Taeyong membaca daftar bahan makanan yang mulai habis dan artinya dia harus berbelanja karena stok makanan di dalam kulkas sudah mulai menipis.
"Wortel, butter, sosis, susu, kopi, terlalu banyak. Aku akan belanja malam ini saja." Taeyong bergumam, mengambil tas hitam khusus belanja miliknya dan segera bersiap untuk berbelanja.
Ini belum terlalu malam sehingga mall sudah pasti masih ramai, dia tidak bisa menunggu sampai besok karena si kembar harus sarapan makanan sehat. Juga Jaehyun dengan kopinya adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.
Mark dan Jeno tidur lebih awal, itu adalah kabar baik untuk Taeyong yang harus berbelanja malam ini. Jaehyun juga di rumah, jadi dia bisa minta pria itu untuk menjaga si kembar.
"Jaehyun-ssi, aku harus pergi belanja. Si kembar sudah tidur, aku titip mereka." Taeyong menatap pria yang tengah duduk di sofa dengan majalahnya.
Jaehyun mendongak menatap Taeyong yang sudah siap akan keluar, membawa tas belanja hitam.
"Malam-malam begini?" Jaehyun bertanya karena biasanya Taeyong belanja di siang atau sore hari.
Taeyong mengangguk cepat, hampir akan pergi sebelum Jaehyun berdiri menghalangi jalannya.
"Aku antar."
Yang lebih muda menggeleng, "si kembar, bagaimana jika mereka bangun?"
Jaehyun meraih ponselnya, "suruh satu orang kesini untuk menjaga anakku, sekarang." Dia menatap Taeyong yang masih membuka bibirnya. "Selesai, bisa kita pergi sekarang?"
"Y-ya." Taeyong mendadak gugup ditatap oleh Jaehyun, dia hanya diam sambil mengikuti si ayah dua anak.
Mobil Lamborghini Huracan melaju kencang menembus dingin angin malam Kota Seoul yang masih ramai. Jaehyun fokus dengan jalanan sementara Taeyong menatap pemandangan dari jendela.
Taeyong berkali-kali membaca catatan yang telah dibuatnya, mengambil yang perlu dibeli dan menaruhnya ke dalam troli belanja yang didorong oleh Jaehyun.
Baru kali ini, benar-benar baru kali ini Taeyong belanja ditemani oleh Jung Jaehyun si pengusaha muda.
Si yang lebih tua hanya diam seraya terus mengikuti kemanapun Taeyong pergi. Sudah lama dia tidak berbelanja, hanya sibuk bekerja sampai lupa rumah.
Matanya terus ikuti Taeyong yang tidak henti bergumam menyebutkan nama-nama bahan makanan, itu terlihat sangat lucu.
"Oh! Kopi!" Taeyong berjalan cepat menuju rak penuh kopi, mengambil satu yang paling menjadi kesukaan Jaehyun. "Sudah semuanya, kita ke kasir, Jaehyun-ssi."
Jaehyun mengangguk mendorong troli menuju kasir bersama dengan Taeyong di belakangnya.
"Total semuanya 112 won, Tuan."
Taeyong mengangguk, memberikan black card milik Jaehyun kepada si kasir untuk digesek.
"Terimakasih sudah berbelanja." Taeyong tersenyum membalas ucapan si wanita kasir, membawa tas hitam miliknya.
"Biar aku yang bawa." Jaehyun meraih tas hitam Taeyong. Lumayan berat untuknya tapi sangat berat untuk Taeyong yang memiliki lengan kecil. Biasanya ada Pak Kim yang akan membawakan belanjaan, tapi sekarang adalah Jaehyun.
"Jaehyun?" Sosok wanita berambut panjang melambai tangan pada Jaehyun yang menatap balik, masih berusaha memindai siapakah wanita yang memanggilnya.
"Roseanne Park?" Jaehyun menatap si wanita.
"Yes it's me! Kau berbelanja?" Sebuah pertanyaan tidak bermutu tapi tetap Jaehyun angguki.
"Aku tidak tahu kau kembali ke Korea."
