21. Truth, or dare?

43.4K 8.2K 4.1K
                                    

hai semuanya maaf telat update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hai semuanya maaf telat update. author ngira gaada yg nunggu, eh ternyata lumayan banyak juga ga nyangka banyak yg antusias sama cerita absurd ini 😭🙏🏻 makasih banget ya yang udah baca cerita VANOKILA. semoga bisa menghibur kegabutan kalian 🤎

***

STEVANO MAHENDRA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

STEVANO MAHENDRA

***

"Main TOD kuy!" ajak Rendy pada teman-temannya setelah selesai makan-makan.

"Ayook dah, gak sabar gua pengen nistain si Kang Empeng." ujar Zakry seraya melirik Leon.

"Bacot!" balas Leon.

"Sssst udah jangan digituin. Nanti nangeess harus disumpel empeng baru diem." sindir Rendy.

"LO SEMUA MAU GUE DEPAK, HAH?!" gretak Leon kesal. Dia heran kenapa semua anggotanya songong padanya. Berasa gak ada harga diri sebagai ketua :)

"Ck, udah gausah ribut bisa ga sih? Ini restoran, bukan rumah nenek," tegur Vano.

"Ya udah mulai dah cepet, mulai!" suruh Zakry lalu matanya melirik ke arah Gio dan Cheryl. "Bang Gio sama Kak Chei ikut kan?"

"Kagak lah, gabut amat," tolak Gio langsung. "Gua mau pulang, mau buc—"

"Ikut!!" sergah Cheryl semangat membuat Gio melotot.

"Loh?! Kok ikut sih, by? Pulang aja ah! Ngapain sih ikut-ikutan mainan gak jelas gini?" protes Gio.

"Ya gapapa, aku mau dapet dare! Siapa tau nanti darenya disuruh teriakin orang atau ngeprank marah-marahin orang! Kan seru!" ujar Cheryl dengan mata berbinar-binar.

Oh iya lupa. Istrinya kan lagi ngidam aneh-aneh.

Gio pun terpaksa mengalah. Demi baby-nya. "Yaudah terserah kamu aja."

"Oke. Siapapun yang gabisa laksanain truth atau dare yang kita kasih, Kena hukuman. Dia harus minum dua botol alkohol sampe abis dan mabok. Deal?" ujar Rendy membuat satu ruangan heboh.

"Gass!"

"Ck, aneh-aneh aja sih lu pada! Minum alkohol itu dosa. Lo mau ibadah lo pada di banned 40 hari?" peringat Vano.

"Tuh, dengerin kata adek gue. Lagian istri gue lagi hamil lo suruh minum alkohol. Bayi gue mati lo pada mau tanggung jawab?"

"Ya mati tinggal bikin lagi, Bang," ujar Leon keceplosan namun langsung menutup mulutnya dan buang muka sebelum kena hajar Gio.

"Yaudeh kalo gitu hukumannya makan duren aja, kan bisa mabok juga tuh," saran Zakry sesat.

"Yey! Duren! Aku mau duren! Yuhuu!!" seru Cheryl semangat.

"Ampun dah, Cher. Bayi lo masih di dalem perut aja udah meresahkan gimana udah keluar," ujar Kila tak habis pikir.

"Jangan duren, deh. Ganti yang lain." sergah Vano membuat Rendy mengerutkan alis.

"Kenapa?"

"Gue gak suka duren. Nanti gue muntah lo mau tanggung jawab?"

"Ya tenang aja. Kalo lo ga bisa makan, nanti minta orang lain berkorban buat lo." ujar Rendy.

"Maksudnya?"

"Jadi gini rulesnya. Kalau ada siapapun yang gabisa ngelakuin dare dan gak mau makan durennya, harus ada yang berkorban makan duren buat nolongin orang itu. Gampang kan?" kata Rendy.

"Oke, deal!! Gaskeun!"

Rendy kemudian memutar botol aqua diatas meja untuk menentukan siapa yang kena, putaran pertama botolnya berhenti kearah Vano.

"Van, truth or dare?"

"Truth aja dah biar gercep," ucap Vano tanpa pikir panjang.

"Oke. Jadi.. lo masih ada rasa sama Kila?" tanya Rendy membuat semua orang langsung batuk-batuk. Sementara Kila salting dan dag dig dug. Pipinya pun memerah.

"Ngapa jadi bengek berjamaah lo pada?" cibir Vano kesal. Tapi sebenarnya menahan malu.

"Ayo Van, jawab!" ujar Rendy.

"Jawab! Jawab! Jawab!"

Vano menghela napas berat. Ia diam beberapa saat. Dan itu membuat jantung Kila berdegup tak karu-karuan. Ditatapnya Vano lama. Menunggu lelaki itu membuka suara tapi ia tak kunjung melakukannya.

"Van—"

"Gue.." Vano menghembuskan napas lagi. Matanya menatap ke arah lain. "Gue gak bisa jawab. Sorry."

Deg. Rasanya seperti ada yang memukul dada Kila dengan keras. Sesak. Kenapa.. Vano tidak mau jujur padanya?

Padahal ia sudah berharap lebih..

Rendy, dengan ekspresi kecewa, menatap Vano. "Ya udah. Kalo gitu lo makan durennya sekarang."

"Gue aja yang makan." sergah Kila tiba-tiba membuat semua perhatian tertuju padanya. Termasuk Vano yang terkejut.

"Kil, Lo—"

"Gapapa," Kila tersenyum miris. "Kan lo ga suka. Biar gue aja yang makan."

"Kil, ga usah kaya gitu."

"Gapapa, Van—"

"Ya udah gue ngaku. Gue.. gue masih sayang Kila." ujar Vano pada akhirnya membuat hati Kila mencelos.

"V—Van?"

Vano menatap Kila dalam. "Gue masih sayang sama lo, Kila. Perasaan gue ke lo dari dulu sampai sekarang ga pernah berubah."

"CIEEEE!! UHUYYY!! PAJAK BALIKAN NEHH!!" seru teman-temannya heboh. Sementara Kila malah terdiam karena salting. Senyumnya mengembang. Tak menyangka bahwa ternyata Vano juga masih mencintainya.

Drrrrttt

Namun tak lama Vano merasakan ponsel di sakunya bergetar cukup lama. Ia pun menyuruh teman-temannya diam sebentar dan mengecek ponselnya.

Betapa kagetnya ia ketika melihat notifikasi di layar ponselnya.

(2) missed call from Arin

Sial! Menyadari itu Vano buru-buru mengubah mode getar di ponselnya menjadi silent dan mengunci ponselnya. Lalu memasukannya ke dalam saku lagi dengan buru-buru.

Kila melirik Vano curiga. "Kenapa, Van? Ada yang nelpon, kah?"

Vano tersenyum, namun seperti dipaksakan. "Gaada."

***

SPAM FOR NEXT PART ➡️

JANGAN LUPA FOLLOW @REVOLVERWP UNTUK INFO SPOILER & PENERBITAN 🔥

UNDER THE SAME ROOF: VANO & KILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang