7. Baekhyun

22.4K 2.7K 19
                                    

Kejadian di part ini adalah seminggu sebelum Taeyong mendapat telepon dari ibunya.

────────────

Baekhyun menghela napasnya berat, sudah lama dia tidak pulang karena menetap di Amerika. Kali ini kedatangannya tidak ada yang mengetahui termasuk adiknya yang selalu dia kabari.

Mansion Lee masih terlihat sama ketika terakhir kali dia pergi. Hanya di depannya terdapat banyak tanaman mawar berbagai warna.

"Baekhyun?" Donghae menaruh sekopnya. Berjalan menghampiri sosok pria kecil yang berdiri di depan pintu mansion.

"Ya, Appa." Balasnya. Dia sangat rindu dengan orangtuanya, tapi ingatan 5 tahun yang lalu masih membuatnya tidak bisa bebas memeluk mereka. Bagaimana mereka membuang Taeyong kepada Jung Jaehyun begitu saja, bahkan dia yakin sampai sekarang adiknya belum menginjakkan kakinya disini.

"Kau, kenapa tidak mengabari jika pulang? Appa bisa menjemputmu." Donghae tersenyum, menarik anaknya masuk ke dalam. Yoona pasti senang anaknya pulang.

"Yoona! Lihat siapa yang pulang!" Donghae berteriak di ruang tengah, Yoona sedang membuat brownies di dapur hanya bergumam. Tidak sadari ada sosok pria yang tengah dia rindukan.

"Eomma..." Panggil Baekhyun.

"B-baekhyun?! Kau pulang?!" Yoona tergesa melepas sarung tangannya. Berlari memeluk anak sulungnya.

"Iya, ini kejutan."

Yoona tersenyum walau merasakan perbedaan dari sifat si sulung padanya, pria itu tidak lagi melempar senyum yang bisa buat matanya menyipit, tidak lagi memeluknya erat. Nada bicaranya tidak tunjukan sebuah kebahagiaan setelah bertemu dengan orangtuanya.

"Duduk dulu, Eomma sedang membuat brownies. Tunggu ya."

Baekhyun berjalan menyusuri Mansion Lee, masuk ke kamar yang sudah lama tidak ia jamah. Kamarnya masih sama, poster-poster masih menempel rapi. Kamar ini terlihat baru saja dibersihkan.

Kemudian tangannya buka pintu kamar lain, kamar Taeyong. Adiknya yang tidak pernah lagi ia lihat wajahnya. Kamarnya nampak masih sama, meja-meja itu masih berisi action figure Spongebob yang dia beli dengan mengumpulkan uang sakunya setiap hari.

────────────

"Bagaimana kabarmu, Nak?" Yoona menjadi orang pertama yang keluarkan suara di ruang keluarga malam itu.

"Baik." Baekhyun jawab seadanya, tidak bermaksud pongah tapi dia masih belum terbiasa dengan keadaan ini. Keluarganya sudah berubah sejak lima tahun yang lalu, dia tidak bisa paksakan dirinya untuk baik-baik saja ketika kenyataannya tidak begitu.

"Taeyong, apa dia pernah datang?" Baekhyun menatap kedua orangtuanya.

Donghae tidak berniat balas ucapan sulungnya, terlampau tidak ingin bahas si bungsu yang menjadi sumber perubahan ini.

Tanpa dijelaskan pun Baekhyun tahu jawabannya, Taeyong tidak pernah pulang. Adiknya masih bersama dengan Jung Jaehyun merawat anak-anaknya.

"Aku hanya sebentar di Korea, lusa aku sudah kembali." Baekhyun berucap tiba-tiba, mengeluarkan beberapa oleh-oleh untuk orangtuanya serta Taeyong. Sengaja menaruh hadiah untuk Taeyong supaya pemuda itu datang kesini nantinya.

"Ini khusus untuk Taeyong." Baekhyun menyodorkan kotak berwarna pink kepada ibunya, "tolong berikan ini jika Taeyong pulang."