Rose dan Jaehyun adalah teman semasa kuliah, tapi di semester 3 wanita itu pindah ke Selandia Baru."Aku datang ke Korea sebulan yang lalu, dan wow disini banyak berita tentangmu Jung Jaehyun." Wanita itu menaikan kedua aliasnya menggoda Jaehyun. "Oh! Siapa ini?"
Taeyong yang merasa ditunjuk segera membalas dengan senyum malu-malu, dia tidak pernah bertemu dengan wanita secantik ini sebelumnya. "Aku Lee Taeyong."
"Roseanne Park, are you married?" Rose menunjuk Jaehyun dan Taeyong bergantian.
"Tidak Nona, kita teman." Taeyong membalas cepat, Rose tersenyum lebar.
"Bagus, kalau begitu aku tidak punya saingan." Ucapnya seraya merangkul bahu Jaehyun.
Jaehyun melirik Taeyong, tidak ada reaksi berarti dari pria muda itu. Dia hanya diam sambil melempar senyum kearahnya.
"Aku harus segera pulang, anakku menunggu." Jaehyun melepas rangkulan itu dan membawa tas hitam kembali ke tangannya.
"Karena kebetulan bertemu, ini untukmu." Rose memberikan sebuah kertas tebal berwarna hitam putih dengan aksen mewah khas kerajaan.
"Undangan pernikahan?" Jaehyun membolak-balik kertas itu, menatap Rose dengan pandangan selidik. "Orang gila mana yang mau denganmu, Park Chaeyoung?"
Rose memukul lengan Jaehyun sampai menimbulkan bunyi, Taeyong tahu itu pasti sakit.
"Taeyong, tolong ajari suamimu ini untuk berkata lebih sopan."
Taeyong tertawa hambar, tidak berniat membalas ucapan Rose.
"Aku duluan, tolong datang dan bawa hadiah mahal untukku ya Tuan CEO."
Rose melempar senyum ke arah Taeyong sebelum pergi dari sana.Jaehyun menoleh ke samping, "Taeyong?"
"Ya, Jaehyun-ssi ada apa?" Balas Taeyong.
Ayah dua anak itu menghela napas panjang, mereka masih berada di basemen mall dan Jaehyun belum berniat untuk menyalakan mesin mobilnya. Dia hanya sedang dilanda rasa bingung luar biasa.
"Roseanne Park adalah temanku." Ucap Jaehyun setelah hening lama. Pria itu mengeratkan pegangannya pada kemudi, "dia akan menikah."
Taeyong mengangguk, kemudian membuka ponselnya guna mengecek pesan yang baru saja masuk.
Hening kembali, Jaehyun menoleh menatap Taeyong bahkan dia melepaskan tangannya dari kemudi untuk lebih fokus menatap si pria muda.
"Tidak ada reaksi lain?" Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Taeyong menoleh secepat kilat dengan pandangan bertanya.
"Reaksi apa yang kau maksud, Jaehyun-ssi?"
Jaehyun menggeleng, menyalakan mesin dan pergi dari sana.
────────────
Jaehyun menatap halaman samping mansion, mereka sudah pulang beberapa jam yang lalu dan mungkin saja Taeyong sudah tidur saat ini.
Dia lelah, Jaehyun butuh istirahat tapi matanya tidak bisa terpejam walau dia sudah sangat mengantuk. Memikirkan kembali perilakunya beberapa hari ini terhadap Taeyong, mengapa dia seperti seorang remaja yang baru mengenal cinta begini?
Sekarang Jaehyun mengaku bahwa dirinya telah jatuh ke dalam pesona Lee Taeyong jauh sebelum dia menyadarinya. Tapi sepertinya perasaannya ini tidak terbalas. Pria muda itu bahkan tidak bereaksi apapun saat dirinya dipeluk oleh orang lain, tapi Jaehyun selalu merasa tidak suka jika Taeyong dekat dengan pria maupun wanita lain.
"Hana kau dengar aku?" Jaehyun menatap langit malam, jarang sekali melihat bintang di kota sehingga yang dia lihat hanyalah langit mendung.
"I miss you."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy ✅
Fanfiction[END] Taeyong hanyalah sosok ibu pengganti untuk si kembar. [⚠] BxB, Mpreg, Missgendering, Lil bit angst. © kelonin, 2021.