16. Freedom

20.9K 2.8K 171
                                    

Bebas adalah ketika perasaanmu merasa tentram seakan rongga dadamu memilki banyak ruang untuk menghirup udara. Kesejukan yang sulit untuk ditemukan.

Harusnya itu yang Taeyong rasakan, tapi nyatanya dia tidak merasakan hal tersebut sama sekali. Setelah obrolan panjangnya bersama Jaehyun yang 'membebaskannya' Taeyong menjadi lebih banyak diam untuk berpikir.

Bagaimana bisa dia meninggalkan si kembar hanya untuk sebuah kebebasan yang dia inginkan sejak lama?

Bisakah dia meraih mimpi-mimpi yang telah lama terkubur?

Bisakah Taeyong mencari bahagianya sendiri?

Atau, bisakah si kembar hidup tanpanya? Tanpa Taeyong? Tanpa Mommy mereka?

"Mereka tidak bisa." Taeyong bergumam, meremas piyama biru pastelnya kasar sebelum menjatuhkan seluruh beban tubuhnya pada ranjang empuk.

Biarkan Taeyong mengistirahatkan hati dan pikirannya sejenak sebelum hadapi hari esok.

────────────

Pagi tiba, Taeyong seperti biasa melakukan aktivitasnya yang tidak jauh-jauh dari mempersiapkan si kembar bersekolah, membuat sarapan, membuat kopi, dan menyiapkan bekal makan siang anak-anaknya.

Mark dan Jeno sudah siap di meja makan sejak beberapa menit yang lalu menunggui ibunya yang masih sibuk membuat susu di dapur. Jaehyun datang menyusul setelah itu, mendudukan dirinya di kursi paling tengah sebelum memberi sapaan selamat pagi kepada putranya.

"Bagaimana tidur kalian?" Tanya Jaehyun seraya menyeruput kopinya yang masih panas.

"Sangat nyenyak." Balas Mark sambil tersenyum ala anak kecil. Kedua tangannya dilipat diatas meja dengan kaki yang bergelantung lucu.

"Apakah Daddy tidur dengan baik?" Giliran si bungsu yang bertanya kepada ayahnya.

Jaehyun tersenyum dan mengangguk kecil. Dua bocah kembar itu sesekali berdiskusi tentang bagaimana siput bisa beranak sebelum Taeyong datang menata sarapan.

Sarapan berjalan seperti pagi-pagi yang telah berlalu, berakhir dengan Jaehyun yang selesai pertama kemudian disusul kedua putranya dan Taeyong yang paling terakhir.

"Tuan, ada yang ingin bertemu." Seorang pria berbaju serba hitam datang menghadap Jaehyun, itu adalah pria yang selalu menjaga mansion bagian depan jika Taeyong ingat.

"Siapa?" Jaehyun menoleh menatap si bawahan.

"Saya tidak tahu, tapi dia bilang Anda sudah membuat janji temu." Jaehyun mengangguk setelah memberi ijin agar tamu yang dimaksud menemuinya.

Taeyong tertawa menanggapi cerita kedua putranya, dia baru saja kembali ke lantai atas untuk menyiapkan jadwal pelajaran si kembar hari ini. Matanya menatap ke bawah di mana telah ada Jaehyun dan seorang wanita sedang mengobrol di sofa. Tidak biasanya ada yang bertamu kemari, apalagi seorang wanita.

Mark dan Jeno berlari menuju ayahnya, mereka ingin cepat-cepat pergi ke sekolah. "Daddy!" Pekik si bungsu melompat menduduki paha Jaehyun.

"Pelan-pelan, Jeno." Jaehyun memperingati, menatap Mark yang kesusahan menaiki sofa dan membantu si sulung. "Perkenalkan diri kalian dengan noona itu." Jaehyun menunjuk si wanita yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara anak dan ayah itu.

 Mommy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang