9. That's Jealous, Dude

23.3K 2.8K 149
                                    

Satu pekan berlalu sejak kejadian Jongin-datang-ke-mansion. Jaehyun mengalami penurunan mood drastis, pria gila kerja itu beberapa kali tertangkap tidak fokus dalam pekerjaannya.

Buktinya tadi pagi saat meeting terjadi beberapa kesalahan yang biasanya tidak pernah terjadi.

Jaehyun juga seringkali marah-marah walaupun tempramen pria itu memang buruk, tapi ini menjadi lebih sering dan membuat karyawan semakin stress dibuatnya.

"Ada apa denganmu, Jung?" Johnny menatap sahabatnya heran, sejak kapan Jung Jaehyun yang perfect jadi sekacau ini, "ada masalah dengan pekerjaanmu?" Tanyanya ketika tidak mendapati jawaban.

"Kau terlihat seperti sedang jatuh cinta."

Jaehyun melirik sang sahabat yang 2 tahun lebih tua diatasnya, "maksudnya?"

Johnny tertawa seraya menaruh handphonenya pada meja kaca, "matamu itu, sudah lama aku tidak melihatnya. Terakhir kali saat kau bilang jatuh cinta dengan Hana."

Ah, Johnny jadi penasaran siapa orang beruntung yang bisa cairkan hati si raja dingin ini.

"Tidak mungkin, Hana masih ada disini." Ucapnya sambil menunjuk dada bagian kiri, "aku tidak akan pernah mengkhianati istriku."

"Terserah saja, Hana mungkin masih disana. Tapi kau tidak bisa berbohong kalau kau sedang jatuh cinta." Johnny menatap Jaehyun jengah, "Hana sudah bahagia, jangan biarkan istrimu sedih disana."

Jaehyun membuang napasnya kasar, beralih menjadi bersandar pada kursinya. "Kemarin anak-anakku pergi dengan teman Taeyong."

"Hubungannya?" Johnny menatap heran, kenapa tiba-tiba jadi bercerita si kembar.

"Tentu saja ada hubungannya. Harusnya mereka pergi denganku, ayahnya, bukan dengan pria bernama Kim Jongin yang tidak dikenal. Bahkan pria itu berani sekali masuk ke dalam rumahku." Balas Jaehyun, moodnya semakin buruk karena mengingat

"Jadi?"

Jaehyun melempar bolpoin ke arah Johnny, merasa kesal karena pria tinggi itu terlihat tidak peduli dengan ceritanya.

Johnny tertawa, "kau punya banyak koneksi Jung Jaehyun, tinggal kau suruh saja anak buahmu untuk mencari siapa Kim Jongin."

"Aku kan sudah bilang lebih baik kau mengambil libur beberapa hari untuk menemani si kembar." Ucapnya kemudian.

"Itu mendadak, cabangku di Canada benar-benar butuh perhatian lebih." Jaehyun menghela napasnya lelah, merasa bersalah karena tidak bisa temani si kembar berlibur. Waktunya juga tersita oleh pekerjaan terus-menerus sampai tidak ada sedikit waktu untuk perhatikan tumbuh kembang anaknya.

"Oh, aku harus menjemput kekasihku." Johnny menatap jam yang bertengger di tangannya, "satu lagi, kau bukan hanya cemburu karena Jongin lebih dekat dengan anakmu." pria itu tersenyum lebih lebar. "Tapi juga cemburu karena Taeyong masih berhubungan baik dengan cinta pertamanya."

────────────

Tepat pukul 7 malam Jaehyun memasuki area mansionnya bersama dengan supir, beberapa hari ini dia memang menggunakan supir daripada mengemudi sendiri seperti biasanya.

"Selamat datang, Tuan." Sambut salah satu maid yang berdiri di depan pintu besar Mansion Jung.

Jaehyun hanya melewati tanpa membalas atau sekedar melempar senyum. Sekarang yang ada di pikirannya adalah cepat-cepat ke kamar sebelum-

"Jaehyun-ssi." Panggil Taeyong, pria itu menatap punggung lebar ayah si kembar yang berjalan tergesa-gesa.

Jaehyun berhenti tanpa berniat menoleh pada sosok yang panggil namanya. Taeyong semakin dibuat heran, dia sudah berdiam cukup lama disini tapi Jaehyun tidak kunjung menatapnya.

 Mommy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang