32. Ziarah

32.6K 3.7K 2.4K
                                    

Halo mochiii, mocha is backk! Sekarang VANOKILA udah ada AU nya di ig loh, kalian udah baca belom??

Baca di IG ku @achaamrn yaa!

Jangan lupa ramein komen! Happy reading mochi 🤎

***

"Kila, bangun."

Sedang tidur pulas-pulas, mendadak Kila merasakan seseorang menggeplak kakinya dengan bantal, guling atau selimut— entahlah apa itu yang jelas itu membuyarkan mimpi indahnya menikah dengan Vano.

"Apaan sih, kan gue jadi batal nikah!!" geram Kila sambil menutup kepalanya dengan bantal. Masih setengah sadar.

"Nikah sama siapa lo?"

Mata Kila langsung melotot begitu mendengar suara tersebut adalah sosok yang ia nikahi di mimpi itu.

"Hah?! Anjir gue ngigo!" pekik Kila panik.

Menyilangkan kedua tangan di depan dada, Vano menatap Kila dengan alis bertaut. "Lo jadi mau ikut ga?"

"Ikut ke mana? Lari pagi? Mager ah! Kecuali kalo larinya sambil lo gendong gue!" jawab Kila ngelunjak.

Vano menghela napas. Sudah lelah. "Bukan, gue mau ngelayat ke makam Arran. Lo ikut ga?"

Deg.

Seketika Kila terperangah terduduk dalam diam. Tatapannya kosong, menerawang entah kenapa. Seperti tengah memikirkan sesuatu.

Vano mengerenyit. "Lah? Kenapa bengong?"

"Gapapa." Kila tersenyum pada Vano, namun seperti sedikit dipaksakan. "Gue ikut."

***

Leon, Vano, Zakry dan Rendy mendatangi pemakaman yang sepi itu. Sembari duduk di depan pusara, Leon menaruh bunga di vas yang terletak dekat batu nissan Arran.

Arran, salah satu anggota Revolver angkatan 2 sudah meninggal lima tahun lalu akibat dibunuh oleh anggota geng Allegra.

"Lo baik-baik aja disana kan, Ran? Gimana rumah barunya? Leon menatap makam Arran dengan sendu. "By the way, Gue punya kabar baik buat lo."

"Revolver udah aman sama gue sekarang. Gue udah ditunjuk jadi ketua utama Revolver, dan gue bakalan tanggung jawab atas Revolver sepenuhnya. Jasmine juga udah sama gue, gue janji bakalan jaga dia apapun yang terjadi. Yuri juga udah nikah, udah punya anak," kata Leon dengan suara gemetar, tak dapat menahan tangis saat mengatakannya.

"Dan lo? Lo pasti sekarang udah nemuin kebahagiaan lo kan, Ran? Udah ketemu nyokap sama bokap lo disana, ketemu juga sama bidadari cantik disana. Semoga lo betah dirumah baru lo ya, Ran? Kita semua disini sayang lo. Kita semua disini rindu sama lo. Tungguin kita ya, Ran? Suatu saat nanti kita bakal kumpul sama-sama lagi. See you on top, Ran," ucap Leon.

Sementara anak-anak Revolver masih berdoa di makam Arran, Kila melihat kesekeliling pemakaman. Dan pandangannya terhenti di kavling makam yang tak jauh dari tempat berdirinya.

Tanpa sepengetahuan Vano dan teman-temannya, Kila melangkah pelan ke kavling 21, Lalu satu membacakan satu persatu nama yang tertulis di batu nisan disana.

Sampai akhirnya Kila berhenti melangkah ketika berhasil menemukannya.

Ayu Maharani
Binti Rajendra
Lahir: Surabaya, 8 Januari 1975
Wafat: Jakarta, 24 Juni 2005

Hanya membaca sebuah nama di batu nisan tersebut membuat kedua kaki Kila lemas. Gadis itu lantas duduk di tempat duduk kecil yang ada di sebelah makam itu.

Matanya berkaca-kaca begitu menyentuh permukaan tanah makam yang hanya ditumbuhi sedikit rumput dengan taburan bunga tersebut dengan lemah.

"Ma, Maaf ya. Kila kabur dari rumah. Kila udah gak tahan lagi di sana," ucapnya lirih seraya mengusap batu nisan Almarhum ibunya.

"Papa pergi entah ke mana, beliau gak pernah pulang lagi. Dan istrinya gak pernah peduli sama Kila. Apalagi anak-anaknya sering banget cari kesalahan Kila dan mojokin Kila. Sampai akhirnya sekarang Kila bayar kuliah, makan, dan kebutuhan sehari-hari Kila berjuang sendiri, Ma," ujar Kila dengan suara gemetar tak karuan. Air matanya yang sedari tadi ia tahan pun akhirnya jatuh.

"Tapi.. Untungnya sekarang Kila diizinin numpang di rumah seseorang yang Kila cintain. Namanya Vano. Stevano Mahendra. Dulu, dia sayang banget sama Kila," lanjut Kila lagi.

"Dia selalu ada di samping Kila di saat senang maupun susah. Di saat Kila gak punya seorangpun untuk mengeluh, mengadu dan bersandar. Dia udah Kila anggep keluarga Kila sendiri, rumah Kila sendiri. Kila gak kesepian lagi walau Papa sama Mama udah gak ada, tapi, sayangnya..."

Kila menghela napas berat. "Kila gak tau sampai kapan Vano bolehin Kila tinggal di rumahnya. Mungkin dia udah muak sama Kila. Tapi Kila selalu berusaha dapetin hati Vano lagi, biar Vano mau nikah sama Kila dan Kila gak sendirian lagi."

"Kalau Vano gak bisa nerima Kila lagi.." Air mata Kila semakin menjadi. "Kayaknya Kila gaakan kuat deh, Ma. Lebih baik Kila ikut mama aja. Kila gak bisa hidup sendirian, Ma. Ini terlalu berat Kila."

"Kila?"

Suara berat itu membuat Kila mengadah. Vano tahu-tahu sudah berdiri di hadapannya membuat hati gadis itu mencelos.

"Kil, lo ngapain disini?" tanya Vano bingung. Kila mengalihkan pandangannya. Sial... Apa yang harus dia katakan?

"Kil?" Vano mulai menatap Kila curiga. "Ini makam siapa?"

"Oh i—ini.. makam bibi gue, Van," jawab Kila berbohong.

***

1-BANYAK KATA BUAT PART INI 🥰

SPAM YANG BANYAK BUAT NEXT PART🤎🤎🤎

Pleasee buat kalian yang suka sama cerita ini tolong bantu Mocha buat rekomendasiin di IG, Tiktok, Twitter atau apapun yang butuh rekomendasi wp yaaa🥺 terimakasih banyaakkk 🙏🏻

Boleh minta tolong? tetap setia dan dukung cerita-ceritaku yaa, karena kalian sangat berarti & mood bgt buat mocha🥰

Jangan lupa juga buat SS PART INI + tag @revolverwp biar di repost yaa! ilysm guyss❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

SEE YOU NEXT PART🏁🏁🏁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNDER THE SAME ROOF: VANO & KILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang