kopimu." Disodorkannya kopi milik Jaehyun kemudian fokusnya kembali pada si kembar yang meminta sarapannya.
Semuanya dilihat oleh Jaehyun, bagaimana telatennya Taeyong merawat si kembar, pria muda itu sangat menyayangi anak-anaknya. Itu bagus, karena memang ini tugas Taeyong.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy ✅
Fanfiction[END] Taeyong hanyalah sosok ibu pengganti untuk si kembar. [⚠] BxB, Mpreg, Missgendering, Lil bit angst. © kelonin, 2021.