"Anak itu tidak akan pernah menginjakkan kaki di rumah ini." Donghae menyeletuk. Yoona menghela napasnya, menepuk punggung suaminya agar lebih tenang.

Udara terasa semakin berat. Sosok ayah dan anak saling lemparkan tatapan tidak bersahabat. Bukan ini yang Baekhyun inginkan, dia hanya ingin semuanya kembali seperti semula.

"Appa memang tidak pernah berubah, aku pikir setelah aku pergi kalian akan berubah pikiran atau setidaknya mengasihani adikku. Apa yang kalian harapkan? Hana hidup lagi? Itu tidak akan pernah terjadi." Baekhyun berujar pedas, matanya bergetar saat Donghae berdiri tiba-tiba dengan tatapan menusuknya sampai ke ulu hati.

"Appa bersikap seolah hanya Appa yang kehilangan disini, kalian-" Baekhyun melirik ibunya, "kalian tidak melihat aku dan Taeyong yang juga kehilangan saudara! Tidak, Taeyong bahkan juga kehilangan figur orangtua di usianya yang masih remaja." Baekhyun turut berdiri sambil menatap ayahnya.

Kali ini saja biarkan Baekhyun melindungi adiknya, melindungi keluarganya.

"Hana juga adikku, aku melihat bagaimana anak itu lahir dengan keadaan yang sangat jauh dari kata baik. Aku masih memahami ketika kalian begitu melindunginya, tapi semakin aku dewasa aku melihat bagaimana kalian sangat peduli dengan Hana sampai melupakan aku dan Taeyong. Aku bahkan ingat ketika Eomma mengandung Taeyong, Eomma sama sekali tidak peduli dengan kandungan Eomma, tapi Tuhan sangat baik sehingga dia membiarkan adikku lahir walaupun hidupnya tidak diharapkan."
Baekhyun merasakan lega luar biasa setelah semua kata yang dari dulu dia pendam berhasil terucap olehnya sendiri.

"Tidak masalah jika tidak sekarang. Aku harap Appa dan Eomma memahamiku, kali ini saja. Bagaimanapun Taeyong juga anak kalian, saudaraku." Baekhyun meraih tas hitamnya, "aku harus segera pergi." Membungkuk lama sebelum akhirnya keluar dari ruangan kekurangan udara itu.

Biarkan kali ini Baekhyun tidak mendapatkan pelukan untuk dirinya sendiri, karena dia akan memberikan pelukan itu untuk Taeyong.

Yoona berdiri, pergi dari sana meninggalkan Donghae dalam keterdiamannya.

────────────

Malam itu Baekhyun memilih menikmati kota Seoul di malam hari untuk mengurangi stresnya. Tempat yang paling dia rindukan adalah Sungai Han, jadi dia segera kesana setelah membeli kopi panas dan beberapa camilan.

Sungai Han di malam hari sangat ramai, pemandangan malamnya sangat indah, bulan memantul dari airnya. Dia jadi teringat Taeyong, mata anak itu seindah bulan malam.

Baekhyun bukanlah pria yang hidupnya selalu mulus, karena pada kenyataannya selain keluarganya yang hancur, kehidupan percintaannya tidak pernah berhasil.

1 tahun yang lalu dirinya menerima kabar dari teman di Korea bahwa pria yang dia cintai telah menikah dan mungkin saja sekarang sudah punya anak. Baekhyun memilih jalan ikhlas, karena cinta tidak harus memiliki.

Pergi ke Amerika adalah salah satu caranya untuk menghindari semua masalah itu. Berharap bisa lupakan semua yang tertinggal di Korea walau tidak semudah kedengarannya.

Pikirannya masih disini bersama adiknya. Masalah ini sudah berhasil dia selesaikan walaupun hasilnya belum terlihat sejauh ini, tapi semoga secepatnya orangtuanya cepat sadar.




























TBC

 Mommy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang