20. Rumah Hantu

46.9K 8.5K 1.1K
                                    

Kila benar-benar menyesal. Tau begini dia tak usah maksa sok-sokan masuk rumah hantu. Mendingan dia disuruh naik histeria sekali lagi daripada kayak gini.

Meskipun dari awal dia sudah tutup mata tetap saja suaranya mencekam. Mana dari tadi dia merasa ada yang mencolek-colekanya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan syaitonirojim.

"Vanooo kamu dimana siiii, aku takut.." lirih Kila mau nangis. Boro-boro bisa nyari Vano, dia sendiri bahkan dari tadi tak berani liat kesekeliling sama sekali. Badannya merinding. Tapi untungnya ada Leon disini, jadi Kila bisa pegangan di kain kaosnya.

"KYAAAA!!!"

Tiba-tiba Kila merasa seperti ada yang mencolek lengannya.

"Sssst jangan teriak," Leon mendadak menggandeng tangan Kila dan melindungi cewek itu ke dalam dekapannya, Kila refleks lepasin tangan dia. Bentar lagi rata dia sama Vano.

"J—JANGAN PEGANG PEGANG GUE!!" sentak Kila.

"Eh maap maap kelepasan," ucap Leon salting. "Jangan bilangin Jasmine ye, ntar stok empeng gue ditarik,"

Kila menempeleng jidat Leon. "SARAP LO!!"

"Udah ayo keluar dari sini," Leon pun mengajak Kila berjalan cepat melewati ruangan kosong yang banyak foto-foto seram.

"Le, lo aja kek yang di depan! Gue takut anying!" protes Kila.

"Ya udah lo di belakang gue aja,"

"Jangan di belakang juga! Nanti gue ditarik setan gimana!"

"Ya terus lo maunya dimana neng?! Di atas? Gue gendong lo gitu? Ribet anjir!"

"YA LO SEBELAH GUE AJA!"

"Dari tadi kek!"

Kila ketakutan tapi untungnya otak Leon lagi encer. Dia sudah ngedot tadi pagi jadi dia tau lewat jalan yang mana biar ga dikerjain hantu. Tapi tiba-tiba ketika mereka melewati bawah tangga..

"HUWAAAAA!!!" jerit Kila sekencang-kencangnya ketika dikejutkan oleh hantu berwajah putih pucat, rambutnya panjang semacam kuntilanak didepannya dan Leon. Kila menangis sejadi-jadinya sampai badannya gemeteran.

"Misi saya mau lewat. Tolong jangan ganggu ya," kata Leon sambil senyum ke kuntilanak itu.

Kila membuka matanya perlahan sambil sesegukan, dan Kila melihat 'kuntilanak'nya berjalan menjauhi mereka dengan darah yang mengalir di hidungnya.

"K-Kuntilanaknya mimisan." gumam Kila.

"Ahahaha. Ketua Revolver dilawan," jawab Leon sok ganteng.

Belom tau aja tuh kunti kelakuan Leon kayak apa. Kalo tau juga mundur.

Sampai diluar, ternyata Kila dan Leon adalah yang paling pertama berhasil keluar.

"Thanks Le.. gue gatau lagi kalo gaada lo," ucap Kila dengan nafas tersengal abis lari-lari.

"WOI!!!" Mendadak Kila mendengar suara Vano dari arah lain. Kila menoleh, dan melihat Vano dan Gio lari-lari kearahnya dan Leon. Rambut, wajah dan bajunya sampai basah oleh keringat.

"Yaampun Van.. Lo gapapa? sampe keringetan begitu.. kasian banget sih lo.." kata Kila iba.

"Udah? puas kan lu pada?" tanya Vano nantangin temen-temennya, dia keliatan "Udah ayo pulang Kil,"

"Eeeeeh, mau kemana lu? makan dulu lah!" Rendy menggenggam bahu Vano. "Jarang-jarang nih kita kayak gini. Ga solid banget sih. Ayo pada mau makan ga nih? Gua traktir."

Zakry mengipas-ngipas kaosnya yang basah. "Makan apa Ren? Mau deh gue laper."

"Yaudahlah kalo di traktir gua mau." sahut Gio.

"KAGA!! GUA PULANG!!" tolak Vano ngegas.

"Vano.." Kila menarik kain hoodie Vano. Dia kebiasaan banget suka emosian kayak gini. "Udahlah Van, kita makan bareng aja. Bener kata Rendy, kita kan jarang banget ngumpul kayak gini."

Vano menghela nafas berat, terpaksa menuruti Kila lagi.

"Yaudahlah," jawab Vano pasrah.

UNDER THE SAME ROOF: VANO & KILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang