Dia pernah merasa kehilangan. Berat memang. Tapi ... mengapa sekarang rasanya sangat menyesakkan? Dia berharap ini hanya mimpi. Tapi, bagaimana jika ini nyata dan mereka benar-benar pergi?
Solitude by AndharaRP
🕯🕯🕯
Hari itu dia pulang terlambat.
Karena kerja kelompok yang menyebalkan. Padahal sudah waktunya pulang, tapi malah hujan deras. Ainsley harus menunggu setidaknya sampai hujan reda. Tapi itu akan lama.
Akhirnya gadis itu pulang diantar oleh orang tua temannya menggunakan mobil. Turun dari mobil di gerbang perumahan. Hujan sudah mulai reda.
Komplek ini selalu sepi. Sangat membosankan. Tidak seru. Dan memuakkan.
Sebenarnya Ainsley ingin pindah. Bahkan dia sudah pernah meminta pada ayah dan ibunya. Tapi mereka tidak bisa karena pekerjaan keduanya.
Terkadang dia selalu merasa bahwa akhir-akhir ini perasaannya tidak enak. Selalu ada energi negatif yang datang dan berakhir membuatnya sakit kepala. Tapi dia tidak tahu itu apa.
Saat berada di kelokan terakhir menuju rumah, Ainsley membelalak. Kenapa rumah itu gelap sekali? Apa ayah dan ibunya belum pulang? Tapi biasanya jam segini mereka sudah sampai rumah. Jarang sekali pulang terlambat. Kalaupun iya, pasti mengabari.
Ainsley mengeluarkan ponsel. Menyalakan senternya. Mengarahkan cahaya senter itu ke depan. Menerangi rumah yang gelap.
Saat dia membuka pintu, ternyata tidak dikunci. Bukankah itu artinya mereka di rumah? Atau ternyata ada maling yang masuk? Gawat! Jangan sampai mereka mengambil uang tabungannya!
Gadis itu masuk dengan langkah pelan. Ada bau aneh saat melangkah ke dalam. Ini seperti bau amis.
"Ayah ...."
Tidak ada jawaban. Ainsley melangkah ke ruang tamu.
"Ibu ...?" Lagi-lagi tidak ada suara.
Langkah kakinya membawanya ke arah dapur. Matanya membelalak saat cahaya senter ini menangkap sebuah tangan. Tangan yang tampak tidak asing.
Diarahkannya senter itu untuk mencari tahu siapa pemilik tangan itu.
Tubuhnya gemetar.
Itu ... tangan Ibu!
Ainsley berteriak dan refleks melempar ponselnya saat melihat ayah dan ibunya tergeletak dengan darah di lantai.
Jantungnya memompa darah dengan begitu cepat. Darahnya berdesir. Napasnya terengah-engah. Dia menempel di dinding. Berusaha menetralkan detak jantung yang semakin cepat.
Siapa pun! Katakan bahwa ini hanya mimpi!
🕯🕯🕯
Kesamaan dalam cerita ini merupakan ketidaksengajaan. Cerita ini murni dari ide sendiri tanpa adanya plagiasi. Seluruh tokoh dan alur adalah fiksi. Murni hanya imajinasi.
Konflik ringan. Sedikit bab. Kata per-chapter tidak terlalu banyak.
Chapter 1 akan menyusul dalam waktu yang tidak ditentukan. Tidak memiliki jadwal update.
🕯🕯🕯
Start: Bogor, 3 September 2021.
Finish : -Created by AndharaRP.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solitude
Teen FictionBagaimana perasaan kalian saat melihat kematian orang tua kalian sendiri? Bagi Ainsley. Rasanya sangat ... entahlah, gadis itu tidak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata. Gadis itu kini hidup sebatang kara. Dihantui oleh mimpi-mimpi ketika Ayah...