18. Kok ngamok?

48.5K 9.3K 1.3K
                                    

Sementara Vano malah ketawa tawa setelah naik histeria, dari naik sampai turun dari wahana Histeria Kila malah menangis histeris tak berhenti-berhenti.

"Hahahaa kasiaan, takut ya?" tanya Vano sambil mengacak rambut Kila. Kila menahan senyum. Ga sia-sia gue pura-pura takut, dapet rejeki mayan.

"G—Gue gamau naik itu lagi.. hiks," kata Kila sambil sesegukan dengan dramatis. "Gue takut banget, jantung gue kayak mau copot rasanya, Van. Lo jahat..,"

"Gue mau pulang.." Kila pura-pura terisak. "Pokoknya gue mau pulang.."

"Dih kok gitu? Jangan dong. Baru mau seneng-seneng." Vano refleks merangkul Kila dari depan. Aduh double kill anjrit, mulai besok gue jadi menye-menye aja kali ye biar dipeluk terus. "Yaudah gue maafin yaaa. Kita beli cotton candy mau?"

"Mau banget lah anjing!!" batin Kila.

"Yaudah ayo, udah jangan nangis lagi." ujar Vano sambil mengelap air mata Kila dengan ibu jarinya.

Siapapun, tolongin Kila mau pingsan! Triple Kill woy ini mah!!

Akhirnya Kila dan Vano pun duduk kursi panjang sambil memakan cotton candy. Tak yang berbicara satupun, Kila sibuk memperhatikan tampannya wajah Vano dari samping, sementara Vano mengamati lampu-lampu wahana yang sudah pada dinyalakan karena mulai gelap. Sepertinya sebentar lagi mau hujan..

"Eh, Van, kayaknya kita harus neduh deh. Udah mauㅡ"

"WOY!!!"

Begitu mendengar suara teriakan, keduanya refleks menoleh keasal suara. Seketika mereka cengo begitu melihat siapa yang datang.

"L—Leon.. Kenapa lo ada disini?" tanya Kila bingung.

"Ya suka-suka gue lah." jawab Leon sambil ngos-ngosan.

"Gue juga ada!" Rendy tiba-tiba muncul dari belakang Leon sambil tunjuk tangan.

"Gue juga," timpal Zakry ikutan tunjuk tangan.

"NGAPAIN LU PADA IKUT-IKUT GUA!!!" bentak Vano emosi. Males banget kalau ada mereka, seru kaga. Ngerusuh iya! Apalagi kalo nanti si Leon minta ngempeng! Meledak udah kepala gue cok.

"UDAH SANA LO PULANG AJA DAH!! NGEMPENG SANA NGEMPENG!!" bentak Vano pada Leon.

"Eits tidak bisa," Leon mengeluarkan serenteng empeng dari tas selempangnya. "Gue bawa stok banyaaaak,"

"JANCOK!!" umpat Vano kasar.

"Lho.. Kalian?"

Vano menengok begitu ada suara cewek yang familiar dari arah lain. Ternyata ada Cheryl... sama Gio yang lagi jalan berduaan, melihat kearah Vano Kila dengan tak percaya.

Vano, Kila, Leon, Rendy dan Zakry serempak teriak. "LAH, CHEI? GIO?"

"Lo pada.. kenapa ada disini?" tanya Vano getir.

"Lah gue emang udah ada janji sama Gio." jawab Cheryl. "Lo sendiri ngapain coba disini?"

Sedangkan Gio cuma menghela nafas jengkel. "Hhh.. anjing emang, susah amat mau berduaan sama istri,"

"Dahlah bala, males gue kek gini," keluh Vano frustasi.

Gio langsung memelototi adik laki-lakinya itu. "Apa lo, Van? Ga suka ada gue sama Cheryl di sini? Lo pikir gue suka ada lo di sini? Kaga anjing!! Gue pengen berduaan sama Cheryl malah ketemu lo pada,"

"Dih kok lo jadi sewot?! Gue kesel bukan cuma karena ada lo doang, tapi nih tuyul tuyul ikut juga," jawab Vano sembari melirik Leon, Rendy dan Zakry dengan penuh dendam.

"BACOT!! DAHLAH EMOSI GUE BANGSAT!! GABISA APA GUE SEKALI AJA BERDUAAN SAMA ISTRI GAADA YANG GANGGU!!" teriak Gio lantang sampai semua pengunjung dufan mendengarnya.

"HARUSNYA GUE YANG MARAH GI NGAPA JADI LO!! KALO LO MAU BERDUAAN DI KAMAR SONO, SETAN!!" balas Vano tak kalah ngegas.

Dan akhirnya, waktu mereka jalan-jalan pun malah habis untuk gelud.

UNDER THE SAME ROOF: VANO & KILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang